Mereka lahir di era digital, terbiasa belajar mandiri, punya akses ke informasi yang dulu mustahil diraih dalam hitungan detik. Mereka membentuk komunitas lintas negara, lintas isu, dan mengorganisir gerakan hanya dengan satu unggahan.
Di Indonesia, anak muda berani bermimpi bikin startup, menggerakkan komunitas, atau mendesak negara lebih transparan.
Di Malaysia, Gen Z mulai vokal soal iklim, hak asasi, dan keadilan sosial.
-
Di Singapura, isu kesehatan mental dan kesenjangan sosial mulai disuarakan, meski lewat jalur yang lebih tenang.
Penutup
Jadi, siapa sebenarnya Gen Z? Mereka adalah generasi yang nekat karena idealisme, cemas karena tekanan hidup, tapi tetap membawa harapan untuk masa depan.
Bedanya hanya pada cara mereka bersuara:
Di Indonesia lebih gaduh,
Di Malaysia lebih hati-hati,
Di Singapura lebih tenang tapi konsisten.
Dan mungkin, justru dari kombinasi itulah kita bisa belajar. Bahwa setiap generasi muda, di manapun berada, punya benang merah yang sama: keberanian untuk bermimpi, meski di tengah kegelisahan yang menekan.