Mohon tunggu...
abdul jamil
abdul jamil Mohon Tunggu... Mahasiswa - selalu belajar

Tukang Ketik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Istri Tidak Mau Memasak, Tidaklah Salah

25 Juni 2022   20:39 Diperbarui: 26 Juni 2022   05:44 8055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi/masak bersama keluarga perpustakaan IAIN pky 2021

Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita pernah menemui atau malah menjadi pelaku dari sebuah perbuatan yang sering diperbuat oleh pasangan dalam biduk rumah tangga, semisal  mengasih uang belanja ala kadarnya, namun mintanya pelayanan dari istri bak seorang raja.  

Bahkan, perilaku demikian di topangkan pada subuah dalil seperti "Ridhonya suami itu adalah surganya perempuan (istri)".  Jika mendapatkan ridhonya suami dengan jalan sengsara seperti perilaku suami dalam contoh diatas, saya kira itu sebuah kedhaliman.

Sebagai suami terkadang tidak menyadari bahwa istrinya telah melakukan pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, mencuci, masak juga dikerjakan untuk keberlangsungan rumah tangga. Maka sudah sepantasnya suami mengucapkan rasa terima kasih atas apa yang telah dikerjakan istri atau pasangan hidupmu.

Janganlah menuntut terlalu berlebih pada istri, jika uang belanja atau kebutuhan sehari-hari tidak diberikan secara maksimal. Memberikan uang belanja tidak seberapa tapi menuntut disediakan menu makan dan layanan berlebih tentu merupakan sikap yang keterlaluan kalo tidak mau dikatan dhalim.

Ketika tuntutan berlebih pada pasangan, semisal rumah harus bersih, semua makanan memenuhi standar 4 sehat 5 sempurna, anak terawat dan penampilan istri harus menarik.  sementara yang diminta istri kepada suami lebih kecil dan terabaikan maka perilaku seperti ini bisa dikategorikan menjadi nususnya seorang suami.

Maka dalam menuntut hal-hal yang secara hukum agama bukan kewajiban dari seorang istri tentu memintanya tidak boleh dipaksakan, sebab jika dipaksakan untuk dikerjakan maka masuklah perintah itu menjadi sebuah kedhaliman.

Dalam sebuah keluarga di kalangan masyarakat Indonesia, terdapat beberapa pemahaman yang telah mentradisi menyatakan bahwa pekerjaan rumah seperti memasak, belanja kebutuhan rumah tangga dipahami menjadi kewajiban seorang istri, padahal itu adalah kewajiban dari seorang suami.

memasak dalam islam bukan kewajiban bagi seorang istri, sehingga manakala seorang istri mau dan berkenan memasak maka itu adalah sebuah ke afdholan yang dia lakukan untuk suami dan keluarganya. ketika istri tidak mau memasak disebabkan karena capek atau malas, maka tidak ada dosa baginya.

Jadi ketika suami pulang kerja pengen kopi misalkan, alangkah baik dan bijaknya jika suami berani berkata "dik tolong buatkan kopi" ketika istri mau membuatkan kopi atau menolaknya itu adalah hak dia untuk memilih mengerjakan atau menolak. jika dia mengerjakan maka menjadi kebajikan tersendiri bagi seorang istri, namun jika dia menolak tentu tidak ada salah dan dosa jika dilihat dari sisi hukum fiqih.

Dan tentu menjadi Sebuah kedjaliman manakala suami memaksakan kepada istrinya untuk mengerjakan sesuatu yang bukan menjadi kewajibannya, seperti membuat kopi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun