Berbudidaya maggot
Membudidayakan lalat tentara hitam disebut juga maggot. Maggot itu larva. Satu dari beberapa tahap metamorfosis lalat tentara hitam. Orang menyebutnya BSF (black soldier fly).
Dari mana kotoran-kotoran itu berasal???
Maggot disortir untuk dipisahkan dari kotoran-kotorannya. Di sini ada ilmunya. Bahwa magggot termasuk hewan ajaib. Dia mampu memakan sampah organik secara konsisten. Di dalam ususnya ada bakhteri selulotik yang menghasilkan enzim selulase.
Ini bakhteri baik. Tidak beracun. Tidak menimbulkan alergi. Tidak juga menimbulkan gatal-gatal. Hanya saja, bagi yang tidak biasa, mungkin akan merasa jijik atau bergidik saat melihatnya. Sebab secara kasat mata bentuknya mirip belatung.
Pengalaman saya pertama kali ???
Saya sendiri, pun ciut nyali di awal-awal. Gak pengen ngeliat. Beruntung, kang Dudi memberi banyak ilmu. Kini, di minggu-minggu pertama di Pepeling, saya ikut panen maggot. Kegiatan ini jadi pengingat, kita berasal dari tanah dan kelak kembali ke sana.
Pada tahap ini kita akan mempelajari cara budi daya maggot,
Dimulai dengan pemilihan sampah organik dan anorganik, penyortiran sampah organik
Yang memiliki kandungan protein tinggi karena maggot yang berkualitas dihasilkan dari
Jenis sampah organik nya. Setelah itu dilanjutkan dengan cara pembuatan kandang
Untuk budi daya maggot, lalu penempatan sampah dalam kandang untuk memancing
Lalat BSF datang ke kandang. Pemaparan materi terakhir yaitu penyortiran lalat BSF dan
Non BSF. Setelah pemaparan tentang budi daya maggot dilanjutkan dengan diskusi
Tanya jawab, masyarakat sangat antusias dan sangat merespon hal yang positif dalam membudayakan maggot ini . terutama peternak ikan karena maggot dapat
Dijadikan alternatif pakan ikan dalam mengatasi mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk
Membeli pelet, ibu-ibu rumah tangga juga antusias karena hal ini sangat bermanfaat
Untuk mengurangi sampah rumah tangga yang terbuang dan bisa dimanfaatkan untuk
Budi daya maggot. Masyarakat sangat antusias pada sosialisasi ini karena budi daya
Maggot ini dapat menghasilkan profit dan usaha baru, hal ini dikarenakan belum pernah
Ada budi daya maggot di Desa Purwasari. Sesi selanjutnya dilanjutkan kegiatan praktek Yang
dilakukan oleh mahasiswa peserta SUIJI SLP menggunakan sampah buah-buahan Dan membawa l
arva black soldier fly, membuat miniatur kandang dan mempraktikkan pembuangan sampah dalam
kandang. Miniatur kandang ini diletakkan di halaman
Rumah Pak Yus, yaitu warga yang memiliki budi daya ikan lele.
Kandungan Nutrisi Larva Black Soldier Fly
Kandungan protein pada larva ini cukup tinggi, yaitu 44,26% dengan kandungan
Lemak mencapai 29,65%. Nilai asam amino, asam lemak dan mineral yang terkandung
Di dalam larva juga tidak kalah dengan sumber-sumber protein lainnya, sehingga larva
BSF merupakan bahan baku ideal yang dapat digunakan sebagai pakan ternak (Fahmi et
Al. 2007). Dilihat dari umur larva memiliki persentase komponen nutrisi yang berbeda.
Kadar bahan kering larva BSF cenderung berkorelasi positif dengan meningkatnya umur,
Yaitu 26,61% pada umur lima hari menjadi 39,97% pada umur 25 hari. Hal yang sama
Juga terjadi pada komponen lemak kasar, yaitu sebesar 13,37% pada umur lima hari dan
Meningkat menjadi 27,50% pada umur 25 hari. Kondisi ini berbeda dengan komponen
Protein kasar yang cenderung turun pada umur yang lebih tua (Tabel 1).
Analisis proksimat menunjukkan bahwa kandungan protein kasar larva yang muda
Lebih tinggi dibandingkan dengan larva yang tua. Kondisi ini diduga karena larva yang
Masih muda mengalami pertumbuhan sel struktural yang lebih cepat. Tetapi, apabila
Ditinjau dari skala produksi massal maka kuantitas produksi menjadi faktor yang perlu
Dipertimbangkan sehingga diperlukan bobot larva yang lebih tinggi (prepupa). Dalam
Skala industri, produksi tepung larva dari tahap yang tua lebih menguntungkan.
Tabel 1 Hasil analisis proksimat kandungan nutrien tahap larva prepupa yang dipelihara pada
UmurBahan keringProtein kasarLemak kasarAbu kasar
526,6161,4213,3711,03
1037,6644,4414,608,62
1537,9444,0119,617,65
2039,2042,0723,9411,36
2539,9745,8727,509,91
Analisis proksimat menunjukkan bahwa kandungan protein kasar larva yang muda
lebih tinggi dibandingkan dengan larva yang tua. Kondisi ini diduga karena larva yang
masih muda mengalami pertumbuhan sel struktural yang lebih cepat. Tetapi, apabila
dilihat dari skala produksi massal maka kuantitas produksi menjadi faktor yang sangat perlu
dipertimbangkan sehingga diperlukan bobot larva yang lebih tinggi (prepupa)
skala industri, produksi tepung larva dari tahap yang tua lebih menguntungkan.
Sangat ideal digunakan untuk campuran pakan atau bahan baku pelet karena mampu
Dalam Memenuhi kuantitas produksi. Larva muda lebih sesuai diberikan untuk pakan ikan
Secara langsung, karena bentuknya yang kecil sesuai dengan ukuran mulut ikan.
Newton et al, (2005) telah membandingkan persentase kandungan asam amino esensial
Dan non-esensial dari larva BSF kering yang diberi pakan kotoran sapi potong dan babi,
Hasilnya kandungan asam amino esensial larva BSF yang diberi pakan kotoran sapi
Potong relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberi pakan kotoran babi, kecuali
Kandungan treonin dan triptofan. Hal yang sama juga terjadi pada asam amino non-
Esensial, yaitu kandungann sistin, serin dan asam glutamat pada larva yang diberi pakan
Kotoran babi relatif lebih rendah. Apabila dibandingkan dengan tepung kedelai,
Kandungan lisin, leusin, fenilalanin dan treonin larva BSF yang diberi pakan kotoran sapi
Dan babi tidak berbeda nyata. Meskipun kandungan isoleusin dan arginin lebih rendah
Daripada tepung kedelai, tetapi kandungan metionin, histidin, valin dan triptofan dalam
BSF lebih tinggi.
Data lain juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persentase kandungan
Mineral pada larva BSF yang diberi pakan kotoran unggas dan babi (Newton et al. 2005).
Kandungan mineral fosfor lebih tinggi pada larva yang diberi pakan kotoran unggas
Daripada yang dipelihara pada media kotoran babi. Sebaliknya, larva pada media
Kotoran babi memiliki kandungan protein dan abu yang relatif lebih tinggi, tetapi tidak
Berbeda secara nyata dengan larva yang diberi pakan kotoran unggas.
Jadi dari perkembangan biakan ulat maggot ini agar bisa lebih melestarikan alam Agar kita bisa
mengenalkan bagaimana caranya membudidayakan lalat tentara hitam atau disebut juga maggot
yang bisa di kembangkan biakan dan tanpa kita sadari dari sampah yang bisa menghasilkan uang
dengan membudidayakan maggot .dari hal terkecil yaitu sampah yang hanya terbuang begitu saja
dengan adanya ide yang cemerlang ini bisa memudahkan urusan bagi yang bingung untuk
sampah'akan di apakan juga mau dikemanakan dan sekarang tidak bingung dengan adanya budidaya
maggot tersebut . Juga bagi peternak ikan lele , Muhajir,emas dan lainnya bisa memanfaatkan dari
ulat maggot untuk sedikitnya mengurangi pengeluaran pakan lebih nominal sedikit dari biasanya dan
sehat untuk ikan.
Budidayajuga jarang di dengar di masyarakat hanya di tempat yang tertentu. mungkin kurang nya
sosialisasi tentang peternakan maggot ini mungkin waktu ke depan ilmu ini akan di sebar luaskan agar
terjaga dan terlaksana di masyarakat dan bisa di kenali ke penjuru dunia.