Mohon tunggu...
Abdul Zulfan
Abdul Zulfan Mohon Tunggu... Editor - Man jadda

Apa aa yang aku kerjakan tidak akan ada yg ngerjain

Selanjutnya

Tutup

Money

Berbudidaya Maggot

24 Januari 2021   13:45 Diperbarui: 24 Januari 2021   14:03 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Berbudidaya maggot

Membudidayakan lalat tentara hitam disebut juga maggot. Maggot itu larva. Satu dari beberapa tahap metamorfosis lalat tentara hitam. Orang menyebutnya BSF (black soldier fly).

Dari mana kotoran-kotoran itu berasal???

Maggot disortir untuk dipisahkan dari kotoran-kotorannya. Di sini ada ilmunya. Bahwa magggot termasuk hewan ajaib. Dia mampu memakan sampah organik secara konsisten. Di dalam ususnya ada bakhteri selulotik yang menghasilkan enzim selulase.

Ini bakhteri baik. Tidak beracun. Tidak menimbulkan alergi. Tidak juga menimbulkan gatal-gatal. Hanya saja, bagi yang tidak biasa, mungkin akan merasa jijik atau bergidik saat melihatnya. Sebab secara kasat mata bentuknya mirip belatung.

Pengalaman saya pertama kali ???

Saya sendiri, pun ciut nyali di awal-awal. Gak pengen ngeliat. Beruntung, kang Dudi memberi banyak ilmu. Kini, di minggu-minggu pertama di Pepeling, saya ikut panen maggot. Kegiatan ini jadi pengingat, kita berasal dari tanah dan kelak kembali ke sana.

Pada tahap ini kita akan mempelajari cara budi daya maggot,

Dimulai dengan pemilihan sampah organik dan anorganik, penyortiran sampah organik

Yang memiliki kandungan protein tinggi karena maggot yang berkualitas dihasilkan dari

Jenis sampah organik nya. Setelah itu dilanjutkan dengan cara pembuatan kandang

Untuk budi daya maggot, lalu penempatan sampah dalam kandang untuk memancing

Lalat BSF datang ke kandang. Pemaparan materi terakhir yaitu penyortiran lalat BSF dan

Non BSF. Setelah pemaparan tentang budi daya maggot dilanjutkan dengan diskusi

Tanya jawab, masyarakat sangat antusias dan sangat merespon hal yang positif dalam membudayakan maggot ini . terutama peternak ikan karena maggot dapat

Dijadikan alternatif pakan ikan dalam mengatasi mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk

Membeli pelet, ibu-ibu rumah tangga juga antusias karena hal ini sangat bermanfaat

Untuk mengurangi sampah rumah tangga yang terbuang dan bisa dimanfaatkan untuk

Budi daya maggot. Masyarakat sangat antusias pada sosialisasi ini karena budi daya

Maggot ini dapat menghasilkan profit dan usaha baru, hal ini dikarenakan belum pernah

Ada budi daya maggot di Desa Purwasari. Sesi selanjutnya dilanjutkan kegiatan praktek Yang

dilakukan oleh mahasiswa peserta SUIJI SLP menggunakan sampah buah-buahan Dan membawa l

arva black soldier fly, membuat miniatur kandang dan mempraktikkan pembuangan sampah dalam

kandang. Miniatur kandang ini diletakkan di halaman

Rumah Pak Yus, yaitu warga yang memiliki budi daya ikan lele.

Kandungan Nutrisi Larva Black Soldier Fly

Kandungan protein pada larva ini cukup tinggi, yaitu 44,26% dengan kandungan

Lemak mencapai 29,65%. Nilai asam amino, asam lemak dan mineral yang terkandung

Di dalam larva juga tidak kalah dengan sumber-sumber protein lainnya, sehingga larva

BSF merupakan bahan baku ideal yang dapat digunakan sebagai pakan ternak (Fahmi et

Al. 2007). Dilihat dari umur larva memiliki persentase komponen nutrisi yang berbeda.

Kadar bahan kering larva BSF cenderung berkorelasi positif dengan meningkatnya umur,

Yaitu 26,61% pada umur lima hari menjadi 39,97% pada umur 25 hari. Hal yang sama

Juga terjadi pada komponen lemak kasar, yaitu sebesar 13,37% pada umur lima hari dan

Meningkat menjadi 27,50% pada umur 25 hari. Kondisi ini berbeda dengan komponen

Protein kasar yang cenderung turun pada umur yang lebih tua (Tabel 1).

Analisis proksimat menunjukkan bahwa kandungan protein kasar larva yang muda

Lebih tinggi dibandingkan dengan larva yang tua. Kondisi ini diduga karena larva yang

Masih muda mengalami pertumbuhan sel struktural yang lebih cepat. Tetapi, apabila

Ditinjau dari skala produksi massal maka kuantitas produksi menjadi faktor yang perlu

Dipertimbangkan sehingga diperlukan bobot larva yang lebih tinggi (prepupa). Dalam

Skala industri, produksi tepung larva dari tahap yang tua lebih menguntungkan.

Tabel 1 Hasil analisis proksimat kandungan nutrien tahap larva prepupa yang dipelihara pada

UmurBahan keringProtein kasarLemak kasarAbu kasar

526,6161,4213,3711,03

1037,6644,4414,608,62

1537,9444,0119,617,65

2039,2042,0723,9411,36

2539,9745,8727,509,91

Analisis proksimat menunjukkan bahwa kandungan protein kasar larva yang muda

lebih tinggi dibandingkan dengan larva yang tua. Kondisi ini diduga karena larva yang

masih muda mengalami pertumbuhan sel struktural yang lebih cepat. Tetapi, apabila

dilihat dari skala produksi massal maka kuantitas produksi menjadi faktor yang sangat perlu

dipertimbangkan sehingga diperlukan bobot larva yang lebih tinggi (prepupa)

skala industri, produksi tepung larva dari tahap yang tua lebih menguntungkan.

Sangat ideal digunakan untuk campuran pakan atau bahan baku pelet karena mampu

Dalam Memenuhi kuantitas produksi. Larva muda lebih sesuai diberikan untuk pakan ikan

Secara langsung, karena bentuknya yang kecil sesuai dengan ukuran mulut ikan.

Newton et al, (2005) telah membandingkan persentase kandungan asam amino esensial

Dan non-esensial dari larva BSF kering yang diberi pakan kotoran sapi potong dan babi,

Hasilnya kandungan asam amino esensial larva BSF yang diberi pakan kotoran sapi

Potong relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberi pakan kotoran babi, kecuali

Kandungan treonin dan triptofan. Hal yang sama juga terjadi pada asam amino non-

Esensial, yaitu kandungann sistin, serin dan asam glutamat pada larva yang diberi pakan

Kotoran babi relatif lebih rendah. Apabila dibandingkan dengan tepung kedelai,

Kandungan lisin, leusin, fenilalanin dan treonin larva BSF yang diberi pakan kotoran sapi

Dan babi tidak berbeda nyata. Meskipun kandungan isoleusin dan arginin lebih rendah

Daripada tepung kedelai, tetapi kandungan metionin, histidin, valin dan triptofan dalam

BSF lebih tinggi.

Data lain juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persentase kandungan

Mineral pada larva BSF yang diberi pakan kotoran unggas dan babi (Newton et al. 2005).

Kandungan mineral fosfor lebih tinggi pada larva yang diberi pakan kotoran unggas

Daripada yang dipelihara pada media kotoran babi. Sebaliknya, larva pada media

Kotoran babi memiliki kandungan protein dan abu yang relatif lebih tinggi, tetapi tidak

Berbeda secara nyata dengan larva yang diberi pakan kotoran unggas.

Jadi dari perkembangan biakan ulat maggot ini agar bisa lebih melestarikan alam Agar kita bisa

mengenalkan bagaimana caranya membudidayakan lalat tentara hitam atau disebut juga maggot

yang bisa di kembangkan biakan dan tanpa kita sadari dari sampah yang bisa menghasilkan uang

dengan membudidayakan maggot .dari hal terkecil yaitu sampah yang hanya terbuang begitu saja

dengan adanya ide yang cemerlang ini bisa memudahkan urusan bagi yang bingung untuk

sampah'akan di apakan juga mau dikemanakan dan sekarang tidak bingung dengan adanya budidaya

maggot tersebut . Juga bagi peternak ikan lele , Muhajir,emas dan lainnya bisa memanfaatkan dari

ulat maggot untuk sedikitnya mengurangi pengeluaran pakan lebih nominal sedikit dari biasanya dan

sehat untuk ikan.

Budidayajuga jarang di dengar di masyarakat hanya di tempat yang tertentu. mungkin kurang nya

sosialisasi tentang peternakan maggot ini mungkin waktu ke depan ilmu ini akan di sebar luaskan agar

terjaga dan terlaksana di masyarakat dan bisa di kenali ke penjuru dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun