Dalam hidup sering kali kita menjumpai orang-orang yang suka mengeluh. Atau mungkin kita sendiri termasuk orang yang suka mengeluh. Kita mengeluhkan hampir semua hal yang kita jumpai.
Mulai dari kemacetan saat berangkat ke kampus, jalannya perkuliahan yang membosankan, dosen yang memberikan banyak tugas, dan masih banyak sekali hal yang kita keluhkan dalam kehidupan sehari-hari kita.
Mengeluh merupakan hal yang wajar dan sudah menjadi sifat alami dari manusia sendiri. Bahkan Allah pun sudah menyebutkan dalam firmannya tentang sifat manusia yang sangat mudah mengeluh ini dalam firmannya di surat Al Ma’arij ayat 19-20 yang berbunyi:
۞ اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًاۙ ١٩ اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًاۙ ٢٠
Artinya: Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah (20). Apabila ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah (21).
Dua ayat tersebut jelas menyebutkan bahwa memang Allah menciptakan manusia dengan sifat yang suka berkeluh kesah terlebih ketika mendapatkan kesusahan dalam hidup. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita akan mengeluhkan tiap kesusahan yang kita alami?
Meskipun keluh kesah merupakan sifat yang alami dimiliki manusia, sebagai seorang muslim yang baik kita semaksimalnya harus menghindari sifat tersebut. Sebab dengan seringnya kita mengeluhkan keadaan bisa jadi kita menjadi terlalaikan terhadap nikmat Allah lainnya. Dan na’udzubillah kita menjadi hamba yang kufur nikmat Allah.
Masih banyak nikmat Allah yang diberikan pada kita namun kadang tidak kita sadari, seperti halnya nikmat kita masih diberi waktu untuk hidup, nikmat kesempatan untuk meneruskan belajar di jenjang perkuliahan dan nikmat-nikmat lain yang pasti tidak bisa kita sebutkan dan hitung satu persatu.
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ١٨
Artinya: Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nahl: 18)