Mohon tunggu...
Abdussalam Bonde
Abdussalam Bonde Mohon Tunggu... Pelayan Publik, Orang Doloduo Bolaang Mongondow-Sulut

Orang biasa, bukan sispa-siapa, juga bukan apa-apa. Tapi selalu ingin belajar dan berusaha menjadi yang berguna untuk alam dan manusia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

26: Cherish Anak Muda Harapan Sulut

14 September 2021   01:30 Diperbarui: 14 September 2021   01:53 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini Cherish Herriete Mokogow genap usia 26 tahun. Wanita berparas cantik berdarah Mongondow ini adalah generasi muda melenial, yang menjadi salah satu perwakilan representatif kaum muda di Sulawesi Utara pada tingkat nasional.

CHM, begitu khalayak ramai mengenalnya. Terlahir sebagai seorang anak semata wayang, atau yang biasa kita kenal dengan sebutan anak tunggal. Orang kemudian bertanya kenapa ada klan Mokoagow yang melekat di belakang nama Cherish. Bagi yang belajar sosiologi pasti tahu jawabannya--bahwa masyarakat Indonesia mengenal tiga bentuk klan utama. Yaitu: klan atas garis keturunan ayah (Patrilinial), klan atas garis keturunan ibu (Matrilinial), dan ada klan atas garis keturunan ayah maupun ibu (parental).

Klan Mokoagow tercatat secara historis sebagai salah satu marga asli dalam struktur sosial Mongondow (Kerajaan dan Kekeluargaannya). Adapun Cherish secara matrilinial adalah klan Mokoagow dari pihak Ibunya yang bernama Suryani Soepredjo Binti Martha Mokoagow (Ibu Kandung juga dari Bupati Bolaang Monngondow Yasti Soepredjo Mokoagow, pen) Bin Elisa Mokoagow Bin Maru Mokoagow (asal desa Tabang). Dan jika ditelurusi nasabnya maka, akan sampai ke Raja Loloda Mokoagow.

Adapun istri dari Maru Mokoagow adalah Monge Gonibala, anak dari Kolindatu Gonibala seorang pemuka agama dan pemangku adat berasal dari Matali. Kemudian keluarga ini pergi bermukim di desa Dumagin (Bolaang Mongondow Selatan) dengan tiga anak yang bernama: Sinontak Mokoagow (menikah dengan Abo Komansilan dari Kopandakan, memperoleh anak Halima Komansilan dan dipersunting oleh Nanut Potabuga dari Inobonto). Angkia Mokoagow (menikah dengan Uwaka Bonde dari Doloduo). Dan Elisa Mokoagow (Kakek Bupati Bolmong yang dikenal juga dengan nama Tompoding menikah dengan klan Bulu-Manggopa). 

Dari keluarga inilah terbentuk keluarga besar yang tersebar di daratan Dumoga, Pantura (Wilayah Bolaang Mongondow bagian utara) dan Bolaang Mongodnow Selatan. Hal ini perlu disampaikan kepada semua masyarakat bahwa klan Mokoagow yang melekat pada nama Cherish, adalah berdasarkan matrilinial.

Sejak lahir pada tanggal 14 September 1995, Cherish langsung diasuh dan dijadikan anak angkat oleh Yasti Soepredjo Mokoagow. Cherish kemudian tumbuh dan besar dibawah asuhan dua orang tua hebat, Yasti Soepredjo Mokoagow dan Ibunda tercinta Suryani Soepredjo. Proses bersosialisasi primer dan sekunder telah dijalaninya dengn sempurnah.

Sewaktu kecil Cherish, pernah tinggal dan menghirup atmosfer desa Doloduo yang ketika itu sedang tren dengan pertarungan-pertarungan ala saur sepuh. Dan bisa jadi karena sempat merasakan hawah di medan pertarungan bersama paman-pamannya, termasuk bapak Mohamad Wongso kala itu, telah ikut pula membentuk mental keberanian Cherish untuk tampil bertarung di arena yang lebih luas. Namun dengan model pertarungan dari ala tradisional ke pertarungan politik intelektual milenial.

Di sekolah Cherish, adalah anak paling cerdas. Ia cepat sekali menghafal. Jenius dalam semua mata pelajaran terutama bahasa asing, sehingga sering mendapatkan nilai tinggi. Cherish juga punya kebiasaan membaca buku. Kegemarannya ini membuat pikirannya tajam, terserap dalam logika-logikanya paling dasar. Kecerdasan Cherish, membuat guru-gurunya mensponsori kepergiannya untuk mengikuti pertukaran pelajar dengan mengikuti studi Strata Satu (S1) di Northumbria University Newcastle dengan gelar BA (Bachelor of Arts) in Mass Communication dan melanjutkan Strata Dua (S2) Conventry University London dengan gelar MBA (Master of Business Administration).

Meskipun lama tinggal di luar negeri, Cherish tetap tampil biasa saja namun, penuh kharismatik. Senyuman yang manis dan tutur katanya yang santun sebagaimana umumnya perempuan Indonesia menjadikan ia mudah akrab dengan semua kalangan. Sehingga karakter itulah yang turut membuatnya banyak menuai simpati. Usai menyelesaikan study diluar negeri, Cherish kembali ke tanah air dan mengawali karirnya di dunia usaha, sekaligus sebagai salah satu reporter pada media Cable News Network (CNN) Indonesia.

Bertarung Menjadi Senator

Karir politik Cherish tak pernah terduga sebelumnya. Ia sama sekali tak berambisi menjadi Anggota DPD RI namun, takdir politik telah berkata lain. Pengusaha muda ini sukses meniti karier menuju Senayan lewat Dapil Sulut dengan perolehan suara terting dengan presentase 180.224 suara. Hal boleh dibilang cukup cemerlang sebab langsung menyaingi para seniornya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun