Mohon tunggu...
Abdul Aziz
Abdul Aziz Mohon Tunggu... Jurnalis - Policy Communicator

ASN pada Kementerian Keuangan. Memiliki latar belakang Ekonomi dan bekerja untuk menyampaikan kebijakan publik yang searah dengan mimpi bersama Bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendorong Penelitian Berkelanjutan

6 Juli 2019   21:41 Diperbarui: 6 Juli 2019   21:50 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembiayaan riset 

Rofyanto, lebih jauh, mengungkapkan bahwa dana abadi merupakan sarana investasi yang berkesinambungan. Hasil investasinya dapat digunakan untuk tujuan nirlaba seperti beasiswa pendidikan, biaya riset, dan lainnya. Menurutnya, model pengelolaan dana abadi penelitian dapat berkaca pada pengelolaan dana LPDP.

Ia berharap dalam jangka waktu lima tahun ke depan, dana abadi penelitian bisa berkembang hingga Rp50 triliun guna pengembangan riset di Indonesia.

Skema pendanaan melalui dana abadi seperti ini bisa menjadi jawaban Pemerintah atas ketersediaan dana penelitian yang selama ini dianggap masih tampak kecil. 

"Dalam penciptaan kondisi Research and Development yang kondusif, tugas pemerintah adalah bagaimana melakukan penguatan sistem inovasi antara lain dengan mengeluarkan kebijakan yang menciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya inovasi dan bisnis," jelasnya. 

Pelaksana Tugas Direktur Fasilitas Riset dan Rehabilitasi LPDP, Zanaria, mengungkapkan bahwa awal berdirinya program LPDP untuk membiayai riset dimulai pada tahun 2013.


Untuk prioritas riset sendiri, LPDP lebih mengutamakan kepada riset-riset yang sifatnya di hilir karena menurutnya pihak yang melakukan pendanaan terhadap riset dasar dan riset terapan sudah cukup banyak. 

Untuk meningkatkan resources dan kualitas output penelitian nasional, LPDP memberikan dukungan alternatif pembiayaan melalui beberapa program.

Pertama, program RISPRO Kompetisi yang diharapkan dapat meningkatkan kekayaan intelektual dan produk inovasi nasional. Yang kedua adalah Rispro Invitasi dan RISPRO Kolaborasi Internasional yang diharapkan dapat meningkatkan jumlah sekaligus kualitas publikasi nasional dan merupakan program 'nurturing' ke arah RISPRO Kompetisi, terutama di bidang-bidang riset strategis seperti transportasi, kesehatan dan obat, serta TIK dalam rangka menuju Indonesia 4.0. 

Mendukung hal tersebut, Zanaria mengungkapkan dari tahun 2013 hingga Maret 2019, LPDP telah mengeluarkan nilai kontrak pembiayaan RISPRO sebesar Rp267,65 miliar.

Angka tersebut terdiri dari pendanaan RISPRO Kompetisi sebanyak 104 judul riset dengan nilai sebesar Rp122,63 miliar, RISPRO Invitasi sebanyak 10 judul riset dengan nilai sebesar Rp122,08 miliar, dan RISPRO Kolaborasi Internasional sebanyak 11 judul riset dengan nilai sebesar Rp22,92 miliar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun