Mohon tunggu...
Kakang Semar
Kakang Semar Mohon Tunggu... Administrasi - seorang yang tak mau begitu saja hidup

menulis adalah hidupku

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Hujan, Sumber Air Minum Masyarakat Pedalaman Asmat Papua

8 November 2011   11:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:55 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bila hujan kerapkali menjadi momok bagi sebagian warga Jakarta dan mungkin di beberapa wilayah Indonesia karena bakal mendatangkan banjir, namun tidak bagi warga Asmat, Papua. Hujan merupakan berkah dari alam karena mereka mengandalkannya untuk digunakan sebagai air minum dan mandi. “Di sini tidak ada musim hujan atau musim kemarau. Sepanjang minggu setidaknya terjadi hujan tiga kali. Itulah adilnya Tuhan,” ujar Pastor Petrus Umar Sumardi, OSC yang sudah tiga tahun tinggal di Agats, Asmat, Papua. Karena itu, bila Anda baru menginjakkan kaki di wilayah Asmat, jangan heran bila Anda menemui  tandon atau tangki air dengan tutup sedikit terbuka yang terhubung dengan talang air rumah. Talang ini sangat bermanfaat dalam mengalirkan air hujan yang terkucur deras di atap-atap rumah untuk kemudian disalurkan ke tandon air yang ada. Atap rumah pun kebanyakan dari seng karena air akan dengan mudah mengalir. Jadi, air di Papua merupakan barang mahal selain bahan bakar minyak (BBM) yang bisa mencapai 10.000 per liter. Air sungai hingga kini belum bisa dimanfaatkan untuk mandi karena keruh dan biayanya mahal bila hendak disaring atau dibuat bening. Karena itu, irit air merupakan hal yang penting dilakukan agar setiap keluarga tidak kekurangan air bersih. Tidak heran pula bila anak-anak di kampung-kampung pedalaman Asmat jarang mandi. Mereka lebih memilih bermain air di sungai dengan air berwarna cokelat. Itulah yang disebut dengan mandi oleh mereka. Tandon air merupakan barang mahal bagi sebagian besar warga pedalaman. Jadi, tak mengherankan bila penyakit kulit dengan sendirinya banyak diderita oleh mereka seperti jenis penyakit yang disebut “Tinea imbricata” atau yang kerap disebut penyakit dollar. Perlu diketahui bahwa Asmat merupakan wilayah yang sebagian besar berupa rawa dengan tanah gambut. Karena itu, kebanyakan rumah sekaligus jalanan di wilayah pedalaman Asmat dibangun di atas papan dari kayu besi selebar trotoar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun