Mohon tunggu...
Abdurrofi Abdullah Azzam
Abdurrofi Abdullah Azzam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia menjadi negara adidaya di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Dari Perusahaan Nike Orang Indonesia Belajar Sabar Bisnis

15 Februari 2021   20:28 Diperbarui: 15 Februari 2021   21:06 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari Perusahaan Nike Kita Belajar Sabar Bisnis. Gambar: Getty /Ringer

Phil Knight, pendiri perusahaan Nike pernah menjalani profesi pelari, akuntan, salesman, dan professor. Abdurrofi Abdullah Azzam sebagai salah satu orang Indonesia belajar sabar dari Phil Knight untuk bisnis perusahaan Nike terkenal dari Amerika Serikat.

Abdurrofi Abdullah Azzam menyadari dalam proses mengembangkan bisnis mengakomodasi pertumbuhan bisnis sedemikian rupa terkenal dengan waktu lebih karena Jika kita ingin menjadi pengusaha sangat sukses itu sangat sulit memegang nilai kesabaran.

Selain itu, rasio pengusaha di Indonesia masih dibawah 10 persen dari total penduduk sekaligus meningkatkan produktivitas dan dan daya saing di era digital. Kunci pembangunan Indonesia menjadi negara adidaya dengan mengalihkan nilai-nilai kesabaran sebagai pengusaha bertaraf internasional.

Nah, mungkin pembaca tidak banyak yang mengetahui sebelum perusahaan Nike berdiri. Phil Knight bekerja sama dengan Perusahaan Onitsuka Tiger, Jepang. Kerjasama Phil Knight dengan perusahaan jepang tersebut meskipun ia belum memiliki perusahaan Nike.

Berbeda dengan Abdurrofi Abdullah Azzam terterik dengan kesabaran Phil Knight melobi perusahaan Jepang terbuka dengan mengajukan perusahaan Blue Ribbons Sports sehingga ia bisa mendapatkan komoditas perusahaan jepang tersebut untuk impor ke Amerika.

Perusahaan Asia, Afrika, Eropa dan Afrika terdapat komoditas-komoditas menarik untuk dijual di Amerika Serikat. Tentu ini tidak akan berhasil tanpa partner yang bisa menambah nilai pada komoditas-komoditas diperdagangkan juga di Indonesia. Abdurrofi Abdullah Azzam (2021) membagi aktor yang berperan dalam komoditas sebagai partner yang tepat :

Pertama, kriteria partner yang tepat ialah the hustler yakni orang-orang yang jago marketing sehingga kita menemukan celah-celah penemuan segmen pasar baru tanpa mengikuti persaingan sengit di Indonesia. Kedua, The Hacker yakni orang yang ahli dalam komoditinya sehingga kita tidak perlu pusing produk di jual di Indonesia.

Ketiga, The hipster yakni orang-orang yang paham desain komoditi sehingga bisnis untuk membentuk brand sendiri aagar tidak ketergantungan impor. Sebelum nama Nike muncul terdapat beberapa pilihan untuk mewakili komoditas sepatu Amerika yakni Dimension 6.

Menurut Abdurrofi Abdullah Azzam mendirikan perusahaan Nike merefleksikan kegemaran sejak muda yakni profesi pelari sehingga awal mula perekrutan pegawai Phil Knight merekrut pelari yang percaya dengan sesama pelari untuk melarikan perusahaan lebih tinggi levelnya. 

Phil Knight merekrut pelari yang percaya dengan sesama pelari untuk melarikan perusahaan lebih tinggi levelnya. merekrut pelari yang percaya dengan sesama pelari untuk melarikan perusahaan lebih tinggi levelnya dengan merekrut pegawai berdasarkan kompetensi sesuai spesifikasi yang dibutuhkan perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun