Mohon tunggu...
Abdullah Zain
Abdullah Zain Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Mahasiswa Universitas Diponegoro

In Harmonia Progressio

Selanjutnya

Tutup

Love

Pandangan Sempit terhadap Move On dan Bucin membuat Hidup Serba Salah

11 Maret 2021   12:02 Diperbarui: 11 Maret 2021   12:08 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: WallpaperBetter.com

Usia remaja adalah usia dimana orang mulai mencoba untuk menyalurkan rasa cintanya kepada lawan jenis dengan status pacaran. Diantara mereka tidak jarang ada yang gonta ganti pasangan, walaupun yang tetap langgeng sampai bertahun-tahun juga ada. Namun sedikit yang dapat bertahan sampai jenjang pernikahan.

Mungkin pada zaman dahulu, kisah cinta orang tua kita bisa adem ayem, karena gemerlap sosial media belum ada seperti sekarang. Sebatas berkirim surat, selebihnya menunggu untuk dibalas. Kalau balasnya lama, mereka akan memaklumi karena sistem yang mereka pakai konvensional, dikirim pegawai pos dengan cara manual.

Sosial media adalah dampak dari modernisasi, alih-alih dapat membantu aktivitas manusia, sosial media juga dapat merepotkan hubungan percintaan para remaja. Khususnya bagi mereka yang memiliki pasangan toxic. Dikit-dikit minta kabar, gampang cemburu, dan selalu curiga.

Ditambah lagi pada awal abad ke-20 ini muncul berbagai istilah dalam dunia asmara. Seperti move on, dan bucin (budak cinta). Secara praktik hal itu sudah ada sejak dahulu, hanya saja di era modern ini dikemas dengan istilah yang lebih keren. Seperti halnya "ghosting". Namun disini tidak akan membahas tentang ghosting.

Celakanya istilah-istilah tersebut sering kali dimaknai sempit, yang kemudian digunakan untuk menyudutkan orang yang dianggap gagal move on, dan bucin. Mereka akan menganggap bahwa seseorang yang sudah putus dengan pacarnya, tapi ia tidak kunjung menemukan gantinya, padahal sang mantan pacar sudah memiliki pasangan yang baru, ia akan dinilai gagal move on.

Atau ketika ada orang yang sudah putus dengan pacarnya, namun ia masih tetap berhubungan baik, bahkan masih perhatian dengan mantannya, ia juga dianggap gagal move on. Hingga berbagai sikap seperti selalu menemani pacarnya saat pergi, selalu berkabar, hingga pasang foto profil di sosial media dengan foto berdua bersama pasangan, mereka akan dianggap sebagai bucin.

Padahal kedua istilah diatas tidak sesempit itu pemaknaannya. Kendati kata move on kalau diterjemahkan secara gamblang akan berarti "berpindah", namun yang dimaksud dengan istilah move on adalah kondisi dimana kita bisa berdamai dengan hubungan kita yang sudah kandas. Kita bisa rela untuk mengakhiri hubungan kita dengan mantan. Dan kita sudah tidak berharap untuk dapat merajut hubungan asmara kembali dengan sang mantan.

Jadi bukan berarti kata move on itu ketika kita bisa melupakan mantan, melupakan segala kenangannya, atau bisa menemukan pasangan yang baru. Tolak ukurnya sama sekali bukan seperti itu. Saya yakin orang-orang yang kalian anggap sudah move on, kalau ditanya mantannya siapa juga pasti masih ingat. Hanya saja mereka sudah dapat berdamai dengan keadaaan. Sudah dapat berpindah dari kondisi yang mengharap ke kondisi yang merelakan (mengikhlaskan).

Kemudian istilah bucin (budak cinta). Adalah istilah yang sering dilontarkan untuk orang-orang yang sedang sedang dirundung kasmaran. Sangat menyedihkan. Diksinya saja sudah jelas "budak" sikap dasar seorang budak adalah penuh dengan perintah. Mereka melakukan atas dasar perintah. Dan biasanya diikuti dengan rasa "terpaksa".

Nah sebelum mengejudge seseorang bucin atau tidak, kita perlu menguji apa yang ia lakukan terhadap pasangannya. Sebagai contoh memasang foto profil di sosial media dengan foto berdua bersama pasangan. Kita perlu uji apakah latar belakang ia melakukan itu atas dasar perintah dari pasangan? Dan apakah ada unsur terpaksa ketika ia melakukannya? Kalau jawabannya iya, berarti seseorang tersebut patut dikatakan sebagai bucin.

Namun berbeda ketika orang tersebut melakukannya atas kemauan diri sendiri, dan ia lakukan dengan kesadaran sebagai bentuk menghargai keberadaan pasangannya. Itu tidak dapat dikatakan sebagai bucin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun