Mohon tunggu...
Ahmad Syauqani
Ahmad Syauqani Mohon Tunggu... Pelajar dan Pemerhati Sejarah

Kalimantan Selatan bukan hanya tentang sungai-sungainya yang tenang, tetapi juga jejak sejarah yang mendalam. Di balik megahnya tradisi budaya Kalimantan Selatan, tersembunyi kisah-kisah mengukir sejarah di tanah seribu sungai ini.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Kisah Cikal Bakal Berdirinya Kerajaan Nagara Dipa di Kalimantan Selatan

26 Juni 2025   22:39 Diperbarui: 29 Juni 2025   00:25 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menggunakan Al: Empu Jatmika menyusuri sungai dalam mencari daerah yang tanahnya panas dan berbau harum

Sebelum berdirinya Kesultanan Banjar maka daerah Kalimantan Selatan juga pernah berdiri Kerajaan Hindu yang bernama Nagara Dipa. Kerajaan ini didirikan oleh seorang saudagar pedagang yang bernama Empu Jatmika yang tinggal di negeri keling (Jawa). Ia bermigrasi karena di negerinya sudah tidak ada yang dapat diharapkan. Ada yang mengatakan bahwa disana juga efek suasana perang. Maka berhijrahlah ia  mencari tempat tinggal baru yang tanah yang panas dan berbau harum. Empu Jatmika bersama pengikutnya berserta dua orang anaknya bernama Lambung Mangkurat dan Empu Mandastana berlayarlah menggunakan kapal Jung bernama Prabayaksa. 

Beberapa lama setelah mereka berlayar memasuki aliran-aliran sungai tibalah mereka di daerah Margasari dan membangun sebuah tempat peribadatan yang di beri nama Candi Laras. Karena Empu Jatmika masih belum menemukan daerah yang ia cari maka, ia kembali melanjutkan perjalanannya menyusuri sungai dan timbalah di sebuah negeri yang tanahnya panas berbau harum maka ia memberi nama daerah itu yakni Candi Agung dan diletakkan sebuah permata diatas puncak candi. 

Kemudian Empu Jatmika memerintahkan untuk membuat patung dari kayu sepasang suami-istri hal ini dilakukan diibaratkan sebagai raja dan permaisuri karena Empu Jatmika tidak berani menjadi raja karena bukan dari kalangan kesatria (Bangsawan) ia seorang Waisya (pedagang) apabila dilanggar takut akan terkena malapetaka. Negeri Candi Agung semakin ramai penduduknya karena di perintah dengan adil. Tak lama kemudian Empu Jatmika sakit dan mewasiatkan kepada anaknya yakni Lambung Mangkurat dan Empu Mandastana diantara mereka jangan menjadi raja karena mereka berdarah Waisya, mereka harus mencari seseorang yang berdarah kesatria. 

Bersambung........ 

Just info dari kalimantan selatan sebelum adanya kerajaan Hindu Dipa dikisahkan ada kerajaan kuno yakni: Nan Sarunai, kuripan dan Tanjung Puri. Ketiga kerajaan tersebut masih banyak di perdebatan keasliannya karena keterbatasan sumber. Penting bagi kita membuka peluang untuk melakukan penelitian terbaru! 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun