Mohon tunggu...
Abdurrofi Abdullah Azzam
Abdurrofi Abdullah Azzam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia menjadi negara adidaya di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KTT ASEAN di Persimpangan, Indonesia Menavigasi Episentrum Pertumbuhan

16 April 2023   16:52 Diperbarui: 16 April 2023   16:58 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 (Sumber gambar: bi.go.id)

Di tahun 2023 ini, menjadi kali kelima, Indonesia didapuk memegang Keketuaan ASEAN, dengan tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth" yang bermakna bahwa Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia.

Sukses dengan Presidensi G20, kini Indonesia kembali dipercaya memegang peranan penting di kancah internasional dengan Keketuaan ASEAN atau ASEAN Chairmanship 2023.

Indonesia memegang Keketuaan ASEAN atau ASEAN Chairmanship 2023 dengan kesempatan menavigasi tantangan masa depan menjadi negara adidaya sebagai episentrum pertumbuhan.

ASEAN, atau Association of Southeast Asian Nations, merupakan sebuah organisasi politik dan ekonomi yang terdiri dari 10 negara di Asia Tenggara.

Menurut Konvensi Montevideo 1993, untuk diakui sebagai negara, suatu entitas harus memiliki unsur-unsur seperti penduduk yang tetap, wilayah yang pasti, pemerintahan, dan kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara lain.

ASEAN memiliki unsur-unsur tersebut dan memiliki potensi untuk menjadi epicentrum negara Adidaya baru di Asia Tenggara di persimpangan sejarahnya.

Dalam konteks ASEAN, untuk menjadi negara adidaya, negara-negara anggota perlu bekerja sama dan memperkuat kemampuan mereka secara kolektif. Namun, ASEAN juga dihadapkan pada berbagai tantangan masa depan menurut Abdurrofi Abdullah Azzam sebagai berikut:

Pertama, tantangan keamanan regional seperti konflik maritim di Laut China Selatan.

ASEAN harus mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi tantangan global, khususnya terkait dengan konflik antara negara China dan AUKUS.

Konsep netralitas dalam konflik internasional merujuk pada sikap atau kebijakan negara yang tidak berpihak atau tidak ikut campur dalam konflik antar negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun