Ferdinand "Kaka Boss" Omakare adalah sosok yang ditakuti di dunia penyedia jasa penagih utang dan pengawal di Jakarta. Sebagai Direktur penyedia jasa penagih utang dan pengawal, Â Dengan postur tegap, wajah tegas, dan suara berat yang membuat siapa pun gentar, ia dikenal sebagai profesional yang sukses dan tak mudah ditantang. Namun, di balik sosok garangnya, ia hanyalah seorang ayah yang berusaha melakukan yang terbaik untuk keluarganya.
Romantisme di Balik Wajah Garang
Di rumah, Kaka Boss bukanlah preman yang menakutkan, melainkan seorang ayah yang penuh kasih sayang. Angel, putri tunggalnya, merasa malu dengan profesi ayahnya yang dianggap kurang terhormat oleh teman-temannya. Demi memenuhi harapan sang anak, Kaka Boss bertekad untuk mengubah dirinya. Ia pun memilih jalan yang tak terduga---menjadi seorang penyanyi.
Perjalanan Kaka Boss dalam dunia musik bukanlah hal yang mudah. Ia terbiasa berbicara lantang dan penuh tekanan, tetapi kini ia harus belajar menyanyi dengan penuh perasaan. Dengan bantuan Alan, seorang produser musik, Kaka Boss mencoba menyesuaikan dirinya. Namun, rasa percaya dirinya yang tinggi tak sebanding dengan kemampuan vokalnya yang pas-pasan. Dari penagih utang menjadi penyanyi, perubahan ini menjadi tantangan besar yang menguji ketulusan dan perjuangannya demi sang anak.
Romantisme dalam Penyelesaian Konflik
Sebagai debt collector, Kaka Boss terbiasa menyelesaikan masalah dengan pendekatan tegas. Namun, perjalanan barunya sebagai penyanyi mengajarkannya bahwa tidak semua konflik harus diatasi dengan bentrokan.
Salah satu tantangan yang ia hadapi adalah perselisihan dengan kelompok preman lain yang menjaga keamanan tanah. Alih-alih bertarung, Kaka Boss memilih pendekatan diplomatis. Dengan kebijaksanaan dan keahliannya dalam bernegosiasi, ia berhasil mencapai kesepakatan bahwa penjagaan tetap dilakukan, tetapi dengan koordinasi dan komunikasi yang lebih baik antar kelompok.Â
Pendekatan ini menunjukkan bahwa penyelesaian masalah bisa dilakukan dengan kerja sama dan pemahaman, bukan sekadar adu kekuatan.
Kurangnya Eksplorasi Humor Khas Indonesia Timur
Dalam beberapa adegan, Kaka Boss masih mempertahankan gaya bicaranya yang khas. Bahasa "preman" yang biasanya digunakan untuk intimidasi justru menjadi alat untuk meredakan ketegangan. Ini menunjukkan bahwa seseorang tetap bisa menjadi dirinya sendiri, tetapi dalam bentuk yang lebih baik. Namun, meski film ini memiliki elemen budaya Indonesia Timur, eksplorasi humor khas dari daerah tersebut masih terasa kurang maksimal.
Nama besar seperti Abdur Arsyad dan Arie Kriting, yang dikenal dengan gaya komedi khas Indonesia Timur, seharusnya dapat lebih menggali potensi humor yang unik dan melegenda.Â
Cerita-cerita khas seperti pengalaman pertama orang Timur di Jakarta, kesalahpahaman karena logat, atau ekspresi khas dalam menghadapi aturan di ibu kota, sebenarnya bisa menjadi bahan komedi yang kaya.Â
Misalnya, kisah salah mengartikan "lustrum" sebagai "loos setrum" atau penggunaan istilah "sapi main bola" yang ternyata hanya singkatan dari "saya pergi main bola." Sayangnya, humor-humor seperti ini belum dieksplorasi secara maksimal dalam film ini.
Akhir dan Makna Keluarga
Saat ini, film Kaka Boss tayang di Netflix, memberi kesempatan lebih luas bagi penonton untuk menikmati kisahnya. Dengan paduan drama dan komedi, film ini menghadirkan cerita menyentuh tentang hubungan ayah dan anak serta perjuangan untuk menemukan makna keluarga.
Pada akhirnya, film ini mengajarkan bahwa keluarga adalah yang terpenting. Kaka Boss mungkin tampak garang di luar, tetapi di rumah, ia adalah seorang ayah yang ingin membahagiakan putrinya.Â
Ia rela mengubah dirinya, menghadapi berbagai tantangan, dan keluar dari zona nyamannya demi melihat anaknya bangga kepadanya. Salah satu tradisi yang seharusnya lebih ditonjolkan adalah kebiasaan keluarga Indonesia Timur dalam menjaga kebersamaan, termasuk ritual doa sebelum makan. Doa ini bukan sekadar kebiasaan, tetapi merupakan ungkapan syukur dan nilai-nilai kehidupan yang diwariskan turun-temurun.
Film Kaka Boss menyajikan drama keluarga yang menyentuh dan mengajarkan bahwa perubahan adalah bagian dari kehidupan. Meskipun humor khas Indonesia Timur belum sepenuhnya tergarap, pesan moral tentang keluarga, perjuangan, dan mencari solusi tanpa kekerasan tetap menjadi inti yang membuat film ini berkesan.Â
Jika ada sekuelnya, harapannya adalah eksplorasi humor yang lebih mendalam agar film ini tidak hanya menyentuh hati tetapi juga mengundang tawa dengan kekayaan budaya dan komedi khas Indonesia Timur.
---------------
Film Kaka Boss disutradarai oleh Arie Kriting dan diproduksi oleh Imajinari, menghadirkan kisah yang memadukan unsur drama dan komedi dengan gaya yang khas. Dibintangi oleh Godfred Orindeod sebagai Ferdinand "Kaka Boss" Omakare, Glory Hillary sebagai Angel, Ernest Prakasa sebagai Alan, Abdur Arsyad sebagai Ghafur, dan Mamat Alkatiri sebagai Reggae, film ini menggabungkan drama dan komedi dengan durasi 120 menit. Dirilis pada tahun 2024, film ini kini dapat disaksikan di Netflix.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI