Mohon tunggu...
Abduh Ipaenin
Abduh Ipaenin Mohon Tunggu... Lainnya - Muhammad Abduh Ipaenin

Univeristas Pattimura Fakultas Economic and Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pilu dengan Pembelajaran Masa Sekarang

13 Maret 2021   06:25 Diperbarui: 13 Maret 2021   06:44 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disaat Indonesia terkena pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, banyak sekali aktivitas-aktivitas sehari mengalami perubahan seperti menggunakan masker dan mencuci tangan. Selain itu pandemi ini membuat perubahan dalam berbagai aspek, salah satunya aspek Pendidikan. Pendidikan yang awalnya pembelajaran tatap muka di kelas berubah menjadi pembelajaran jarak jauh atau juga daring.

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan jaringan untuk dapat mengakses media atau platform yang disediakan untuk pengajar dan pelajar dapat saling memberi dan menerima ilmu dalam kondisi jarak jauh. Daring adalah sebuah akronim yaitu ‘dalam jaringan’ atau istilah yang selalu merujuk pada istilah online. Pembelajaran daring mulai populer di dunia Pendidikan saat masa pandemi, dengan ini dapat mendorong pengetahuan teknologi untuk para pengajar dan pelajar untuk dapat mengetahui penggunaan teknologi serta memudahkan para pengajar dalam mengajar.

Tetapi disisi lain berbagai kendalan kerap terjadi bagi para pelajar, pengajar dan orang tua dalam pembelajaran sekarang ini dan ada sebagian daerah merasa sulit dalam mengikuti pembelajaran daring ini. Hal-hal yang kerap terjadi saat pembelajaran sekerang ini seperti :

  • Smartphone mungkin adalah alat yang paling utama dalam mengikuti daring ini. Untuk orang tua yang berkecukupan mungkin dapat membeli smartphone atau laptop kepada anaknya. Tetapi Banyak sekali di luar sana, banyak pelajar yang mempunyai latar belakang orang tua yang kurang mampu sehingga ada pelajar yang tidak mempunyai Smartphone atau laptop dalam mengikuti pembelajaran ini.
  • Untuk dapat mengikuti pembelajaran berbasis daring, sarana penunjang berikutnya yaitu adanya jaringan internet. Jaringan internet ini jika diandaiakan dengan pena dan tinta, pena sebagai smartphone dan tinta sebagai jaringan, ini tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain percuma mempunyai pena tapi tintanya tidak ada, begitu sebaliknya dengan smartphone dengan jaringan yang jika mempunyai smartphone tetapi tidak ada jaringan. Khususnya di Indonesia Timur terutama Maluku sebagian daerah yang belum adanya. Pelajar yang ingin melakukan pembelajaran daring harus naik pada dataran tinggi agar dapat mencari jaringan, maka dari itu untuk dapat menerima pembelajaran, pelajar harus berusaha keras dalam mencari jaringan.
  • Paket kuota internet juga begitu penting dalam pembelajaran daring. Biasanya untuk awal awal pembelajaran, pembelajaran daring akan baik-baik saja tetapi setelah sebulan kemudian banyak sekali pelajar yang tidak aktif lagi dalam grup-grup kelasnya, sehingga para pelajar tidak dapat mengikuti pembelajaran yang di lakukan karena kehabisan kuota internet.
  • Listrik juga mempunyai sarana pendukung dalam melakukan pembelajaran, dikeranakan smartphone juga memerlukan daya batrei yang cukup agar dapat mengikuti pembelajaran. Listrik pada daerah daerah yang kesulitan listrik seperti yang ada juga di Indonesia Timur sangat sering terjadi. Biasanya pada desa-desa di Maluku listrik hanya berlaku pada malam hari dan di siang hari listrik akan padam. Untuk itu para pelajar yang ingin berkuliah harus mengecas batrei smartphonenya dengan penuh di malam hari agar dapat pembelajaran di siang hari tetapi kadang jumlah batrei tidak cukup karena banyak kelebihan mengerjakan tugas

Selain dari pada masalah teknisi di atas ada juga masalah masalah lainnya yang pada pembelajaran daring sekarang ini

  • Pada masa pandemi ini banyak yang membuat generasi sekarang menjadi generasi rebahan. Pembelajaran secara daring dapat dilakukan cara apapun termasuk rebahan, karena dari itu aktivitas fisik yang kurang, membuat pelajar menjadi malas dan tidak konsentrasi pada proses menerima materi
  • Kemudahan dalam melakukan kecurangan. Pada pembelajaran sekarang ini kecurangan akan selalu terjadi, misalkan seperti mematikan kamera untuk melakukan aktivitas di luar belajar, pencotekan sangat mudah dalam proses ujian dan sering mematikan dan menyalakan data seluler untuk dapat meminta izin untuk jaringan pelajar tersebut tidak bagus agar dengan alasan untuk tidak dapat mengikuti proses belajar.
  • Banyak sekali pelajar yang mengelu terhadap tugas yang diberikan, dikarenakan pada masa sebelum pandemi, tugas yang diberikan tidak sebanyak tugas yang sekarang. Sehingga banya pelajar yang sulit mengerjakan tugas. Misalkan dalam mata pelajaran terdapat tujuh mata pelajaran dan masing masing pelajaran mempunyai tugas dan memiliki deadline yang begitu mepet sehingga para pelajar sangat sulit dalam mengerjakan tugas.
  • Kemudian di wilayah pedesaan ada sebagian orang tua yang mengajak anaknya untuk membantu pekerjaannya dikarenakan pemikiran orang tua tentang pembelajaran sekarang ini yang dapat mengerjakan tugas kapan saja sehingga ada sebagian pelajar yang tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik

Maka dari itu kita sebagai pelajar Indonesia harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan mengikuti pendidikan secara baik agar di suatu kelak nanti kita akan menjadi generasi yang di impikan atau yang disebut menuju Indonesia Emas 2045 dan sebab itu kita harus belajar bersunggu-sungguh dalam menuntut ilmu dan semoga Indonesia lekas sembuh dari pandemi ini agar dapat kembali dalam proses belajar seperti biasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun