Mohon tunggu...
Abdul Marindul
Abdul Marindul Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis yang belajar untuk menulis dan menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Adian Napitupulu, Kesatria Pemaaf

31 Mei 2019   10:41 Diperbarui: 31 Mei 2019   11:19 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dalam hidup kau bisa kehilangan uang, rumah, kendaraan, kesempatan dan lain lain, tapi jangan pernah kehilangan nalar dan nuranimu," ucap Adian.

Ini adalah sebuah pemikiran yang sangat luar biasa penting untuk disebarkan ke semua orang. Adian Napitupulu, seorang pejuang reformasi, memiliki keluasan dalam berpikir dan pemaaf. Maka tidak berlebihan jika ia dikatakan sebagai kesatria yang pemaaf.

Pun dalam pertemuan antara Adian dengan Jariyah dan Suryani, kedua emak-emak ini pun terisak melihat kebesaran hati dan sikap ksatria dari Adian Napitupulu.

Mereka sambil terisak mengatakan dirinya menyesal dan meminta polisi untuk menangkap pembuat hoaxnya. Mereka juga mengaku kapok dan meminta masyarakat lainnya agar tidak seperti kedua orang ini. Mereka malah mengajari masyarakat untuk tidak menelan mentah-mentah informasi hoax yang didapatkan.

Apa akhirnya? Mereka dibebaskan. Mereka dikenakan hanya wajib lapor untuk periode tertentu. Tapi pemberian maaf Adian kepada emak-emak ini, tidak menjadikan kasus ini hilang. Adian tetap ingin mengetahui siapa yang membuat hoax ini. Orang ini sudah begitu banyak menerima hoax.

Bahkan orang ini, kader PDI-P terbaik saat ini, meminta polisi untuk meneruskan agar mendapatkan pembuat hoax ini. Adian Napitupulu sempat disebut-sebut sebagai orang yang diincar untuk dibunuh alias diasasinasi.

Ancaman pembunuhan terhadap Adian ini terdengar begitu keras. Meski dalam pengakuan Tito Karnavian, Adian tidak masuk namanya, tapi Adian di tanggal 21 Mei datangi Bareskrim untuk melapor bahwa ada orang yang sedang mengincarnya. Hati orang ini benar-benar seluas samudera.

Dia adalah salah satu contoh manusia yang pemaaf. Tapi begini. Saya tidak menuntut orang-orang yang kena fitnah, untuk melepaskan dan memaafkan begitu saja. Karena memang pada hakikatnya, mereka harus diproses hukum. Ini adalah sebuah pembelajaran.

Jadi, jangan karena Adian memaafkan emak-emak itu, kalian juga ikutan memaafkan. Adian hanya ingin memberikan pelajaran kepada emak-emak ini.

Pembuat hoax memang harus ditangkap dan diciduk. Mereka tidak layak untuk menyebarkan hoax. Apalagi pembunuhan karakter. Semoga ini bisa menjadi pembelajaran bagai para pendukung Prabowo, untuk tidak sembarangan bermain-main dengan hoax.

Karena hoax ini serius pidananya. Hoax itu bisa merusak hidup seseorang, mengancam keselamatan orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun