Mohon tunggu...
Abdul Khakam
Abdul Khakam Mohon Tunggu... mahasiswa

saya adalah mahasiswa teknik elektro, aktif mengeksplorasi ketertarikan pada IoT, internet, circuit, electrical dan semua hal yang berkaitan dengan teknologi. Blog ini adalah buku catatan digital saya,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Teknik Elektro UNNES dalam program FT Prigel mengembangkan SmartIDPay : solusi untuk presensi dan E-Money

12 Juli 2025   18:50 Diperbarui: 12 Juli 2025   18:50 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
proses program prototype (sumber : dokumen pribadi) 

[Semarang, 11 Juli 2025] Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang (UNNES) melalui program magang Fakultas Teknik PRIGEL berhasil mengembangkan sebuah inovasi bernama SmartIDPay. Sistem ini dirancang sebagai solusi digital berbasis kartu pintar untuk mendukung sistem presensi dan transaksi elektronik berbasis keanggotaan. Inovasi ini dikembangkan oleh dua mahasiswa UNNES selama program magang di CV. Techarea Indonesia Jaya, perusahaan software house yang berlokasi di Tembalang, Semarang. 

SmartIDPay merupakan sistem kartu pintar berbasis IoT yang dikembangkan oleh mahasiswa UNNES selama mengikuti program magang FT PRIGEL 2025. Sistem ini memfasilitasi proses presensi dan e-money anggota dalam satu platform digital yang terintegrasi. Proyek ini menjadi salah satu hasil nyata kontribusi mahasiswa dalam pengembangan teknologi praktis di dunia industri. 

Proyek ini dikembangkan oleh dua mahasiswa Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UNNES, yakni Aldo Luhung Baskoro dan Abdul Khakam. Keduanya merupakan peserta magang FT PRIGEL 2025 yang bertempat di Techarea. Mereka bekerja sebagai tim dalam merancang hingga menyelesaikan sistem SmartIDPay.

foto sebelah kiri Abdul Khakam.  sebelah kanan Aldo Luhung Baskoro (sumber : dokumen pribadi)
foto sebelah kiri Abdul Khakam.  sebelah kanan Aldo Luhung Baskoro (sumber : dokumen pribadi)

Latar belakang dari proyek ini dari kebutuhan akan sistem digital yang mampu mengintegrasikan presensi dan transaksi keanggotaan dalam satu platform praktis dan efisien. Sistem presensi manual dan pencatatan transaksi tunai dinilai kurang efektif dan tidak mendukung pengelolaan data secara real-time.

Proses pengembangan proyek ini dilakukan selama kurang lebih dua bulan, dimulai pada bulan April hingga Mei 2025. Dalam kurun waktu tersebut, tim mahasiswa menyusun perencanaan produk, merancang prototype, dan melakukan serangkaian uji coba terhadap sistem yang telah dibangun.

dalam wawancara terpisah secara online, tim mahassiwa mengungkapkan Sistem ini bekerja dengan cara membaca UID dari kartu RFID yang ditempelkan ke pembaca yang terhubung dengan mikrokontroler ESP32. Setelah terbaca, data dikirim secara real time ke database Supabase melalui koneksi internet menggunakan metode HTTP POST. Sistem mencatat data absensi atau transaksi sesuai UID kartu, dan semua riwayat tersimpan secara otomatis di table database.

“Salah satu tantangan  kami adalah ketika harus membuat program menuliskan UID kartu dari alat ke form browser secara otomatis. Kedengarannya simpel, tapi implementasinya cukup ribet karena harus melewati komunikasi dari port serial ke antarmuka web. Tapi dari situ juga kami jadi belajar banyak hal baru, terutama integrasi hardware ke sistem cloud,” ujar Abdul Khakam, salah satu tim mahasiswa yang mengembangkan  SmartIDPay.

Seluruh proses pengembangan SmartIDPay dilakukan di CV. Techarea Indonesia Jaya, perusahaan mitra UNNES dalam program FT PRIGEL. Techarea merupakan perusahaan teknologi digital yang fokus pada pengembangan solusi software, IoT, dan web development yang berlokasi di  Jl. Gondang Timur II No. 2, Kel. Bulusan, Kec. Tembalang, Kota Semarang. 

Aldo Luhung Baskoro mengutarakan harapanya selama proses pengembangan produk, “Kami berharap SmartIDPay bisa terus dikembangkan dan diterapkan secara luas, terutama di lingkungan yang berbasis keanggotaan seperti tempat kerja, kantor, sekolah asrama. Sistem ini produk prototype, tapi kami yakin potensinya besar untuk membantu digitalisasi presensi dan transaksi ke depan,”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun