Banyak pihak yang ngasih sorotan ke program MBG, mulai dari isu teknis seperti dugaan keracunan, sampai pertanyaan soal efektivitas, biaya, dan dampaknya buat masyarakat. Kritik seperti ini wajar saja muncul, soalnya program sebesar ini dengan anggaran gede memang harus diawasi ketat biar manfaatnya jelas terasa dan risikonya bisa ditekan.
Tapi di balik kritik itu, manfaat MBG juga tidak bisa dianggap kecil. Bayangin aja, sekitar 27 juta anak sekolah dapet gizi lebih baik yang bikin konsentrasi belajar naik dan daya tahan di sekolah makin kuat. Dari sisi tenaga kerja, ada 360--450 ribu orang terserap, mayoritas ibu-ibu yang kerja di dapur kolektif. Artinya, ada peluang kerja nyata yang tersebar sampai ke daerah.
Efeknya juga ngefek ke ekonomi. Petani dan produsen lokal punya pasar yang lebih stabil, UMKM serta jasa logistik ikut jalan, sementara keluarga penerima jadi lebih ringan karena biaya makan anak berkurang. Jadi jelas, MBG bukan sekadar program kasih makan, tapi ngebangun ekosistem pangan yang muter dari hulu sampai hilir.
Memang, isu keracunan sempat rame. Tapi kalau lihat skalanya, kasus itu kecil banget dibanding total hidangan yang sudah dibagi. Dari sekitar 1 miliar tray dalam 8--9 bulan, cuma ratusan atau ribuan yang bermasalah. Artinya, lebih dari 99,99% aman dan sukses.
Lagi pula, Badan Gizi Nasional (BGN) juga tidak tinggal diam. Tiap laporan langsung dicek, SOP distribusi dan penyimpanan diperketat, sampai pelatihan keamanan pangan buat pekerja dapur ditingkatkan. Jadi, kasus yang muncul harusnya jadi bahan perbaikan, bukan alasan buat nutup mata dari manfaat besar program ini.
Makanya, kritik itu penting, tapi harus dilihat proporsional. Dari milyaran tray yang sudah dibagi, mayoritas besar aman dan benar-benar bermanfaat. Program ini bukan cuma soal ngasih makan, tapi juga ngebangun ekosistem pangan, buka lapangan kerja, dan siapin masa depan generasi muda.
Program MBG jelas membawa manfaat besar, tapi tetap butuh perbaikan. BGN harus lebih transparan soal data dan kasus di lapangan, membuat SOP yang sederhana dan mudah dipahami hingga level pekerja dapur, serta menambah personel pengawas agar distribusi dan penyimpanan makanan lebih aman. Dengan begitu, kritik bisa dijawab dengan kerja nyata, dan manfaat MBG bisa terus dirasakan tanpa gangguan masalah teknis.
Intinya, kritik sah-sah aja dan harus direspons dengan perbaikan. Tapi jangan sampai bikin kita lupa sama manfaat besar yang sudah nyata, jutaan anak lebih sehat, ratusan ribu orang dapet kerja, dan ekonomi lokal bergerak. Dengan tingkat keberhasilan yang jauh lebih gede daripada masalahnya, MBG pantas dilihat sebagai terobosan yang harus dijaga dan terus disempurnakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI