Bisnis ke depan Indonesia akan menjadi prioritas Abdurrofi investasi syariah.
Tak perlu dikatakan, tidak semua prediksi teori itu valid, dan benar tidak ada satu teori, melainkan banyak variasi pada suatu tema, masing-masing dengan sedikit prediksi yang berbeda.
Dan sementara seseorang bisa fokus pada batasan teori, yang banyak, atau seseorang dapat fokus pada banyak detail dari variasi yang berbeda yang muncul dari sedikit perbedaan asumsi.
Abdurrofi lebih memilih untuk fokus pada salah satu versi global paling sederhana dari teori ini dan wawasannya ke dalam bisnis praktis dan Indonesia sebagai pasar keuangan syariah terbesar di ASEAN setelah Malaysia. Cepat atau lambat ekonomi syariah ini akan berbasis digital dalam kawasan masyarakat ekonomi syariah.
Kalau banyak yang penduduk muslim jangan-jangan harus bikin yang buat orang Islam itu  kapal dengan sesuatu yang lebih lebih daerah-daerah di kawasan ekonomi syariah  di sini ada ada lima agenda.Â
Pertama, Setiap non-Muslim pun juga harus diterima dan disambut baik menjadi masyarakat ekonomi syariah.
Kedua, non-muslim boleh terlibat dalam investasi produk halal dan jasa keuangan syariah terutama teman investor yang dikenal Abdurrofi dari uni eropa dan Amerika Serikat. Kita akui ini wadah dan sistem baru yang menarik untuk investasi besar-besaran secara universal dengan sistem syariah.
Ketiga, Saya dapat dari konsep  dan kayak gimana sih Abdurrofi melihat itu bagus  yang kedua itu itu kayak gimana, Terus yang learning dari sisi investing psikis point of view. Terus yang kata investasi relevan dengan kondisi sosio-ekonominya.
Keempat, strategi yang which is ini adalah rekomendasi dan saran buat ekonomi syariah sama nextnya sama yang kurang lebih yang ini tadi udah kita jelasin ya untuk membangun portofolio investasi objektifnya apa dan visi misinya pentingnya pemulihan ekonomi pasca covid-19.
Terakhir, mari kita pertimbangkan konsekuensi dari kesalahan tersebut. Abdurrofi memahami keuangan apapun telah gagal secara teori memperhitungkan hampir semua kompleksitas keuangan aktual pasar dan karena itu gagal menjelaskan banyak hal yang mendorong harga keamanan dari keuangan syariah itu sendiri.
Jadi masuk perasaan hati-hati kita tahu bahwa pendekatan ekuilibrium salah dalam ekonomi pra-syariah. Ini adalah penyederhanaan yang proporsionl. Satu-satunya pertanyaan yang mungkin menarik adalah di mana itu salah, dan apa implikasinya?