Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Turki Invasi Suriah Saat ISIS Mulai Terdesak, Mungkinkah?

7 Februari 2016   04:11 Diperbarui: 7 Februari 2016   23:22 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gambar : http://www.dailystar.co.uk/news"][/caption]Setelah peristiwa penembakan terhadap pesawat tempur (Su-24) Rusia hingga jatuh pada 24 Nopember 2015 lalu dan sejumlah manuver strategi Turki dalam 5 tahun krisis Suriah memperlihatkan strategi dan posisi sangat berlawanan antara Turki dan Rusia, dugaan kuat tentang Turki akan mewakili NATO menghadapi Rusia dalam perang proksi di Suriah kini mendekati kenyataan.

Beberapa tanda lain masuknya Turki secara langsung dalam konflik di Suriah (berarti pernyataan perang melawan Rusia) dapat dilihat pada sejumlah perkembangan dalam setahun terakhir yaitu :

Pada 22 Pebruari 2015, Turki telah melaksanakan semacam uji coba "invasi kilat" ke wilayah Suriah tepatnya ke sebuah lokasi pemakaman bersejarah di sebuah desa Esme, Kobane Suriah. Sebanyak 39 tank,57 kendaraan tempur dan angkut dan 572 pasukan dikerahkan menerobos area Kobane (Suriah) yang pada saat itu sedang dikepung IS. Tak ada perlawanan dari IS, tentara Turki berhasil membawa pulang makam bersejarah mereka dalam operasi berjuluk (sandi) “Shah Euphrates."

  • Pengamat menilai operasi tersebut bukan semata-mata untuk mengambil makam nenek moyang pendiri Turki melainkan memberi pesan pada Suriah bahwa Turki mampu menduduki Suriah dengan sangat cepat.

Pada Juli 2015, Turki atas persetujuan AS membuat wilayah penyangga aman (safe zone) eepanjang perbatasannya dengan Suriah yakni wilayah udara aman 60 mil ke dalam wilayah Suriah. Tujuannya untuk menjaga wilayahnya dari ancama agresi dan pelarian IS. Meski penetapan tersebut dinilai berat sebelah karena tidak berlaku untuk peawat tempur NATO.

  • Pengamat menilai zona aman yang dibuat Turki sebagai persiapan Turki melaksanakan invasi ke Suriah dengan lebih mudah. foreignpolicy.com/ 31/7/2015 menulis judul "A Short History of Turkish Threats to Invide Syria."

Pada 30 Nopember 2015 (beberapa hari setelah Turki menembak jatuh Su-24 Rusia) Turki telah menempatkan The First Army (1st Army) di sekitar perbatasannya dengan Latakia, Suriah. Kesatuan yang bertanggung jawab memperthankan Selat Bosporus, Selat Dardanelles, Semenanjung Kocaeli dan ibukota negara Istanbul telah menempati posisinya di dekat perbatasan Latakia Suriah dan Turki dengan mengerahkan 1000 unit peralatan tempur termasuk Tank tempur Leopard 2A4 dan sistem artileri berat.

  • Andrei Akulov salah satu pengamat sekaligus kolumnis pada sebuah Jurnal Online "Strategic Culture Foundation" menjelaskan detail rencana Turki dan AS akan menginvasi Suriah pada minggu ke dua Desember 2015 melibatkan 10.700 tentara yang akan menciptakan 17 titik zona aman, titik pangkalan logistik dan 6 lokasi tempat pengungsi di dalam wilayah Suriah sedalam 46 km dari perbatasan Turki. Sumber : Strategic Culture Foundation.

Pada 4 Desember 2015 pasukan Turki menguasi dan mengontrol penuh sebuah desa Suriah dekat perbatasannya yakni sebuah dataran tinggi di desa Tal Abiyad. Desa tersebut menghubungkan ibu kota Raqqa ke perbatasan terdekat Turki yakni Akcakale yang berjarak 107 kilometer. Dengan penguasaan desa tersebut Turki dapat menjaga suply minyak dari Raqqa yang dikelola IS masuk ke wilayah Tuki.

Pada 29 Januari 2016, Turki marah besar dan mengancam akan menembak jatuh kembali pesawat tempur Rusia setelah sebuah Su-34 kembali dituding melanggar wiilayahnya pada 11.46 waktu setempat. Menlu Turki, Mevlüt Çavuşoğlu memperingatkan Rusia agar memperhatikan larangan terbang pesawat tempurnya di atas udara Turki yang berarti juga wilayah udara NATO, sebutnya.

Pada 2-4 Pebruari 2015, sejumlah media massa cetak dan berita online hampir serentak memberitakan tentang dugaan Turki akan invasi Suriah. Portal berita seluruh dunia mengutip pernyataan juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan persiapan sangat serius Turki menginvansi Suriah. Huffingtonpost pada 2 Pebruari 2015 menuliskan bahwa Rusia menemukan tanda-tanda persiapan luar biasa Turki akan merobek tetangga (Suriah).

[caption caption="Satelit Rusia mengirim citra gambar pergerakan pasukan dan kamp tentara Turki dengan Helipad di perbatasan Suriah. Sumber gambar : dailystar.co.uk"]

[/caption]

Pada 5 Pebruari 2016. Arab Saudi mengumumkan KSA akan mengirimkan pasukan daratnya (via Turki) ke Suriah dalam rangka menumpas IS. Brigadier Jenderal Ahmed Asseri Juru bicara departemen pertahanan KSA mengatakan hal tersebut pada TV Al-Arabiya 4/2/2016.

Jika hal itu (Invasi) itu terjadi, bagaimana taktik serangan Turki akan dilaksanakan? Berikut sejumlah skenario yang mungkin terlaksana :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun