Mohon tunggu...
Bang Doel
Bang Doel Mohon Tunggu... Penulis - Penulis tentang keperempuanan, pendidikan dan kaum marginal.

Laki-laki lulusan UIN sunan Gunung djati bandung yang berkecimpung di dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Berkarakter Toleran sejak Dini

31 Desember 2022   22:19 Diperbarui: 31 Desember 2022   22:21 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Di tengah polemik banyaknya aksi yang membuat perpecahan agama, anak bisa memperkuat kepercayaan imannya dengan toleransinya. Mengajarkam kepada anak bahwa ajaran agama tidak hanya satu dan bisa bersikap toleran akan mampu meminimalisir atau mengurangi perpecahan agama.

Ketikasikap toleransi umat beragama disadari oleh anak sejak dini. Kebermanfaatnya tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga mampu menciptakan lingkungan beragama yang damai kelak saat generasi mereka memimpin bangsa ini.

Munculnya Rasa Empati yang Luas

Toleransi menjadikan anak untuk mampu memiliki kemampuan memahami apa yang dirasakan orang lain. Mereka akan memiliki pandangan yang lebih objektif dan bisa membayangkan bagaimana jika mereka berada di posisi orang yang terkucilkan.

Kehadiran rasa empati akan membuat perilaku anak terhadap suku, agama, atau orang yang berbeda dengannya menjadi lebih baik. Inilah sumber awal mula kedamaian yang akan tercipta nantinya di masa yang akan datang.

Mengatasi Perilaku Menindas

Kasus perundungan di kalangan anak sekolah terus meningkat. Kegiatan perundungan atau bullying memberikan dampak yang amat buruk. Maka dari itu jangan sampai anak menjadi pelaku perundungan atau menjadi korban. Maka menanamkan toleransi akan menghindarkan anak untuk melakukan tindakan buruk ini.

Akhir dari tulisan ini. Saya hanya ingin memberikan kalimat bahwa "marilah kita menjadikan diri kita, anak kita, untuk menjadi pribadi yang bertoleran. Karena toleran tak akan muncul jika kita tidak menanamkannya pada diri dan anak sejak dini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun