Dibandingkan dengan gerak maju operasi Euphrat Shileds sebelum merebut kota Al-Bab dari ISIS dengan persiapan pasukan demokratik Kurdi (SDF) dukungan AS tampaknya gerak maju SDF/AS dari desa Aýn Issa ke posisi terdepan (saat ini) menuju kota Raqqa tergolong sangat lambat. Posisi SDF dukungan AS di desa Ayn Isa telah ada sejak Agustus 2016 namun gerak maju tujuan Raqqa BELUM dapat terwujud hingga saat ini akibat kekuatan SDF terpecah untuk merebut kota Manbij dari ISIS.
Selain itu fokus SDF /AS juga terpecah untuk menghadapi ambisi Turki memutus rantai wilayah SDF yang akan dapat menghubungkan bagian timur dan barat The Rojava di sekitar kota Al-Bab dan Tadif. Bahkan setelah menguasai Al-Bab pemberontak Suriah (FS) dan tentara Turki (TAF) telah menabuh genderang perang merebut Manbij sebagaimana dilontarkan Presiden Erdogan pada 4 Mavet lalu.
Sebelum mencapai Al-Bab, FSA/TAF hanya perlu waktu sebulan untuk "mengintip" jalur ke Al-Bab dari kota Nu'man sebuah persimpangan jalur internasional Al-Bab. Dan ketika FSA/TAF tiba dipinggir kota Al-Bab dari arah timur, TAF / FSA hanya butuh 2 minggu sebelum terlibat perang frontal melawan ISIS yang mencoba memperthankan mati-matian kota dan wilayah itu jatuh ke tangan TAF/FSA.
Selang waktu 2 minggu, kota itu pun jatuh sepenuhna ke tangan TAF/FSA. Menteri pertahanan Turki mengumumkan pencapaian itu dan dilanjutkan oleh presiden Erdogan dengan mengumandangkan next phase merebut Manbij dari genggaman FDS dukungan AS.
JIka dilihat perkembangan SDF dari kota Ayn Issa ke posisi terdepan saat ini di desa maka sesungguhnya benar-benar sangat lambat jika tak pantas disebut sangat hati-hati. Jika mengacu pada posisi SDF dari desa Ayn Issa sampai kini perlu 10 bulan untuk mencapai posisi saat ini. Dan itu belum sampai ke gerbang kota Al-Raqqa. Posisi SDF/AS saat ini terpaut 15 km saja lagi ke gerbang ibukota defakto ISIS.
Jika mengacu pada strategi TAF/FSA perlu waktu 2 minggu dari gerbang timur Al-Bab untuk merangsek ke jantung kota Al-Bab maka kemungkinan akan dibutuhkan waktu lebih lama lagi SDF/AS merangsek jantung kota Al-Raqqa jika berhasil tiba dengan selamat di gerbang barat kota Al-Raqqa.
Untuk menggempur jantung kota ISIS itu SDF/AS perlu waktu lebih lama dibanding gempuran TAF/FSA terhadap Al-Bab, sebab SDF/AS hingga kini BELUM tiba di gerbang kota itu. Dan setelah tiba digerbang barat maka AS/SDF perlu persiapan matang dan hati-hati merangsek ke jantung kota itu. Mengapa SDF/AS perlu hati-hati masuk ke gerbang kota Al-Raqqa, alasannya antara lain adalah :
Alternatif sebelumnya dari desa Ayn Issa menuju ke gerbang kota Raqqa melalui ruang terbuka di ladang pertanian lebar 9,9 km dan panjang 14 km itu akan menjadi ladang pembantaian untuk SDF jika memaksakan semangat mencapai gerbang kota itu dari arah Ayn Issa. Oleh karena itulah SDF/AS memutar haluan dengan mengubah arah serangan dari arah desa lain lebih ke barat dimana posisi SDF/AS berada paling depan saat ini.
Meski telah mengubah haluan, ISIS tetapmemasang jebakan maut disejumlah titik terutama di jalur sepanjang xxxxxxxxxx km. Di jalur ini terdapat sebuah jalan utama masuk ke gerbang kota diapit oleh bukit sebelah timur dan ruang terbuka datar sebelah barat. Jalan utama itu terhampar di atas lahan persawan sepanjang xxxxxxxxxxx km. Di tengah-tengah jalur maut itu ada dua buah jembatan sepanjang xxxxx meter dibawahna terdapat sungai mengalirkan air untuk lahan pertanian di sekitar itu.
Jebakan pertama ada di :
Jebakan ke dua ada di :