Mohon tunggu...
Abdi Husairi Nasution
Abdi Husairi Nasution Mohon Tunggu... Editor - Penulis lepas, filatelis, numismatis, serta penggiat lari dan sepeda.

Menulis membuat saya terus belajar tentang segala hal dan melatih kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Nazar-Nunun, Berobat atau Kabur?

30 Mei 2011   15:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:03 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah apa nazar Nunun andai dia bebas dari tuntutan. Nunun menjadi tersangka dalam kasus cek pelawat pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda Swaray Goeltom sejak Februari lalu. Namun Nunun tak pernah hadir dalam persidangan sejak menjadi tersangka. Menurut pengakuan keluarganya, Nunun sedang sakit, dan sekarang masih di Singapura (entahlah), berobat katanya. KPK sudah lama mencari-carinya, dan sampai sekarang hasil pencarian itu tetap nihil, Nunun lenyap bagai ditelan bumi. Meski paspornya sudah dibekukan, Nunun tetap tak ditemukan. Aparat hukum pun tak bisa mengendus Nunun. Nunun memang lihai dan licin. Akhirnya, untuk menangkap Nunun, eh mendatangkan Nunun ke tanah air, KPK akan meminta bantuan Kementerian Luar Negeri, interpol, dan lembaga anti korupsi di negara tempat Nunun sembunyi. Sebagai orang awam saya cuma bisa menarik napas panjang, hmmmmmm, dan berkata, "Nunun, Nunun, kalau memang tak salah untuk apa kamu sembunyi, apa yang kamu takutkan, apakah kamu tak percaya kalau hukum akan melindungimu, lihat tuh jejakmu diikuti si Nazar". Saya pun tak tahu apa maksud Nazar mengikuti jejak Nunun, apa karena sama-sama punya huruf "N" di awal nama mereka, entahlah (bingung). Sejak diduga terlibat kasus suap proyek Wisma Atlet SEA Games itu, Nazar pun kabur eh berobat ke Singapura. Ngakunya juga sakit, cuma sakitnya bukan sakit "lupa" seperti yang dialami Nunun, sakit Nazar malah tak jelas. Andai Nazar memang tak merasa bersalah, untuk apa dia kabur eh berobat ke Singapore. Seharusnya Nunun dan Nazar berani menghadapi hukum kalau memang merasa benar, bukan malah menghindarinya. Okelah, cuma itu celoteh saya tentang kalian, saya sudah jenuh membaca pemberitaan tentang kalian berdua, dan ingin melupakannya. Semoga hukum tak seperti saya, ikut-ikutan jenuh, apalagi melupakan kasus kalian. Andai hukum sampai jenuh, berarti kalian orang yang beruntung, karena hukum akan melupakan kalian berdua. Salam lupa ....

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun