Mohon tunggu...
Abdussalam Bonde
Abdussalam Bonde Mohon Tunggu... Sekretaris - Pelayan Publik, Orang Doloduo Bolaang Mongondow-Sulut

Orang biasa, bukan sispa-siapa, juga bukan apa-apa. Tapi selalu ingin belajar dan berusaha menjadi yang berguna untuk alam dan manusia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PR Buat Para Kader HMI

4 Februari 2021   11:00 Diperbarui: 24 Februari 2021   08:35 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kedua, hilangnya roh intelektual, hal ini terjadi karena semakin jarangnya menggelar dialog-diskusi dan kajian-kajian ke-HMI-an. Bahkan budaya membaca apalagi menulis mulai kurang. Enggan mempelajari ilmu dan kalau belajar ya sepenggal-sepenggal. Akibatnya kader kehilangan jiwa inteletualitas, munculnya kader karbitan dan pecundang. 

Ketiga, pudarnya sikap kritis terhadap fakta-fakta sosial, pelacuran idealisme dan terkikisnya karakteristik indenpendensi serta miskin stratak dalam gerakan. Dampaknya, para kader yang notabene adalah pengandang gelar agenf of change, agent of control, dan moral force berul-betul memalukan. 

Keempat, mobilitas vertikal yang terlalu vulgar dan mengabaikan mobilitas horisontal. Akibatnya HMI menjadi dilematis antara kepentinagn rakyat yang harus diperjuangkan dan keberpihakan pada kekuasaan yang lebih menguntungkan. 

Kelima, menurunnya minat mahasiswa masuk HMI. Ini adalah akumulasi dari hal-hal diatas, karena makin tak populernya HMI dimata mahasiswa dan masyarakat. Maka untuk keluar dari persoalan ini, setiap kader wajib mengembalikan khittah dan arah perjuangan HMI dengan lebih banyak melibatkan diri dalam urusan mahasiswa dan masyarakat. 

Kita Harus merombak secara total “image” negatif yang melekat. Kita harus punya target kedepan bahwa HMI adalah organisasi kader dengan tujuan; "Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam ,dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT" (Pasal 4 AD HMI).

Saya kira kelima hal diatas cukup menggambarkan vitalitas dan tingkat keseriusan masalah yang dihadapi HMI, yang pada dasarnya secara langsung erat kaitannya dengan sejauh mana peran HMI dalam memberdayakan potensi dan kesadaran untuk melakukan intropeksi. Inilah PR buat para kader HMI yang saya maksudkan. Memang masi banyak lagi yang kita harus benahi tapi, saya juga harus realistis bahwa yang dibeberkan diatas hanyalah hal-hal yang paling urgen untuk diselesaikan lebih dulu. 


Tanpa ada upaya itu, tentu saja HMI akan kehilangan popularitas kepercayaan publik dan mulai perlahan-lahan akan ditinggalkan oleh kadernya. Ketika eksistensi HMI tidak lagi bernyali seperti dulu, pada akhirnya pengabdian yang terukir dengan tinta emas berlahan akan sirna dan popularitas HMI tinggalah prasasti. Jayalah HMI kembalilah pada roh pejuangan sejati. #Yakusa#

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun