Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pensiun Usia Muda Peradaban Borjuisme

5 Desember 2020   21:05 Diperbarui: 5 Desember 2020   23:04 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pensiun muda. Sumber foto Shutterstock

Semua lingkungan menghasilkan produk karakter anak mudanya banyak anak muda mental dari lingkungan pegawai menjadi CEO di perusahaan . Karena mereka menemukan lingkungan baru yang membentuk perkembangan karakternya.

CEO yang sukses mensyukuri tidak menjadi pegawai dan menemukan lingkungan dan relasi membuatnya tinggi, bukan menjatuhkannya seperti masa kuliah dahulu.

Ada orang yang sifatnya meledak-ledak melihat perubahan persis seperti pemikiran masyarakat proletar. Salahkan pemerintah, salahkan orangtua, dan salahkan semuanya. Padahal perubahan ini baik untuk menyusun perusahaan di Indonesia yang sudah dipersiapkan oleh DPR dalam 100 tahun Indonesia merdeka pada 2024.

Dalam Al-Quran surah Al-Baqaroh ayat 216 menjelaskan  boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu; boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Kalau begitu perubahan aturan menjadi sebab anak muda muda sukses menjadi CEO dan sebagian lagi tetap berambisi jadi pekerja.

Tidak Boleh Menghakimi Diri Sendiri

Ilustrasi hakim yang menghakimi diri sendiri. Sumber foto freepik
Ilustrasi hakim yang menghakimi diri sendiri. Sumber foto freepik

Kita tidak akan pernah berhenti menjadi bawahan namun kita tidak boleh menghakimi selama di bawah. Bahkan presiden Indonesia sangat takut ada pendapat buruk mengenai kinerja dari seluruh rakyatnya. Karena rakyat adalah atasan tertinggi presiden. Itu sebabnya pemimpin itu mau langgeng harus melayani.

Anak muda harus memiliki pelayanan sebagai inti dari karakter kepemimpinan. Kesempatan anak muda lebih muda melayani dibandingkan orangtua karena kerendahan hati lebih dalam. 

Dalam proses memimpin kita harus sering melayani Presiden melayani kebutuhan rakyatnya sedangakan perusahaan melayani kebutuhan pelanggan.

Artinya secara substansial diri kita harus melayani terutama pemimpin akan selalu berada pada tempat teratas, dalam setiap organisasi dalam pelayanan.   "The top leader" atau "the top executive leader" ini mengandung  implikasi tanggung jawab pelayanan. Pemimpin melayani banyak orang tapi pemimpin adalah atasan dalam sebuah orkestra pelayan sosial berskala besar (PSBB).

Kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan Pelayanan sosial berskala besar (PSBB) Indonesia sejak 2020. Kualitas Pelayanan dalam Islam dan Kepercayaan terhadap efektivitas dan efisiensi pelayanan. Pelayanan terintegrasi dan modern dengan  pengabsahan  dan  keabsahan  status  dan perannya  sebagai  menerapkannya dengan hikmat (wisdom).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun