Mohon tunggu...
abeliaartanti
abeliaartanti Mohon Tunggu... Mahasiswa

Nama saya Abelia Artanti dan saya merupakan mahasiswa jurusan Sastra Belanda di Universitas Indonesia. Saya memiliki minta dalam bidang sejarah, politik, dan literatur.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masjid Al-Hikmah di Den Haag Sebagai Representasi Identitas Diaspora Muslim Indonesia di Belanda Sejak Tahun 1996

6 Juni 2025   16:00 Diperbarui: 6 Juni 2025   14:38 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto Masjid Al-Hikmah di Den Haag (Sumber: travel.detik.com/Kredit Foto))

Agama Islam di Belanda

Belanda dikenal dengan kincir angin dan bunga tulip, namun negara ini juga memiliki banyak masjid yang tersebar di berbagai daerah. Beberapa masjid dibangun dari nol, seperti Masjid Ar-Rahman di Eindhoven, dan ada pula yang dulunya gereja, seperti Masjid Al-Hikmah yang sebelumnya adalah Gereja Immanul di Den Haag.

Keberadaan masjid-masjid ini tak lepas dari peran imigran Muslim, terutama dari negara-negara bekas jajahan Belanda, termasuk Indonesia. Migrasi warga Indonesia ke Belanda meningkat sejak 1945, terutama dari kalangan mantan tentara KNIL asal Maluku. Pada 1951, ribuan dari mereka menetap di Belanda. Sejak 1980-an, jumlah diaspora Indonesia bertambah, banyak yang datang untuk studi dan kemudian menetap, berkontribusi di bidang akademik dan bisnis.

Kini, komunitas Muslim Indonesia cukup besar, khususnya di Den Haag yang menempati posisi kedua setelah Amsterdam dalam jumlah penduduk Muslim Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan ibadah, diaspora Indonesia membangun masjid-masjid seperti Masjid Al-Hikmah dan Masjid Al-Ichlaas yang menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial.

Sejarah Pendirian Masjid Al-Hikmah 

Awalnya, umat Islam Indonesia di Den Haag membangun Musholla Al-Ittihad, namun seiring bertambahnya jamaah, musholla itu tak lagi mencukupi. Pada akhir 1995, H. Probosutedjo membeli bekas Gereja Immanuel seharga 1 juta Gulden, yang kemudian direnovasi dan dijadikan Masjid Al-Hikmah. Masjid ini diresmikan pada 1 Juli 1996, dan menjadi pusat kegiatan keagamaan, sosial, serta budaya komunitas Muslim Indonesia di Belanda.

Masjid ini memiliki dua lantai; lantai atas untuk shalat dan lantai bawah untuk pengajian. Ribuan jamaah hadir setiap Ramadhan dan hari besar Islam. Kegiatan rutin seperti shalat berjamaah, pengajian, yasinan, hingga pengislaman muallaf juga aktif diselenggarakan.

Masjid ini dikelola oleh Stichting Masjid Al-Hikmah PS Indonesia yang dipimpin KH Nur Hasyim. Pada 2009, interiornya dipercantik dengan kaligrafi karya KH Ali Mahfudz Suyat. Hingga kini, Masjid Al-Hikmah tetap menjadi simbol penting bagi komunitas Muslim Indonesia di Belanda.

Faktor Perkembangan Masjid Al-Hikmah (Sejak  1996)

Perkembangan Masjid Al-Hikmah sejak 1996 dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama pertumbuhan komunitas Muslim Indonesia di Den Haag yang mendorong kebutuhan akan fasilitas ibadah dan ruang komunitas. Dukungan tokoh seperti H. Probosutedjo, organisasi seperti Nahdlatul Ulama, serta yayasan pengelola turut memperkuat perkembangan masjid ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun