Mohon tunggu...
abdul jamil
abdul jamil Mohon Tunggu... Mahasiswa - selalu belajar

Tukang Ketik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pro Kontra Ibadah Sholat Tarawih bagi Anak-Anak

16 Mei 2023   13:18 Diperbarui: 16 Mei 2023   13:20 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jama'ah masjid Al Firdaus saat sholat sekaligus membimbing anaknya untuk sholat bersama (Dokpri)

Menyambut datangnya bulan ramadhan 1444 H, semua ta'mir masjid dan musalla seluruh indonesia diyakini pasti mengadakan persiapan gelaran akbar bulan yang penuh berkah dan pahala dengan melaksanakan musyawarah guna membentuk panitia ta'mir ramadhan

Salah satunya adalah masjid Al Firdaus yang terletak di Jl. G. Obos XII Gg Jamrud II di Komplek Perumahan Palangka Permai Kota Palangka Raya, pengurus pada masjid ini juga melaksanakan rapat dalam rangka menyambut bulan ramadhan tahun 1444 H

Di Masjid Al Firdaus ini rutin menyelenggarakan rapat seminggu  sebelum datangnya bulan ramadhan, hal-hal yang dibahas biasanya seputaran  panitia ta'mir ramadhan, kegiatan di bulan ramadhan seperti pengajian, buka puasa, penentuan jumlah rakaat terawih dan hal tekhnis lainnya

Dalam tulisan kali ini penulis tertarik membahas tentang usulan dari salah seorang peserta rapat yang mengusulkan agar jamaah yang akan ikut sholat terawih dilarang membawa anak kecil, yang mempunyai potensi ribut di masjid, sebab akan mengurangi khusu'nya jamaah dalam menjalankan sholat

Atas usulan itu, munculah pro kontra dari peserta rapat, hal ini memunculkan dua arus ide/argumen yang disampaikan, yaitu kelompok yang mendukung dan kelompok yang menolak

Pertama, kelompok yang mendukung, mereka berpendapat bahwa anak-anak kecil yang suka ribut, lari-lari sebaiknya tidak diajak ke masjid. Menurutnya anak kecil belum wajib untuk menjalankan ibadah, dan keberadaanya di masjid lembih memberi mudharat dan menggangu jamaah sholat

Kelompok ini berpendapat bahwa bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah, maka harus diperbanyak kegiatan ibadah dengan khusu, sempurna dan jauh dari hal-hal yang mengurangi kekhusu'an khususnya saat pelaksanaan sholat

Kelompok kedua, setuju untuk membiarkan mereka (jamaah) mengajak anak-anaknya ke masjid sebab walaupun bagaimana mengenalkan cinta masjid harus  ditanamkan sejak dini.

Mereka beralasan bahwa melarang anak-anak ke masjid akan menyebabkan efek negatif dan dikhawatirkan anak-anak nantinya akan mencari kesenangan di luar masjid, hal ini bisa membahayakan bagi para generasi penerus Islam

Menarik dari diskusi ini adalah jalan keluar yang diputuskan oleh pimpinan rapat, yaitu dengan mengambil pendekatan  win win solution untuk dua ide berbeda dimaksud, yaitu tetap memperbolehkan orangtua membawa anak-anaknya ke masjid dengan catatan selalu dalam pengawasan orangtuanya dan meminta ta'mir ramadhan untuk menghinbau jamaah yang membawa anak kecil untuk dalam pengawasan mereka

Maka di setiap selesai sholat isya panitia ta'mir ramadhna selalu mengingatkan pada jama'ah untuk mengajak anak-anaknya sholat di sisinya agar bisa diawasi dan bimbing untuk tidak ribut atau membuat gaduh

Lalu bagaimana tanggapan jamaah dan masyarakat menyimapi himbauan ta'mir masjid? Ternyata tidak semua merespon himbauan tamir masjud. Jama'ah kurang merespon himbuaan itu, terlihat banyak anak-anak yang tetap berlarian dan bermain2 saat pelaksanaan ibadah sholat terawih berlangsung

Hal tersebut dapat diasumsikan bahwa anak-anak ini dari rumah ke masjid sudah dianggap hal yang baik, sehingga tidak terpikir oleh orangtua apakah anak-anak saat di masjid bermain-main atau beribadah layaknya jamaah pada umumnya

Namun demikian, ada juga beberapa orangtua yang komitmen dan mengikuti himbauan ta'mir masjid. Mereka menjaga anaknya agar ikut serta sholat terawih berjamaah, orangtua ini memposisikan shaf sholatnya bersebelahan dengan sang anak, sehingga anak merasa diawasi dan keberadaan anak tidak mengganggu jamaah lain

Bagi penulis, kasus di masjid Al Furdaus adalah jadi konteks untuk membiasakan, mendidik dan mengajak anak agar cinta masjid dan senang ibadah di dalam masjid. Dan untuk targetnya bisa dimulai dari anak-anak masih kecil.

Dengan catatan bahwa mengajak mereka haruslah dengan pendampingan orangtua sehingga target untuk memperkenalkan masjid dan dan membiasakan cinta pada masjid bisa terlaksana tanpa ada yang dirugikan

Menyikapi pro dan kontra tentang mengajak anak kecil ke masjid atau melarangnya adalah soal ijtihad, jadi bagi yang melarangnya dan tidak mengajak anaknya ke masjid karena takut mebuat gaduh adalah tepat jika memang orangtua berkeyakinan tdak mampu tau tidak mau repot membimbing mereka saat di masjid

Sebab usaha mengenalkan dan membiasakan anak-anak cinta masjid tentu bisa dengan berbagai cara, seperti mengajaknya sholat lima waktu atau pemahaman mendalam tentang agama saat anak-anak itu sudah balikh dan berakal sempurna

Namun bagi yang berkeyakinan bahwa dia mampu dan lerlu mengenalkan kepada anak-anak untuk cinta masjid sejak dini, maka mengajak dan menjaganya saat di masjid juga ijtihad yang baik, jika oramgtuanya atau keluarganya mampu untuk mengawasi atau yakin bahwa anaknya saat di masjid tidak membuat kegaduhan

Berikut penulis lampirkan tindakkan orangtua yang benar-benar mengajak dan membimbing anaknya saat ikut ke masjid, yaitu:

Pertama untuk melatih agar anak ke masjid dan cinta berada di masjid diajkanya anak tersebut, selanjutnya orangtua memilih tempat sholat yang pas dan tepat untuk mereka sholat dengan tetap meberi pengawasan saat sholat.

Tempat yang dipilih adalah pinggir dinding masjid, posisi ini tepat karena anak berada di pinggir dan orang tuanya sebagai pembatas dengan jamaah lain, sehingga anak tidak leluasa untuk bergerak atau membuat keributan saat berlangsung sholat

Posisi ini juga memudahkan orangtuanya mengawasi dan anak tidak bisa komunikasi atau mengobrol dengan teman atau hal-hal lainnya sebab posisinya yang berada di pinggir dan disebelahnya lagi adalah irangtuanya ynag siap untuk mengawasi dan menjaganya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun