Mohon tunggu...
Abdillah Hasan W
Abdillah Hasan W Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Someone who want to be better person

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030132

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Memahami Air dan Siklusnya

6 Maret 2021   08:10 Diperbarui: 6 Maret 2021   08:11 30743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siklus Hidrologi Pendek

Air adalah hal yang paling dibutuhkan oleh manusia. Manusia bisa hidup 21 hari tanpa makan, tetapi tidak bisa hidup selama 4-7 hari tanpa air. Oleh karena itu, manusia tidak bisa hidup tanpa air.

Namun, kenapa air yang sudah kita gunakan sehari-hari seakan-akan tidak habis-habis? Padahal jumlah air bersih di dunia ini hanya sekitar 3% dari seluruh jumlah air yang ada. Siklus hidrologilah yang membuat air yang kotor berubah menjadi air yang bisa dikonsumsi kembali.

Hujan adalah fenomena alam yang sering kita temui di lingkungan sekitar kita. Negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan terletak di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki curah hujan yang lebih tinggi daripada negara benua.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hujan adalah titik-titik air yang berjatuhan karena proses pendinginan. Lalu, bagaimanakah cara hujan bisa turun? Mari kita bahas siklus hidrologi.

Hujan yang biasa kita lihat sehari-hari terbagi menjadi 3 siklus hidrologi, yaitu siklus pendek, siklus sedang, dan siklus yang panjang.

Sebelum membahas siklus-siklus tersebut, marilah kita memahami beberapa istilah dalam siklus hidrologi.

  • Evaporasi                  : penguapan air menjadi uap air secara langsung      
  • Kondensasi              : perubahan wujud dari uap air menjadi titik-titik air
  • Presipitasi                : segala materi yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi dalam bentuk hujan, embun, maupun salju
  • Transpirasi              : penguapan dari tubuh tanaman
  • Evapotranspirasi   : kombinasi antara evaporasi dan transpirasi
  • Intersepsi                 : air hujan yang menguap ketika jatuh di tubuh tanaman
  • Adveksi                      : pergerakan uap air secara horizontal karena terbawa angin
  • Infiltrasi                   : peresapan air ke tanah melalui pori-pori tanah
  • Run off                      : air yang mengalir di permukaan tanah

Siklus pendek

Dalam siklus pendek, air tidak melalui proses yang banyak.

Awalnya dimulai dari air laut yang mengalami evaporasi ke atmosfer karena terjadi pemanasan oleh sinar matahari. Lalu karena perbedaan ketinggian menyebabkan uap air tersebut mengalami pendinginan dan terjadilah kondensasi yang membentuk awan. Kemudian titik-titik air tersebut mengalami penjenuhan sehingga turunlah hujan di laut.

Secara ringkasnya adalah sebagai berikut.

Evaporasi --> kondensasi --> presipitasi

Siklus sedang

Siklus ini diawali dengan uap air laut yang terbawa angin menuju ke daratan. Uap ini mengalami kondensasi karena perbedaan ketinggian dan membentuk awan. Awan yang jenuh kemudian turun sebagai hujan di daratan. Air yang turun ada mengalami proses infiltrasi karena masuk melalui pori-pori tanah dan run off melalui sungai-sungai.

Secara ringkas, siklus sedang adalah sebagai berikut.

Evaporasi --> kondensasi --> terbawa angin ke daratan   --> presipitasi di daratan --> infiltrasi dan run off

Siklus panjang

Dalam siklus panjang, proses yang terjadi mirip dengan siklus sedang. Siklus ini dimulai dari uap air laut yang terbawa angin menuju ke tempat yang lebih tinggi di daratan. Uap ini bergabung dengan evaporasi dan transpirasi yang terjadi di daratan lalu mengalami kondensasi. Karena melalui lapisan udara yang dingin, uap air mengalami kristalisasi sehingga terbentuklah salju dan kemudian turun hujan salju.

Karena terkena panas, salju mencair dan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah atau biasa disebut gletser. Aliran gletser ini kemudian menyatu dengan sungai dan bermuara di laut.

Siklus Hidrologi Panjang
Siklus Hidrologi Panjang

Siklus hidrologi ini tidak menentu tiap tahunnya. Hal ini karena ada beberapa gangguan yang menyebabkan siklus ini tidak berjalan dengan normal. Gangguan ini bisa berasal dari manusia atau dari alam itu sendiri.

Gangguan oleh manusia

  • Penggundulan hutan 

Untuk mendapatkan bahan baku industri, manusia kerap kali menebang pohon dalam skala besar. Penurunan jumlah pohon yang signifikan akan sangat mengurangi tingkat penyerapan karbon dioksida (CO2). Penurunan jumlah pohon menyebabkan penumpukan CO2 di atmosfer karena banyak penyerap karbon yang ditebang. Karbon dioksida yang terakumulasi di atmosfer menjebak panas matahari yang dipantulkan oleh bumi (efek rumah kaca). Suhu bumi serta atmosfer kemudian akan meningkat (global warming). Pemanasan global mempengaruhi siklus air, terutama selama penguapan dan kondensasi. Peningkatan suhu atmosfer akan meningkatkan laju penguapan dan memperlambat proses kondensasi.

  • Pembangunan tanpa memperhatikan AMDAL

Pembangunan tidak memperhatikan AMDAL juga akan mempengaruhi siklus air setempat. Membuka lahan dengan menebang pohon dan menutupi tanah dengan aspal dan semen tanpa membuat tempat untuk resapan air tentunya akan menghambat proses infiltrasi saat hujan. Menghambat infiltrasi dapat menyebabkan kelangkaan air tanah. Karena terhambatnya infiltrasi, laju run off akan meningkat, sehingga lebih banyak air yang "terbuang" ke sungai.

Gangguan oleh alam

El-Niño dan La-Niña

Fenomena El-Niño dan La-Niña terjadi akibat adanya perbedaan kondisi interaksi antara lautan dan atmosfer di sepanjang Samudera Pasifik dari keadaan normalnya. Peristiwa El-Niño di Indonesia diidentikkan dengan terjadinya musim kering yang melebihi kondisi normalnya. Hal ini berbanding terbalik dengan peristiwa La-Niña yang mampu menghasilkan curah hujan melebihi batas normalnya. El-Niño akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur meningkatkan suhu dan kelembapan pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini mendorong terjadinya pembentukan awan dan akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut.

Sama halnya seperti dua mata pisau, siklus hidrologi bisa memberikan manfaat dan juga bisa mendatangkan musibah. Manfaat yang kita dapat akibat dari siklus hidrologi ini adalah menyediakan air bersih untuk seluruh makhluk hidup di bumi, membersihkan udara yang sudah terkontaminasi dengan debu, menjadi katalis proses pelapukan.

Sedangkan kerugian yang bisa kita alami adalah terjadinya banjir dan tanah longsor. Namun, bencana ini kemungkinan kecil terjadi apabila kita bisa merawat alam dengan baik.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita sebagai pemimpin di dunia ini menjaga dan merawat alam dengan sebaik mungkin agar alam bisa tetap dalam kondisi normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun