Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Penulis Buku Non Fiksi (BNSP)

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menolong Yang Menggoda

2 April 2025   04:41 Diperbarui: 1 April 2025   21:16 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menolong dengan ihlas (Foto-Paxels.com)

Ketika Alina dianiaya oleh germo mafia, McCall tak bisa tinggal diam. Ia mencoba membayar penebusan, namun ditertawakan. 

Maka nalurinya bangkit. Ia menghancurkan bukan hanya para germo, tetapi juga seluruh sindikat gelap yang berdiri di atas penderitaan orang lain.

Apa yang dilakukan McCall tidak ditujukan untuk dikagumi. Tidak ada selfie, tidak ada kamera tersembunyi. Ia menolong karena tak tahan melihat ketidakadilan. Ia pergi tanpa pamit. Ini menolong dalam makna paling mulia. tak bersuara, tapi berdampak.

Lalu, Di Mana Letak Godaannya?

Sekarang kita masuk ke bagian yang agak sensitif tapi nyata. Ketika seseorang yang mapan, punya kekuasaan, menolong seorang mahasiswi cantik---membayarkan uang kuliahnya, memberi tempat tinggal, fasilitas, bahkan mungkin kendaraan---itu terdengar seperti kebaikan, bukan? apalagi dilakukan dengan diam tanpa ada yang tahu..

Tapi publik cepat menangkap aroma yang lain. Apalagi kalau yang ditolong bukan sembarangan. Cantik. Sering muncul di story. Dekat secara personal. Relasi kuasa terlihat timpang.

Kasus RK yang viral jadi contoh bagaimana niat menolong bisa berubah arah ketika dikaburkan oleh hasrat, ketertarikan, dan kedekatan yang tidak biasa. Bukan soal benar atau salah secara hukum, tapi soal etika dan persepsi.

Di titik inilah "menolong" menjadi penuh tanda tanya. Apakah ini betul murni? Ataukah menyimpan motif tersembunyi?

Refleksi untuk Kita Semua

Menolong adalah tindakan yang seharusnya lahir dari kasih, bukan dari keinginan untuk dikasihi. Tapi realita sosial menunjukkan bahwa niat baik bisa tergoda. 

Bisa terjebak dalam relasi yang tidak sehat. Bahkan bisa berubah jadi bentuk baru dari penguasaan terselubung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun