Mohon tunggu...
Abdul Mutolib
Abdul Mutolib Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pegiat literasi

Penulis buku teks pembelajaran di beberapa penerbit, pegiat literasi di komunitas KALIMAT

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kecakapan Kolaborasi, Urgensi dan Hambatannya

12 Agustus 2020   12:09 Diperbarui: 12 Agustus 2020   12:22 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bekerja sama adalah kebutuhan alamiah manusia. Manusia sebagai makhuk sosial tidak akan pernah terlepas dari bantuan dan keterlibatan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya.

Manusia sendiri juga hasil dari kerja sama atau kolaborasi orangtua. Kehadirannya dalam kehidupan dunia juga melibatkan orang lain, minimal dokter atau bidan atau dukun bayi yang membantu persalinan ibunya.

Untuk meraih kesuksesan dalam banyak hal kerja sama merupakan salah satu strategi yang sangat diperlukan. Banyak orang yang punya kemampuan hebat di bidang tertentu, namun kehebatannya tidak cukup menjadi modal kesuksesannya karena ia tidak bisa membangun kolaborasi dengan orang lain. Tapi sebaliknya, orang yang kemampuannya biasa-biasa saja, ia dapat meraih kesuksesan karena bisa membangun kolaborasi dengan orang lain.

Dalam dunia pekerjaan banyak orang yang tersingkirkan bahkan di-PHK karena tidak mampu bekerja sama dengan orang lain.

Dalam sebuah perusahaan, soliditas organisasi dan tim lebih diperlukan daripada kehebatan individu. Maka perusahaan tidak sekedar mencari karyawan yang jago, tapi juga yang bisa bekerja sama.

Kerja sama itu melipatgandakan kekuatan dan mendatangkan banyak keuntungan baik bagi individu maupun organisasi.

Bagi organisasi atau perusahaan, kerja sama mendatangkan  efisiensi, menambah soliditas teamwork, dan ujunganya meningkatkan produktivitas dan keuntungan.

Bagi individu bekerja sama dengan orang lain atau suatu teamwork mendatangkan banyak pengalaman, memunculkan ide-ide baru hasil bertukar pikiran, menambah jaringan, dan tentu beban  pekerjaan akan semakin ringan.

Di dalam Islam, bekerja sama dan bersekutu untuk kebaikan tidak hanya mendatangkan kekuatan, tetapi juga mendatangkan pertolongan Allah dan keberkahan.  Rasulullah saw bersabda, "yadullahi ma'a al-jama'ah" ( Pertongan Allah bersama jama'ah). (H.R. Turmudzi).

Dalam hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu Hurairah, Rasulullah saw juga bersabda, "Allah berfirman: Saya adalah orang yang ketiga dari dua orang yang bersekutu (bekerja sama) sepanjang tidak ada pengkhianatan oleh salah satu dari keduanya. Jika terjadi pengkhianatan, Saya keluar dari persekutuan itu."

Maksud  orang ketiga dalam hadis tersebut adalah bahwa Allah akan mengulurkan pertolongan terhadap keduanya. Kemudian maksud Allah keluar  adalah Allah menarik pertolonganNya.

Nabi Muhammad saw adalah sosok teladan umat manusia tidak hanya dalam urusan meraih kesuksesan akhirat, tetapi juga kesuksesan dunia. Beliau adalah pengusaha sukses yang menjalankan usaha perdagangan dengan membangun kerja sama.

Dalam menjalankan usaha beliau bertindak sebagai manajer perdagangan para investor. Investor terbesar beliau adalah Siti Khadijah. Tercatat  empat kali sebelum menikah beliau memimpin ekspedisi perdagangan untuk Khadijah ke Syiria, Jorash, dan Bahrain di sebelah timur Semenanjung Arab.

Kemampuan bekerja sama perlu ditanamkan dan dilatih karena tidak semua orang  memiliki kepribadian bawaan yang terbuka dan senang bersosialisasi dan bekerja sama dengan orang lain. Juga tidak semua orang mendapatkan lingkungan tumbuh kembang yang mendukung tumbuhnya kemampuan bekerja sama.

Tidak sedikit pula orang yang mengalami hambatan dan kesulitan untuk bekerja sama dengan orang lain. Kesulitan itu umumnya disebabkan oleh beberapa hal antara lain sebagai berikut:

1.  Kepribadian yang introvert.

Introvert adalah jenis kepribadian yang cenderung lebih fokus kepada perasaan dan pikiran yang berasal dari dalam diri. Orang yang berkepribadian introvert cenderung  tertutup dan pemalu. Ia juga lebih senang menghabiskan waktu sendiri. Dalam dunia pekerjaan dia lebih tertarik dan bersemangat untuk bekerja sendiri.  

Orang dengan kepribadian ini tidak selamanya negatif, karena otak orang-orang introvert memiliki fungsinya tersendiri. Orang introvert juga bisa meraih kesuksesan, terutam dalam bidang yang ia minati. Bahkan orang introvert memiliki pikran yang luas  imajinatif, tekun, dan bertanggung jawab dalam bekerja.

Namun memang untuk urusan bekerja sama dan membangun komunikasi dengan orang lain membutuhkan latihan yang lebih. Orang introvert harus berusaha memiliki pikiran terbuka dan belajar berinteraksi dengan orang lain.

2. Sikap Egois

Orang egois adalah orang yang selalu mementingkan diri sendiri. Ia selalu ingin diistimewakan, mengontrol semua orang, ingin menang sendiri, dan anti kritik. Oleh karena itu orang egois susah bekerja sama dengan orang lain.

Di antara bentuk egoisme adalah pendirian yang kaku, saklek dan tidak mau berubah serta tidak mau menerima masukan dari orang lain. Pokoknya gitu ya gitu titik.

Agar mampu bekerja sama setiap orang harus berusaha menghilangkan sifat egoisme pada dirinya dengan berupaya mengenali penyebabnya, lebih bersabar dan peduli kepada orang lain, serta belajar bersikap dewasa.

3. Sikap Perpeksionis

Orang perpeksionis selalu ingin menjadi sempurna dan menuntut standar setinggi mungkin. Oleh karena itu ia sering tidak puas dengan hasil kerja orang lain atau tim sehingga ia lebih senang bejerja sendiri dan sulit mendelegasikan tugas atau bekerja sama dengan tim kerja.

Menginginkan hasil optimal itu sangat baik, tetapi kalau berlebihan dan tidak proporsional serta tidak ada toleransi untuk kekurangan maka hal itu akan menyulitkan. Seseorang yang memiliki kecenderungan perpeksionis harus belajar realistis, menerima kekurangan diri dan orang lain. Jangan hanya fokus pada kekurangan diri dan orang lain tetapi juga harus melihat sisi kelebihan diri dan orang lain kemudian memanfaatkannya.

Saat ini dunia pendidikan sudah menyadari pentingnya membangun karakter dan kepribadian serta kecakapan intrapersonal dan interpersonal termasuk kecakapan yang dibutuhkan untuk menghadapi perkembangan zaman. Di era industri 4.0 ini kecakapan bekerja sama adalah salah satu yang dianggap penting untuk dididikkan kepada generasi sekarang.

So, kalau pola pikir kita tidak berkembang, maka kita akan tergilas oleh perkembangan zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun