Mohon tunggu...
Abdussalam Bonde
Abdussalam Bonde Mohon Tunggu... Pelayan Publik, Orang Doloduo Bolaang Mongondow-Sulut

Orang biasa, bukan sispa-siapa, juga bukan apa-apa. Tapi selalu ingin belajar dan berusaha menjadi yang berguna untuk alam dan manusia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Jalan Ramadhan, Bulan Pencerahan

9 April 2024   17:35 Diperbarui: 9 April 2024   17:39 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber edit Adul

Saudara-saudaraku yang se-iman dan se-Islam; setelah mentari akhir ramadhan memudarkan sinarnya diufuk barat,  sampai pada saat kokok ayam jantan berhentak bersahut--sahutan ketika itu ambang dikaki langit sebela timur mulai merekat samar-samar sebagai isyarat terbitnya fajar satu syawal. Gemuru takbir, tahlil, dan tahmid berkumandang dengan tiada hentinya menghihasi angkasa diseantiro alam raya. 

Sayup-sayup kedengaran kumandang takbir, tahlil, dan tahmi dari bibir umat Islam di seluruh dunia untuk mengantarkan kepergian bulan ramadhan selaku tamu agung yang telah mengertai kaum muslimin selama sebulan. Kini ramadhan bulan seribu  bulan  dengan  beribu-ribu keutamaannya akan pergi meninggalkan kita. Pergi bersama berkah yang ada di dalammnya. Kita antar kepergiannya dengan mengumandangkan takbir, tahlild dan tahmid. 

Gema takbir, tahlil dan tahmid yang dibawa oleh desiran angin yang berhembus di pagi hari satu syawal, akan mengilhami hati kita untuk berpihak pada kebaikan dan kebenaran sekaligus menjadi ungkapan rasa syukur kehadirat yang maha besar Illahi atas curangan nikmat-Nya tanpa pilih kasih termasuk nikmat yang menaungi kita pada saat ini, saat yang sama kita nantikan, saat kebersamaan kita mengambut hari lebaran. Saat bersuka cita, hari bergembira ria bersama sanak dan keluarga sehingga tak ada lagi silang sengketa pada hari ini melaikan hanyalah jalinan kasih dan sayang. Tak seorang pun yang bersedih karena kesulitan hidup yang dihadapi, dan tak ada satu pun rumah tertutup karna kepapaan yang dialaminya. 

Berbahagialah anak-anak yang pada hari ini, masi berkumpul menyaksikan senyuman dan tawa kedua orang tuanya, karena tak sedikit pula anak-anak yang terharu, bersedih, disaat semua orang bergembira sebab ada anak yang tak lagi dapat melihat senyum dan tawa kedua orang tuanya. Mereka telah tiada mendahului kita memenuhi panggilan Illahi. Berbahagialah para suami yang pada hari ini masi duduk  bersama-sama menyaksikan senyum  dan tawa isterinya, sebab ada juga para suami yang bersedih disaat semua orang bergembira karena senyum dan tawa isterinya tak nampak lagi dan begitu pula sebaliknya. Masih banyak juga saudara-saudara kita yang bersedih pada hari ini karena bermacam sebab, dan semoga alunan takbir, tahlil dan tahmid yang berkumandang ini, menjadi obat pelenyap rasa duka dan lara serta kesedihan yang melanda hati. Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa Lillahil Hamd.

Saudaraku, dalam suasana yang penuh keakraban ini sambil bernaung dibawah percikan butiran embun di paginya di satu syawal kita kumandangkan lagi takbir, tahlil, dan tahmid, untuk menggagungkan dan membersarkan nama Allah, karna memang hanya Dia lah yang patut di agungkan dan dibesarkan, keagungan dan kebesaran-Nya meliputi kerajaan langit dan bumi dan tak ada satu orang pun yang dapat menandingi-Nya. Betapapun tinggi dan besarnya seseorang, kepalanya tak akan mencapai bumi, betapapun kekuatan yang dimiliki seseorang kakinya tidak akan mampu memecahkan bumi, dan betapapun kepintaran dan kecanggihan teknologi yang telah dicapai oleh manusia, tak akan mampu menciptakan seekor semut. Itulah arti dan makna kalimat takbir yang kita kumandangkan pada saat ini. 

Ternyata hanya Dia lah Allah yang Maha Akbar. Dia lah yang Maha Besar tak ada akbar-akbar lain yang patut di puja dan disyukuri dalam hidup ini. Dia lah yang berkuasa atas segala sesuatu dan hanya dialah yang mencurahkan nikmat  ataupun ajab kepada yang Dia kehendaki, kepada siapa yang menjadi tumpuan murka dan ajabnya. Meskupun memang kenyataan telah menunjukkan bahwa masyarakat dan bangsa kita sampai saat ini masi diliputi bebagai macam malapetaka dan bencana yang tak bersesudahan. Semua itu yang terjadi adalah akibat dari pada pelanggaran hak-hak Allah, wa idz taadz dzana rabbukum la in syakartum la aziidannakum wala in kafartum inna 'adzaabii lasyadiidun yang artinya "sesungguhnya jika kamu bersyukur, pati kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azzab-Ku sanga tpedih" (QS. Ibrahim : 7). 

Ingatlah peristiwa bencana yang menerpa sebagian masyarakat kita hanya dalam waktu yang sekejab Allah yang Maha Akbar dengan kebesaran dan kekuasaannya mampu melululantahkan penduduk suatu negeri yang lupa kepadanya "Fadammarna haa tademiir", arinya : "kami hancurkan negeri itu sehancur hancurnya" (QS al Isra' : 16). Hanya dalam hitungan detik saja segala sarana dan fasilitas hancur berantakan musna ditelan  gempa, tsunami, dan bancir. Ratusan ribu jiwa melayang menjadi mayat-mayat yang bergelimpangan termasuk anak-anak yang tidak brdosa. Gedung-gedung pencakar langit berubah menjadi puing-puing yang berseraka. Situasi keramayan bgitu cepat berubah sangat mengerihkan. Senyum menjadi tangis, suka menjadi duka, kekayan jadi kepunahan. Memang begitulah kejamnya bencana namun kita lupa bahwa penyebabnya adalah kita sendiri, kitalah yang paling banyak berbuat nista, sehingga Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita. "Wahai manusia, bencana apa saja yang menimpa diri kalian, maka bencana itu adalah hasil kerja tangan-tangan kalian.namun demikian amat banyak kesalahan-kesalahan kalian yang dimaafkan oleh Allah". (QS. As Syura : 30). Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa Lillahil Hamd.

Saudaraku, Sebentar lagi kita akan mengimplementasikan ketundukan dan kepasrahan  kepada Sang Khaliq dalam ruku dan sujud kita kepada-Nya yang dibarengi dengan kalimat takwa "Allahhu Akbar Allahhu Akbar Allahhu Akbar, Laa Ilaha Illallahu, Wallahu Akbar, Allahu Akbar Wa Lillahil Hamd". Lantas kita tanggalkan segala bentuk keangkuhan, kesompongan dan kemunafikan. Kita bangkitkan kesadaran pada diri kita masing-masing bahwa kita adalah mahluk yang punya kelemahan yang tak punya kekuatan apa-apa kecuali hanya kekuatan-Nya "laa hawla wa laa quwwata Illa billah", Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan izin Allah.

Selesailah sudah kita melaksanakan puasa ramadhan. Puasa yang telah mengembalikan kita pada fitrah sebagaimana keberdayaan kita saat ini laksana bayi yang baru dilahirkan oleh sang ibu sembilan bulan lamanya. Dari peredaran tahun hijriah yakni sejak dari Muharramn hingga Ramadhan sebagaimana berlaunya kita sembilan bulan dalam kandungan sang Ibu. Ketika itu mata belum tebuka melihat dunia ini, kaki belum bisa melangka menginjakan, sedangkan hati belum bisa berbisik menyebut dosa dan kesalahan dan disaat itulah dikumandangkan dikedua telinga kita kalimat-kalimat suci sebagaimana yang kita kumandangkan saat ini. Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa Lillahil Hamd.

Kini bulan pencerahan hati dan jiwa telah pergi meninggalkan kita, kita pun menangis karena merasa belum banyak mengambil manfaat dari ramadhan, kita sedih karena ibadah kita belum maksimal, target-target yang kita impikan belum terlaksana. Dan kita berduka karena kita tidak akan pernah tahu apakah kita masi berjumpa dengan ramadhan berikutnya. Itu sebabnya diakhir ramadhan, menangislah tujuh petala langit dan tujuh petala bumi dan para malaikat, karena akan berlalu ramadhan dan juga keistimewaannya. Tetapi waktu, terus bergulir dari detik, menit, jam, hari, dan minggu rasanya baru kemarin kita begitu bersemangat mempersiapkan diri untuk memasuki bulan ramadhan, bulan pengkaderan, bulan pencerahan hati dan jiwa. Namun bukan berarti setelah ramadhan pergi melewati kita, tapi kebaikan-kebaiakan tetap harus dipertahankan .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun