Mohon tunggu...
Abdul Wahab
Abdul Wahab Mohon Tunggu... Mahasiswa - Rakyat biasa

Rakyat bisa yang ingin berbagi informasi di ruang media digital

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melihat Universitas Islam Berbasis Syber dengan Metode Pembelajaran Online Seratus Persen

3 September 2021   16:05 Diperbarui: 3 September 2021   16:06 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melihat Universitas Islam Berbasis Syber dengan Metode Pembelajaran Online Seratus Persen

Pada  2 September 2021 Kementrian Agamana Republik Indonesia (Kemenag RI) menyatakan sedang mambangun Universitas Islam Cyber pertama di Indonesia. Menggunakan metode pembelajaran 100 persen dalam jaringan online, atau secara virtual. Pernyataan itu disampaikan Menag dalam rapat kerja dengan komisi VIII DPR RI di komplek MPR/DPR.


Pada penyampainya Universitas Islam Siber ini di desain 100 persen secara virtual tidak ada pertemuan fisik kecuali wisuda, mungkin. Dengan penamaan Universitas Syekh Nurjati Indonesia. Melihat penamaan tersebut tertuju pada salah satu kampus Islam di kota Cirebon yaitu IAIN Syekh Nurjati Cirebon, ditinjau langsung juga ada salah satu gedung sudah tertuliskan UISSI (Universitas Islam Cyber Syekh Nurjati Indonesa).


Mengaitkan pernyataan kemenag terkait Universitas Islam Syber dengan metode 100 persen secara virtual, bisa dikatakan terjadi perkembangan sistem pengajaran yang signifikan. Sebelumnya secara tatap muka sekarang berganti secara online atau jarak jauh. Yang menjadi persoalan apakah sumber daya manusia (SDM) sudah siap, dan apakah fasilitas kampus berbasis syber sudah mewadahi dan berkualitas?


Meninjau langsung kampus yang akan digadang-gadang menjadi Universitas Islam Cyber yaitu IAIN Syekh Nurjati Cirebon, melihat masih kurang dalam sumber daya alam (SDA) seperti halnya hasil wawancara kepada salah satu mahasiswa jurusan Filsafat Islam mengatakan “selama pandemi saya kuliah secara daring kurangnya fasilitas dari kampus sepertihalnya kuota gratis untuk pembelajaran daring tidak dikasih, pernah dikasih akan tetapi tidak merata, situs web kampus pun terkadang sering eror jika banyak mahasiswa yang sedang mengakses” kata Ajis.


Bahkan mahasiswa yang sedang Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah (KKN-DR) tidak diberikan kuota selama kegiatan tersebut. Di KBM ajaran baru pada September 2021 ini, belum juga diberikan kuota gratis dari pihak kampus. Sementara dari pihak kampus sedang memperjuangkan perubahan status dari IAIN menjadi UISSI.


Dalam sistem pembelajaran setiap dosen berbeda-beda ada yang menggunakan applikasi Zoom, google meet, bahkan ada yang cuma menggunakan WhatsApp Grup dari banyaknya kelas pembelajaran hanya lewat grup WhatsApp saja, serta ada juga dosen yang hanya mengirim bahan ajarnya berupa file pdf atau foto hasil jepretan buku pelajaran di grup WhatsApp, lalu setiap pertemuan langsung mengirimkan hasil resum pdf yang dikirim ke email dosen tersebut.
Meninjau pembelajaran online selama Pandemi, ada beberapa mahasiswa yang menganggap kuliah daring tidak terlalu efektif alasannya, kuliah online yang dilakukan justru lebih banyak mendapatkan tugas, dibanding bimbingan materi.


Setiap ajaran baru mahasiswa IAIN meminta hak mereka kepada pihak kampus mengenai keringanan UKT, beberapa jalan telah ditempuh seperti audiensi, aksi. Tetapi pihak kampus hanya memberikan kebijakan selama pandemi hanya 15 persen keringanan UKT dan itupun bersyarat.


Melihat situasi kampus yang akan digadang-gadang menjadi Universitas Islam Cyber, apakah pernyataan Kemenag sudah benar-benar matang membuat Universitas Islam Cyber pertama di Indonesia?


Teknologi semakin cepat, adanya internet memudahkan banyak hal, seperti sektor pendidikan pelajar hanya mencari informasi bahan pelajaran di internet yang cepat didapat. Tetapi ada berapa pelajar yang menganalisa akan kebenaran informasi yang didapat dari internet? Mengenai adanya sistem pembelajaran online, berapa persen pelajar mampu menangkap pengetahuannya, apakah seorang pelajar fokus ketika belajar sambil kegiatan lain di rumahnya? Ketika sistem pembelajaran tatap muka langsung terkadang ada siswa yang tidak fokus dalam belajar, sekarang diganti dengan sistem online.


Pembelajaran secara online 100 persen siapkah Indonesia dengan sistem tersebut, secara SDM maupun SDA. Sudah meratakah internet, apakah mudah diakses, dan stabil, baik di kota maupun di desa? Belum lagi melihat latar belakang dari ekonomi siswa yang kurang mampu, beasiswa terhadap mahasiswa akan tepat sasaran tidak?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun