Mohon tunggu...
Abdul Rojak
Abdul Rojak Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah hiburan, menulis adalah pelepasan ide dan gagasan

ABDUL ROJAK, tinggal di Depok, Jawa Barat, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

MANUSIA SUPER

20 Oktober 2010   06:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:16 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Aku akan mengajarkan kepada kalian, apa itu manusia super?

Manusia super adalah manusia yang bisa menjadi panutan, suri tauladan, memberikan pencerahan disaat kegelapan, memberikan inspirasi ketika pikiran menemui jalan buntu.

Dalam konsep Islam, manusia super di namakan Insan Kamil atau Manusia Sempurna, dan prototype dari Insan Kamil hanya bisa kita dapatkan dari Nabi Muhammad SAW. Semua etika yang baik dapat kita teladani dari gagasan, ucapan dan prilaku beliau, karena eksistensi beliau hakikatnya dimuka bumi ini adalah memperbaiki akhlak (etika) manusia, yang buruk diperbaiki dan yang baik ditingkatkan. Dari masalah yang sangat pribadi sampai masalah kemaslahatan umat (kemasyarakatan), telah di beri contoh secara nyata dalam pribadi Rasulullah SAW.

Pertanyaannya adalah, apakah bisa manusia biasa seperti kita menjadi Manusia Super, yang memberi inspirasi untuk banyak orang? Jawabannya adalah bisa. Bagaimana caranya?.

Dengan keterbatasan yang dimiliki manusia, kita sesungguhnya bisa menjadi manusia super, sejauh kekuatan dan kemampuan yang kita miliki. Setiap manusia pasti memiliki bakat dan minat dibidang tertentu, maka kembangkanlah apa yang menjadi minat dan bakat kita, yang pada akhirnya akan melahirkan prestasi, baik itu prestasi secara nyata ataupun prestasi dalam proses yang luar biasa hingga menginspirasi banyak orang.

Artis sesungguhnya adalah figur yang mudah untuk ditiru dan sering muncul dalam setiap kesempatan, baik dalam berita media cetak maupun media elektronik. Hanya saja sering kali kita kecewa ketika Artis menjadi panutan, mereka diterpa gosip-gosip miring tentang kelakuannya yang ”aneh-aneh”. Ini hanya sekelumit contoh, para politisi pun adalah panutan, para pejabat, aparatur negara baik dari tingkat yang paling tinggi maupun tingkat yang paling rendah. Kemudian Guru, orang tua, apapun profesi dan jabatan yang melekat dalam diri seseorang. Bahkan sesama teman di lingkungan rumah, sesama teman di lingkungan kantor atau sesama teman di lingkungan sekolah. Seorang siswa yang berprestasi dalam bidang akademik pun adalah seorang panutan buat teman-teman yang lain atau seorang siswa yang berprestasi dalam bidang kesiswaan, seperti misalnya ekskul atau prestasi yang lain. Hingga tidak heran sering muncul kata hati yang berbisik dalam diri sendiri, ”aku ingin seperti dia, sukses dan berprestasi”.

Ketika kata hati sudah berbicara seperti itu, maka dapat dipastikan begitu banyak figur sesungguhnya yang bisa kita tiru dan dijadikan panutan di sekeliling kita. Hanya saja, mau tidak kita lebih peduli dan jeli melihat prestasi-prestasi yang melekat pada diri orang lain. Agar kita pun bisa meniru kesuksesannya.

Kadang yang selalu muncul dalam diri kita adalah rasa iri dan egosime, terhadap prestasi dan keberhasilan seseorang, hingga yang muncul berikutnya adalah bukan kekaguman, tapi rasa dengki dan ketidak puasan terhadap orang lain, yang berimbas pada pribadi yang selalu curiga dan lebih sering mengurusi prilaku orang lain daripada memperbaiki diri sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik (Manusia Super).

Aku akan mengajarkan kepada kalian, apa itu manusia super?

* Penulis adalah Guru Sejarah SMA Avicenna Cinere


Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun