: ,
Rasulullah Saw bersabda : "Isa Ibn Maryam akan turun ke muka bumi, maka ia akan berkeluarga dan dikarunia putera". (HR. Misykat)
Mengenai hadis di atas, dalam Buku Aina-e-Kamaalaat-e-Islam, hal. 578-579 Hadhrat Masih Mauud A.s. memberikan keterangan: "Rasulullah Saw telah memberitahukan bahwa al-Masih al-Mauud (Nabi Isa yang dijanjikan itu) -- akan berkeluarga dan dikaruniai putera -- maka dalam hal ini terdapat Isyarat bahwasanya Allah akan mengaruniakan kepadanya seorang anak yang saleh yang akan serupa atau sama seperti bapaknya serta ia tidak akan menentangnya dan ia termasuk ke dalam golongan hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Rahasia mengenai hal itu adalah bahwa Allah tidak akan memberikan kabar gembira kepada para nabi dan para wali mengenai dzurriyyat (keturunan) melainkan apabila Dia telah menakdirkan kelahiran orang-orang saleh. Dan inilah kabar suka yang telah diberitahukan kepadaku beberapa tahun sebelum pendakwaan ini untuk memberitahukan kepadaku ilmu ini di hadapan mata orang-orang yang berdiri tegak mencari kemuliaan serta mereka itu laksana orang-orang bergegas menyatakan kesiapsediaannya untuk al-Masih."
Latar belakang turunnya nubuwatan ini.
Pada saat itu semasa Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as hidup suasana di Qadian keimanan orang-orang Islam pada umumnya sangat mengkwatirkan karena ketika itu para misionaris Kristen sangat gencarnya untuk melancarkan gerakan-gerakan anti agama Islam.
pada hari-hari itu juga, tidak ada seorang pun dari antara umat Islam yang berani melawan gerakan mereka apalagi misionaris Kristen didukung oleh orang-orang Eropa. Maka timbulah gairah di dalam hati Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as untuk melawan mereka dengan salah satunya adalah mencetak sebuah karangan berjudul Barahin Ahmadiyah yang menjelaskan tentang kedudukan kitab suci Al-Quran sebagai kalam Ilahi sebagai kitab yang paling sempurna dan status kemulian nabi Muhammad saw sebagai utusan Allah Ta'ala. Bersamaan itu pula, setiap hari Hahdrat Mirza Ghulam Ahmad as selalu memanjatkan doa yang artinya: "Wahai Allah, Aku sedang membela dengan sekuat tenaga Agama Engkau yang terakhir dan paling sempurna dan aku sedang membela nabi tercinta Hadhrat Muhammad saw. Oleh karena itu, wahai tuhan-Ku ! Tolonglah daku !".Â
Begitu tingginya gejolak di dalam hati beliau, as selalu memikirkan umat Islam maka terlintaslah dalam benak beliau as untuk mengasingkan diri demi melakukan konsentrasi do'a secara khas kehadirat Allah Ta'ala sebagai pendukung dan pembela islam serta pembela Nabi Muhammad saw. Maka melalui shalat istikharah, beliau as mendapat kabar ghaib dari Allah Ta'ala untuk pergi kesuatu daerah agar dapat memenuhi konsentrasi do'a secara khusus kepada Allah Ta'ala.
"Pembuka kesulitan engkau ada di Hosyarpur."
Sesuai kabar ghaib tersebut maka tempat yang akan dituju adalah kota Hoshiarpur maka beliau pergi ke kota tersebut dengan ditemani 3 orang sahabat beliau as adalah Maulvi Abdullah Sanuari, ra, Hafiz Muhammad Ali Sahib, ra dan Fatih Muhammad Khan Sahib, ra. Â
Maka setelah selesai melakukan konsentrasi do'a selama 40 hari itu pada tanggal 20 Pebruari 1886 dari Hoshiarpur beliau menerbitkan selebaran kemudian dikirimkan ke berbagai daerah. Didalam selebaran itu disebutkan banyak sekali kabar-kabar ghaib dari Allah Ta'ala yang kemudian Allah Ta'ala telah menyempurnakan kabar-kabar ghaib itu didalam kehidupan beliau sendiri.Â
Dari peristiwa ini maka benarlah bahwa Hadhrat Masih Mauud as adalah sosok bayangan dari Rasulullah saw. Karena pada masa awal Islam pun ketika pertablighan Islam masih dilakukan secara diam-diam dan tidak ada orang yang sangat berani di kalangan umat Islam. Rasulullah saw menginginkan sekali Islam dapat diperkuat dengan orang yang kaut dan berani, yang tidak takut menghadapi musuh dalam membela akidah, maka Hadhrat Rasulullah saw berdoa kepada Allah Ta'ala yakni;