Kekhawatiran biosekuriti adalah masalah kesehatan global dan karena itu menuntut pemahaman dan koordinasi bersama antara semua negara. Dalam praktik kesehatan global, kolaborasi antara semua pemangku kepentingan dapat membantu dalam menetapkan hasil terbaik menemukan Vaksin virus corona. Termasuk Indonesia bisa membuat vaksin virus ini dalam beberapa bulan ke depan oleh pemangku kepentingan melalui jalur BUMN dibidang farmasi untuk memperkuat rencana manajemen bencana terutama fokus 300 juta vaksin sebelum 2021.
“Saya pikir Indonesia bisa membuat vaksin sebagai upaya biosekuriti harus didekati dengan cara yang sama untuk memberikan perlindungan global dari biorisks dari virus ini. Ini bukan tugas yang mudah, karena banyak kendala berada di jalur untuk memperkuat rencana manajemen bencana yang solid mengenai keamanan tubuh. Mungkin topik yang paling penting bagi semua pemangku kepentingan adalah mengenai siapa yang akan mendanai tahap-tahap pengelolaan ancaman biosekuriti dalam lingkungan kesehatan global. Vaksin virus ini bisa dibuat 300 juta sedangkan sisanya bisa dijual untuk negara terinfeksi virus corona dengan letak geografi tropis juga” Ungkap Kang Rofi Selasa(15/06/2020) jam 13:00 WIB setelah makan siang di Jakarta Selatan
Negara-negara maju mungkin berpartisipasi dalam upaya manajemen biosekuriti, karena mereka kurang mampu menyediakan dana. Sayangnya, negara-negara kurang berkembang juga menjadi sasaran empuk serangan bioteroris, karena mereka kekurangan infrastruktur untuk melindungi dari senjata biologis. Kang Rofi sebagai salah satu anak muda ganteng dan pintar di kelas ini menganjurkan kesiagapan biodefense seperti Amerika.
“ Strategi kesiapsiagaan biodefense bisa sangat mahal, Amerika Serikat telah mengalokasikan miliaran untuk manajemen bencana dan biosekuriti . Namun ketika mengamati sejarah wabah dari masa lalu, akan lebih mahal untuk merespon dan pulih dari patogen biologis daripada biaya awal tindakan pencegahan. Namun, Trump tidak memiliki rencana kesiapsiagaan yang memadai akan mengurangi penyebaran seperti serangan balik, yang mengurangi biaya pasca insiden virus corona” Ucap anak muda ganteng dan pintar ini
Pemanasan global dan dampaknya pada penularan penyakit adalah topik hangat dalam penelitian saat ini, namun tetap menjadi kontroversial di antara banyak orang awam. Meskipun tampaknya bahwa planet ini mungkin memiliki transisi siklus dalam pola cuacanya dari waktu ke waktu, perubahan iklim tampaknya terjadi pada tingkat yang mengesankan dibandingkan dengan data historis dalam wabah virus corona ini. Intelektual Muda ini mengungkapakan Amerika memiliki kejanggalan sejak kampanye Trump.
“Donald Trump presiden terpilih Amerika Serikat yang paling aneh. Dia bukan orang yang percaya pada pemanasan global, dia tak percaya pada pemanasan global yang direkayasa manusia itu. Dia juga tak percaya media-media ramai memberitakan tentang pemanasan global... Ketidakpercayaan Trump tersebut sebelum ia menjadi calon presiden Amerika Serikat. Pernyataan serupa, dengan struktur kalimat berbeda kembali diulangnya saat masa kampanye. Lalu ia terpilih menjadi presiden.” Ucap Intelektual Muda
Donald Trump memang Presiden Amerika yang paling aneh. Presiden Amerika sebelumnya, Barrack Obama, meyakini bahwa pemanasan global adalah persoalan paling penting, bukan hanya bagi warga Amerika, tetapi juga bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, pemikiran Trump ini dianggap memiliki analisis sangat lemah mengenai Global Warming. Tidak hanya itu Kang Rofi mengibaratkan virus corona sebagai jamur yang mudah menginfeksi struktur sosial di seluruh negara.
“Saya pikir pandemi virus corona seperti penyakit jamur tidak hanya merupakan ancaman global terhadap ketahanan kesehatan, ia juga terbukti memiliki efek merusak pada ketahanan sosial dan dapat berdampak pada proses adaptasi seleksi alam. Virus ini telah meningkat selama bulan terakhir ke titik di mana kita akan segera menghadapi peristiwa kepunahan di beberapa spesies manusia yang terkena. Dari akhir 2019 hingga sekarang telah ada penurunan populasi manusia di masing-masing negara untuk seleksi alam,”-Tambah Kang Rofi
Dampak global dari infeksi tersebut mungkin tidak terlihat pada tahap ini, tetapi dapat dipahami bahwa dorongan kecil dari keseimbangan homeostatik dapat menyebabkan implikasi lebih lanjut di hilir dalam ekosistem. Karena Virus ini secara inheren kuat, hadir di lingkungan, dan mampu bertahan lama tanpa organisme inang. Kementrian kesehatan harus bisa membuat vaksin untuk jenis virus corona di Indonesia yang tahan panas dan di nilai lebih ganas.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!