Mohon tunggu...
Abdullah Umar
Abdullah Umar Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Hukum dan Politik

Mahasiswa Jurusan Hukum di Cairo University, Mesir

Selanjutnya

Tutup

Politik

Soal Terorisme Prabowo Kalah Telak Melawan Maruf Amin

18 Januari 2019   18:23 Diperbarui: 18 Januari 2019   18:42 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabowo Cenderung Melindungi Barisan Teroris yang Mendukungnya?

Dalam konsep negara bangsa di dunia, keamanan warga adalah hal mutlak yang harus ada di suatu negara. Jika makanan berlimpah, namun situasi tidak aman, misalnya saat anda makan tiba-tiba ada bom yang meledak dan rumah yang hancur diroket tentu sangat mengerikan. Makan pun tidak enak jika dalam situasi tidak aman. Itu lah mengapa keamanan menjadi prasyarat kemakmuran suatu bangsa. Menjadi penting untuk menilai sejauh mana pemimpin akan menjamin rakyatnya aman dari aksi terorisme.

Kamis malam (17/1/2019) debat dengan tema terorisme, saya dan mahasiswa Indonesia yang streaming dari Mesir tentu saja antusias mengikuti jalannya debat. Kami ingin tahu sejauh mana para calon pemimpin ibu pertiwi memiliki konsep penanganan khususnya dalam hal melawan terorisme. Masalah serius yang tidak juga dihadapi Indonesia, melainkan dunia internasional, khususnya di negara-negara muslim timur tengah, karena terorisme adalah masalah nyawa.

Jujur saja kami terkejut dan sontak meggeleng -- gelengkan kepala mendengar penyampaian Pak Prabowo dalam memandang terorisme. Ia yang mengaku memiliki spesialisasi (keahlian) anti teror saat masih di militer dahulu memandang akar terorisme hanyalah kesejahteraan rakyat yang rendah. Bahkan, ia menuduh para teroris adalah orang non muslim asing yang menyamar menjadi seorang muslim sehingga ada kesan Islam teroris. Hal yang menurut kami sangat fatal kenapa?

1. Jika iya terorisme adalah masalah kesejahteraan, bagaimana Prabowo bisa menjelaskan tragedi kemanusiaan di Suriah dimana lebih dari 470 ribu orang tak berdosa tewas dan negara luluh lantak akibat teroris ISIS? Apakah Suriah dan rakyatnya tidak sejahtera?

Ingat Suriah adalah salah satu negara kaya di Asia dengan PDB sebesar 73,67 miliar dollar AS di 2012, meningkat pesat dibanding 1960 yang hanya 15,32 miliar dollar AS pada 1960 an. Bahkan Suriah adalah *negara dengan ketebalan cadangan minyak yang tertinggi dengan 350 meter,* berkali-kali lipat dengan ketebalan cadangan minyak di negara-negara di dunia yang hanya berkisar 20-30 meter. Betapa kayanya Suriah.

2. Jika lapangan pekerjaan disebut oleh Prabowo-Sandi sebagai penyebab orang melakukan teror, bagaimana bisa ia menjelaskan terorisme di Surabaya beberapa waktu lalu, di mana pelaku bom bunuh diri sekeluarga adalah pengusaha alumunium sukses? Ia memiliki mobil, dan rumahnya terbilang cukup mewah. Ia bahkan dikenal cukup rajin solat 5 waktu di masjid oleh para tetangganya.

3. Prabowo telah gagal melihat masalah terorisme secara utuh, jika apa yang disampaikan Prabowo adalah benar yang diajarkan dalam militer Indonesia, menjadi wajar jika melihat aksi teror masih terus ada di negara ini. Kami melihat sendiri di Timur Tengah, akar terorisme adalah pemahaman yang salah terhadap ideologi agama, khususnya Islam, pelakunya bahkan benar-benar warga negara itu sendiri dan bukan orang asing yang disusupi seperti yang disampaikan Prabowo.

Di Suriah, mereka yang menjadi teroris ISIS adalah muslim asli Suriah taat yang berhasil dibelokkan pemahamannya tentang agama Islam, oleh para gembong teroris.

4. Apa yang disampaikan Maruf justru membuat kami takjub. Maruf sebagai seorang Ketua MUI yang terus diframing dekat dengan kelompok radikal (contoh 212) justru memperlihatkan terobosan yang memang kami anggap tepat, yaitu meluruskan pemahaman agama yang keliru bagi yang sudah terpapar doktrin terorisme dengan jubah agama.  

5. Secara teoritik, terorisme adalah ujung dari proses intoleran yang menguat menjadi radikalisme, kemudian radikalisme menguat menjadi ekstrimisme, dan ekstrimisme menguat menjadi terorisme. Proses penjenjangan itu dilalui melalui doktrin agama yang keliru, maka seperti kata filsuf Karlina Supelli, cara mengatasi radikalisme agama adalah dengan memberikan para ulama ruang untuk mengajari doktrin agama yang sesuai, yaitu mengatakan bahwa terorisme itu tidak dibenarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun