3. Dampak Terhadap Kearifan Lokal
Pemberdayaan UMKM keripik ubi di era digital tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga memainkan peran penting dalam pelestarian kearifan lokal. Salah satu aspek penting dalam produk keripik ubi dari Desa Cintamanis Baru adalah penggunaan bahan baku lokal, yakni ubi yang dihasilkan oleh petani setempat. Dengan menggunakan bahan baku lokal dan mempertahankan proses produksi secara tradisional, produk keripik ubi ini mencerminkan keaslian dan keunikan budaya lokal yang dapat membedakannya dari produk-produk serupa yang ada di pasar.
Teknologi digital memberikan kesempatan bagi pelaku UMKM untuk mengkomunikasikan nilai-nilai kearifan lokal tersebut kepada konsumen. Melalui promosi online, para pelaku UMKM sering kali menyertakan deskripsi tentang asal-usul produk, bagaimana ubi ditanam dengan metode organik, serta bagaimana proses pembuatan keripik ubi tersebut mempertahankan tradisi turun-temurun. Ini tidak hanya memberikan identitas produk, tetapi juga memperkuat identitas lokal dan cultural branding produk tersebut.
Salah satu contoh menarik adalah adanya penggunaan kemasan produk yang awal nya pakai plastic tipis yang mudah rusak namun sekarang menggunakan plastic tebal dan serta bisa berdiri. Fungsi dari kemasan adalah untuk menjaga produk.[5] Hal ini tidak hanya menarik konsumen yang suka dengan packing, tetapi juga memberikan nilai tambah yang memperkuat image produk di pasar.
Dengan demikian, penggunaan teknologi digital tidak hanya memperkenalkan produk keripik ubi ke pasar yang lebih luas, tetapi juga memperkenalkan packaging simple tapi Membuat awet produk yang terkandung di dalamnya. Melalui media sosial, produk keripik ubi ini mampu menghubungkan konsumen dengan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam proses pembuatan dan penggunaan bahan baku lokal, sehingga mendukung konservasi budaya dan pembangunan ekonomi lokal secara bersamaan.
Â
4. Tantangan dalam Pemberdayaan UMKM Keripik Ubi di Era Digital
Meskipun penerapan teknologi digital dalam pemberdayaan UMKM keripik ubi telah membawa banyak keuntungan, beberapa tantangan masih tetap ada. Salah satu tantangan terbesar adalah keterbatasan akses internet di beberapa bagian desa, yang menghambat para pelaku UMKM dalam menjalankan kegiatan pemasaran online secara maksimal. Meskipun banyak pelaku UMKM yang sudah memiliki smartphone, namun kualitas sinyal dan akses internet yang tidak stabil di beberapa wilayah desa masih menjadi kendala dalam memanfaatkan platform digital dengan optimal.
Tantangan lainnya adalah keterbatasan keterampilan digital di kalangan sebagian besar pelaku UMKM. Meskipun sebagian besar pelaku UMKM telah mendapatkan pelatihan mengenai penggunaan media sosial, masih ada beberapa yang kesulitan dalam mengelola akun mereka dengan efektif. Beberapa pelaku UMKM juga merasa cemas tentang bagaimana cara menanggapi pertanyaan atau keluhan dari konsumen secara online, mengingat keterbatasan waktu dan sumber daya yang mereka miliki.
Selain itu, banyak pelaku UMKM yang juga menghadapi persaingan yang semakin ketat di pasar digital. Produk keripik ubi dari Desa Cintamanis Baru harus bersaing dengan berbagai produk sejenis yang dijual oleh pelaku usaha lain di aplikasi yang sama. Oleh karena itu, sangat penting bagi pelaku UMKM untuk terus meningkatkan kualitas produk, memperbaiki kemasan, serta mengoptimalkan strategi pemasaran mereka agar tetap dapat bersaing di pasar yang lebih luas.
Â