Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Negeri Kita Rawan Jadi Obyek Kebodohan oleh Negara Lain?

11 November 2021   13:26 Diperbarui: 11 November 2021   15:32 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang bodoh. Sumber: 5cog.com

Sumber lain, pada 20 Juli 2020 Medcom.id menilai harga ventilator impor mencapai Rp 900 juta dan membandingkan dengan harga ventilator buatan UGM hanya 1/3 nya.

Faktanya unit ventilator yang komplit dapat diproduksi oleh PT. PINDAD dengan harga 15 juta-25 juta rupiah. Sementara ventilator karya Anak Bangsa, ITB dan UGM juga menawarkan harga bersaing, jauh di bawah harga ventilator impor.

Dahulu tarif Rapid Test Antigen di awal pandemi dipatok Rp 350.000 hingga mencapai Rp 499,000. Sumber Kompas.com edisi 17/12/2020. 

Seiring meningkatnya alam sadar orang-orang pintar di tanah air akhirnya tahu harga di negeri lain justru sangat murah. Akhirnya pada September 2021 pemerintah menetapkan tarif Rapid Tes Antigen di Jawa-Bali Rp 99.000 dan luar Jawa- Bali Rp 101.000, hampir setahun meraup keuntungan sangat besar.

Siapa yang terkesan bodoh? Importir yang secara sadar atau tidak telah dibodohin oleh eksportir ataukah importir yang secara sadar atau tidak sengaja membodohi konsumen?

Kini terkuak kembali harga test (Polymerase Chain Reaction) PCR yang menghebohkan itu. 

Pada awal pandemi tarif test PCR mencapai 2,5 juta, berlaku hanya 2x24 jam saja.

Jumlah orang melakukan tes PCR hingga Desember 2020 saja mencapai 4,7 juta orang (sumber : Republika 28 Desember 2020). Mereka yang melakukan tes ketika itu masih berlaku harga setinggi langit.

Mulai menyadari terlalu mahal ikut turun beberapa kali. Lalu pada Agustus 2021 pemerintah menurunkan harga tes PCR menjadi 495 ribu rupiah (Jawa-Bali) dan 525 ribu rupiah (luar Jawa-Bali).

Seiring terbukanya wawasan orang-orang pintar di tanah air dan mengetahui bahan utama dalam tes PCR (reagen) sangat murah (kisaran Rp 80.000 sekali usap) pemerintah pun akhirnya menurunkan tarif PCR. Untuk Jawa-Bali Rp 275.000 dan luar Jawa-Bali Rp 300.000.

Satuan  tugas (Satgas) Covid-19 mengatakan hingga akhir September 2021 saja telah ada 27,7 orang telah jalani tes PCR. Sumber Republika edisi 10 Oktober 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun