Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Penulis Buku Non Fiksi (BNSP)

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Makan Bergizi Gratis Vs Kenduri

13 Februari 2025   06:59 Diperbarui: 13 Februari 2025   06:59 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenduri, Tradisi Turun Temurun ( Kompas.com)

Kenduri Juga meluas ada kenduri Tonghoa, Yang dihadiri oleh Mantan Gubernur Jateng (Foto-Kompas Regional)
Kenduri Juga meluas ada kenduri Tonghoa, Yang dihadiri oleh Mantan Gubernur Jateng (Foto-Kompas Regional)
Makan Bergizi Gratis, APBN Vs Gotong Royong

APBN untuk makan bergizi gratis? Bukannya itu malah bikin rakyat dianggap beban? Wong rakyat ini sudah biasa gotong royong, masak urusan makan saja harus ditanggung negara?

Selama ini rakyat sudah saling bantu dengan kenduri, sedekah, dan zakat tanpa perlu campur tangan negara. Pemerintah sebaiknya fokus ke hal yang lebih penting, rakyat sudah punya cara sendiri untuk urusan makan! seolah-olah menempatkan rakyat sebagai pihak yang dijadikan kambing hitam, padahal rakyat sudah terbiasa gotong royong dan sukarela seperti kenduri.

Jangan  ada stigma bahwa rakyat adalah beban negara, sebab yang terjadi justru sebaliknya. Rakyat tidak perlu kaya untuk bisa saling membantu, tetapi potensinya sudah lebih dari cukup untuk menutupi program makan bergizi gratis yang konon butuh Rp 171 triliun dari guyuran APBN.?

Pemerintah harus lebih bijak dalam mengelola APBN untuk program MBG. Alih-alih hanya mengandalkan dana negara, lebih baik MBG diarahkan sebagai program berbasis gotong royong yang bersinergi dengan potensi umat, seperti kenduri, zakat, qurban, dan sedekah.

Jika pendekatan ini dioptimalkan, program MBG bisa berjalan lebih efektif tanpa harus membebani anggaran negara secara berlebihan.

Ini bukan sekadar soal anggaran, ini soal bagaimana pemerintah melihat rakyatnya. Tradisi kenduri, qurban, zakat, dan sedekah sudah membuktikan bahwa rakyat bisa makan tanpa perlu diguyur uang negara. Kebijakan ini justru bisa melukai harga diri rakyat yang selama ini mandiri dalam urusan makan.

Gotong royong itu warisan yang lebih tua dari anggaran negara. Rakyat tidak butuh disuapi, mereka hanya butuh dipermudah. Kenduri, zakat, qurban, dan sedekah sudah lebih dari cukup untuk konpensasi Makan Bergizi Gratis.

APBN memang bisa digunakan untuk mendukung program MBG, tetapi pendekatannya perlu disesuaikan agar tidak menciptakan ketergantungan.

Program ini harus menjadi stimulus yang mendorong masyarakat untuk lebih berdaya, bukan sekadar bantuan yang habis dalam jangka pendek. Biarkan rakyat tetap bermartabat dengan gotong royongnya sendiri! Jika umat sudah mampu menyediakan makanan bergizi bagi sesama, untuk apa pemerintah perlu repot-repot mengalokasikan anggaran?

Ini bukan sekadar soal anggaran, ini soal bagaimana pemerintah melihat rakyatnya. Tradisi kenduri, qurban, zakat, dan sedekah sudah membuktikan bahwa rakyat bisa makan tanpa perlu diguyur uang negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun