Mohon tunggu...
Abby Crisma
Abby Crisma Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Allah Biasa | Anak'e Ibu | Citizens

Simply, writing for relaxing.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Pindang Bandeng, Sajian Imlek yang Nikmat Hasil Akulturasi Betawi-Tionghoa

18 Januari 2023   20:23 Diperbarui: 19 Januari 2023   17:55 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pindang Bandeng Khas Betawi (Source: Sc Youtube Dapur Menur)

Sebagaimana kita tahu, ikan bandeng adalah salah satu jenis ikan yang sering diolah menjadi masakan keluarga. Namun, yang menjadi tantangan bagi kita saat memakan ikan tersebut adalah durinya yang melimpah dan kecil-kecil. Dari persoalan tersebut, bagaimanakah masyarakat Tionghoa memaknai ikan bandeng dalam akulturasi kuliner Pindang Bandeng ini? 

Pertama, ikan bagi orang Tionghoa adalah simbol kemakmuran dan rezeki. Dalam logat atau lafal Tionghoa, kata "ikan" sama dengan "Yu" yang berarti rezeki.  

Harapannya, dengan menyuguhkan hidangan Pindang Bandeng diyakini mampu memberikan manifestasi untuk memperoleh kemakmuran dan rezeki lebih di tahun yang baru. 

Sementara itu, duri-duri yang melimpah melambangkan kompleksitas kehidupan. Oleh karenanya, kita perlu berhati-hati dalam mengonsumsi ikan bandeng, sebagaimana yang harus kita lakukan dalam menjalani kehidupan.  

Tradisi Kuliner Bandeng di Betawi

Beberapa tradisi yang terjadi pada sebagian masyarakat Betawi secara turun temurun selama perayaan Imlek adalah 'hantaran' atau 'ngejot' bandeng kepada mertua. Konon, menantu yang tidak mengantarkan ikan bandeng pada saat Imlek dianggap atau dicap sebagai menantu yang pelit.

Sang menantu sebaiknya mengantarkan ikan bandeng yang berukuran jumbo kepada mertuanya, bahkan sampai ngengser atau jatuh bagian ekornya. Para menantu yang menghendaki hal tersebut akan disohor, atau dibanggakan oleh mertuanya. 

Menurut Ibu Cucu Sulaicha, dulu ikan bandeng juga digunakan sebagai simbol/pertanda lelaki yang menyukai dan ingin berniat baik pada seorang gadis. Para lelaki biasanya akan menggantung ikan bandeng di pagar atau di atas pohon rumah gadis yang disukainya. Apabila ikan bandeng yang tergantung diambil oleh keluarga gadis, berarti keluarga tersebut menerima niat dari si lelaki. 

Adapun dewasa ini, tradisi-tradisi tersebut semakin memudar. Selain ikan bandeng yang dibeli kebanyakan kini hanya sekedar untuk dimakan bersama keluarga dan dibagikan tetangga, menggantung ikan bandeng di pagar juga akan rawan diambil oleh hewan, contoh saja kucing. 

Dari semua penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa Pindang Bandeng adalah salah satu contoh produk akulturasi antara Betawi dan Tionghoa, yang menciptakan suatu budaya kuliner baru. Hal ini tentu merupakan keuntungan, karena selain bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia, juga menambah khazanah kuliner Nusantara yang sarat akan makna dan sejarah.

Resep Pindang Bandeng 

Resep kali ini adalah resep Pindang Bandeng Nusantara yang berlaku di Betawi Tengah, karena secara administratif wilayah Betawi sendiri terbagi menjadi tiga: Betawi Tengah, Ujung Betawi dan Betawi Pesisir. 

Pindang Bandeng sebagai warisan budaya non-material yang dalam sajian Betawi memiliki beragam teknik dalam memasaknya. Ada yang memasak dengan menumis bahan, ada juga yang membakar atau memanggang bahan dahulu. Adapun dalam resep ini, bumbu olahannya dikerjakan dengan cara dibakar/dipanggang/disangrai terlebih dahulu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun