Minggu, 23 Juli 2023, Kementerian Pengembangan Desa Mitra (PDM) BEM KM UNNES telah melakukan peresmian program kerja tahunan yaitu Abdi Desa, yang pada tahun ini dilaksanakan di Desa Jembrak, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Peresmian Abdi Desa tersebut dibarengi dengan acara Pembukaan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) karena salah satu program yang mereka bawa di Abdi Desa tersebut telah berhasil lolos pendanaan dari PPK Ormawa Dikti Ristek.
Program yang mereka hadirkan adalah “Smart Farming melalui Transformasi Budidaya Lele Berbasis Automatic Pelletizer and Monitoring System Terhadap Peningkatan Mutu Petani Ikan Desa Jembrak” yang dijalankan di bawah bimbingan Dosen Fakultas Teknik, Bapak Rusiyanto, S.Pd., M.T. Program tersebut merupakan sebuah terobosan yang dibuat untuk meningkatkan kesejahteraan para petani ikan di Desa Jembrak dan memaksimalkan potensi budidaya lele di desa tersebut.
Pada sesi pemaparan, Wafikul Huda, Mahasiswa Fakultas Teknik yang merupakan ketua tim dari PPK Ormawa BEM KM UNNES menjelaskan latar belakang dan gambaran program smart farming yang akan mereka jalankan secara rinci,
“Saya akan sedikit menjelaskan terkait mengapa kami meluncurkan program smart farming ini. Desa Jembrak memiliki potensi budidaya ikan lele yang memanfaatkan lahan tanah desa kosong dan telah bekerja sama dengan Unit Pembibitan Rakyat (UPR) desa sebagai penyedia bibit lele. Sektor budidayanya pun terbilang lengkap dari mulai pembibitan hingga pembesaran. Hal ini dapat kita lihat dari adanya potensi desa yang bisa dijadikan bahan baku pembuatan pakan alternatif lele seperti maggot, limbah pertanian, dan limbah pabrik tahu”, ujar Wafikul di depan tamu undangan yang dihadiri mulai dari Kepala Desa Jembrak, sekretaris desa, kepala dusun, kepala Sekolah Dasar dan MI, ketua karang taruna, ketua dan anggota Pokdakan (Kelompok Pembudidaya Ikan), Presiden Mahasiswa BEM KM UNNES, serta beberapa perwakilan lainnya.
Kegiatan peresmian program kerja tahunan ini diakhiri dengan pemotongan tumpeng oleh Presiden Mahasiswa BEM KM UNNES, saudara Fajar Rahmat Sidik dan Kepala Desa Jembrak, Bapak Sudarsono. Menariknya, program yang mereka bawa tersebut selaras dengan program desa di mana pada tahun 2024, Desa Jembrak memasang target agar petani ikan lele semakin bertambah dengan target sekali panen mencapai 250.000 ekor lele, yang saat ini hanya mampu menghasilkan 5.000 sampai 35.000 ekor setiap panennya. Hal ini diketahui dari hasil wawancara tim PPK Ormawa yang sebelumnya telah dilakukan sebagai survei lapangan.
Program yang disusun ini diangkat dari permasalahan yang ada di Desa Jembrak seperti kebutuhan pakan pabrikan yang masih sangat tinggi, yang mana sering kali antara harga pakan ikan lele tidak sebanding dengan harga jual ikan lele sehingga menyebabkan petani ikan lele hanya memperoleh keuntungan sedikit. Selain itu, yang menjadi permasalahan lainnya yaitu proses budidaya lele yang tidak mudah sehingga menyebabkan jumlah petani ikan lele di Desa Jembrak terbilang masih sedikit.
Dari segi pemberian pakan ikan lele, Desa Jembrak masih menggunakan metode konvensional atau manual yang tentunya masih memiliki kekurangan di antaranya yaitu takaran yang tidak sesuai, terikat oleh waktu dalam pemberian pakan, pemberian pakan yang tidak merata, serta berpengaruh pada pertumbuhan ikan lele yang mengalami perbedaan ukuran akibat perbedaan jumlah pakan yang diterima.
Permasalahan selanjutnya yaitu pada sektor pembibitan yang banyak mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh derajat keasamaan (pH) dan suhu air yang sering berubah secara drastis karena perubahan cuaca dan dampak dari pemberian pakan, sehingga menyebabkan bibit ikan lele mengalami stres dan mati tanpa adanya pemantauan dan penanganan tepat waktu dari air dalam kolam. Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, tim PPK Ormawa Kementerian Pengembangan Desa Mitra (PDM) BEM KM UNNES menemukan terobosan dan inovasi baru melalui program pembuatan dan pelatihan mesin pelet ikan lele yaitu mesin pelet apung.
Program ini diharapkan dapat membantu petani ikan di Desa Jembrak agar nantinya mampu memproduksi kebutuhan pakan sendiri, mengurangi biaya pembelian pakan pabrikan, serta masalah akan kebutuhan pakan mampu terselesaikan ke depannya, dan dapat memproduksi sendiri pelet ikan menjadi produk pelet ikan yang dapat dijual sebagai penghasilan tambahan.