Mohon tunggu...
Abigail Wibisono
Abigail Wibisono Mohon Tunggu... Siswa

Hai, saya Abby! Suka ngulik teknologi dan hal-hal ramah lingkungan. Buat saya, masa depan yang keren itu bukan cuma pintar, tapi juga hijau 🌱

Selanjutnya

Tutup

Nature

Urbanisasi dan Krisis Udara: Siapa yang Bertanggung Jawab?

15 Oktober 2025   13:40 Diperbarui: 15 Oktober 2025   13:40 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Teknologi menawarkan harapan. Di beberapa kota dunia, sensor kualitas udara berbasis Internet of Things (IoT) sudah digunakan untuk memantau polusi secara real-time. Data tersebut diintegrasikan dalam kebijakan transportasi dan tata kota. Indonesia pun mulai mengikuti jejak ini. Inovasi seperti aplikasi pemantau udara (IQAir, Nafas) sudah membantu warga mengetahui kondisi udara sekitar dan menyesuaikan aktivitas mereka.

Data polusi yang kita lihat di layar hanya akan bermakna jika menjadi dasar tindakan nyata. Kota akan terus tumbuh — tapi apakah kita akan membiarkannya tumbuh dalam polusi, atau kita mulai membangun peradaban yang bernafas? Tantangannya kini adalah memastikan data tersebut tidak hanya diketahui, tetapi juga ditindaklanjuti.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun