Pada 16 Oktober 1996, di Guatemala.
Pertandingan babak penyisihan piala dunia antara Guatemala dan Kosta Rika di Guatemala menyebabkan 84 orang pada umumnya supporter Kosta Rika jadi korban serangan pendukung tuan rumah.
Pada 9 Mei 2001 di stadion Accra Sport, Ghana
Dalam sebuah pertandingan liga utama Ghana antara Hearts of Oak sebagai tuan rumah melawan Asante Kotoko. Sebanyak 126 penonton pada umumnya suporter tamu tewas mengenaskan.
Pada 1 Februari 2012 di stadion Port Said, Mesir
Dalam pertandingan al-Masry tuan rumah melawan tamu al-Ahli sebanyak 72 orang suporter dan pemain tamu (al-Ahli), 1 orang polisi dan 1 orang suporter tuan rumah (total 74 orang tewas) akibat diserang oleh aksi holiganisme ribuan pendukung tuan rumah.
Aksi holigan atau kekerasan dalam dunia sepak bola terus berkembang. Terakhir terjadi di dalam pertandingan Persebaya melawan Arema Malang pada 2 Oktober 2022.
Sebagaimana telah sama-sama kita ketahui kerusuhan di stadion Kanjaruhan mengakibatkan 125 orang penonton dan 2 orang personil polisi tewas akibat tindakan kekerasan yang sedang didalami sebabnya.
Dari peristiwa di stadion Kanjuruhan bisa jadi menduduki rangking ke dua dunia dalam hal jumlah kematian dalam sebuah pertandingan sepak bola di planet bumi ini.
Aksi kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok suporter telah memancing pihak keamanan sebagaimana dilakukan juga disejumlah negara disebutkan dalam sejumlah peristiwa di atas. Tujuannya adalah mencegah aksi kerusahan atau meredam kerusuhan.
Terlepas dari cara aparat keamanan di stadion Kanjuruhan, aksi kekerasan dan cara aparat keamanan mengatasi kerusuhan dalam dunia sepak bola sebagaimana disebutkan di atas telah terjadi di manapun.