Perkenalan saya dengan karya-karya tersebut datang dari dosen-dosen kami di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Makassar terutama alumnus dari Universitas Indonesia. Dosen kami yang dimaksud adalah Drs. La Malihu, M.Hum., Dr. Najamuddin, M.Hum., dan Dr. M. Rasyid Ridha, M.Hum, ketika mereka studi pada jenjang Magister Ilmu Sejarah di bawah bimbingan Prof. Dr. RZ. Leirissa, Prof. Dr. AB. Lapian. Selanjutnya, dosen-dosen saya di Prodi Anropologi peminatan Sejarah, Pascasarjana Universitas Hasanuddin, terutama Dr. Edward L. Poelinggomang dan Prof. Dr. Abdul Rasyid Asba, M.Hum.
Dua buku tersebut juga hampir selalu disebut oleh dosen-dosen kami saat kuliah di Program Studi S3 Sejarah UI, khususnya Prof. Dr. Susanto Zuhdi dan Dr. Moh. Iskandar, pada mata kuliah Teori dan Metodologi Sejarah. Â Â
Itulah sebabnya, hampir setiap tulisan saya, terutama mengenai sejarah maritim, selalu merujuk buku tersebut.
Karena itu pula, saya selalu memperkenalkan buku tersebuh kepada mahasiswa-mahasiswa yang saya ajar antara tahun 2005 -- 2025, mulai dari Jurusan Pendidikan Sejarah UNM, Jurusan Ilmu Sejarah UNHAS, dan Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam UIN Alauddin Makassar hingga Prodi Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Intan Lampung.
Buku ketiga karya Reid yang saya baca adalah Asal Mula Konflik Aceh: dari perebutan Pantai Timur Sumatera hingga Akhir Kerajaan Aceh abad ke-19, yang semula merupakan disertasinya di Cambridge University. Buku ini sangat menarik untuk melihat perebutan kuasa dua negara kolonial Eropa Barat yang besar, yakni Belanda dan Inggris, di Asia Tenggara.
Tiga buku berikutnya tentang revolusi masing-masing berjudul: (1) Perjuangan Rakyat: Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di Sumatera yang diterbitkan Sinar Harapan, 1987; (2) Revolusi Nasional Indonesia, yang diterbitkan oleh Sinar Harapan, 1996; dan (3) Indonesia, revolusi & Sejumlah Isu Penting yang diterbitkan oleh Prenada, 2018.
Pertemuan langsung saya dengan Anthony Reid terjadi akhir tahun 2016 saat Konferensi Nasional Sejarah (KNS) X di Jakarta, 7-10 November, dengan tema "Budaya Bahari dan Dinamika Kehidupan Bangsa dalam Perspektif Sejarah. Saat itu, Profesor Anthony Reid dan Leonard Y. Andaya hadir sebagai Pembicara Utama. Selain itu, saya berjumpa dengan Reid di kampus UI Depok lewat suatu diskusi/seminar.
Kepergian Anthony Reid tentunya merupakan kehilangan penting bagi sejarawan terutama mereka yang mengkaji Sejarah Maritim dan Revolusi Indonesia. Namun, warisan intelektualnya yang luar biasa akan membuatnya selalu "hidup" dalam pikiran sejarawan di Asia Tenggara dan dunia.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!