Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Negara Asia "Berlomba" Kapal Selam, Perlukah Proliferasi Kapal Selam?

23 April 2021   00:24 Diperbarui: 25 April 2021   13:35 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Southeast Asian submarines in 2018. Sumber gambar : navalanalyses.com

Bagaimana HMS Conqueror, kapal selam Inggris pada hari pertama perang Malvinas (Falkland) menghancurkan Flagship terkuat Argentina "Admiral Belgrano" dengan dua buah torpedo pada jarak dekat pada 2 Mei 1982. Sebanyak 368 ABK (dari 1.042) tewas di tempat dan  hilang saat terjun ke laut adalah sebuah bukti peran strategis itu.

Meskipun peristiwa itu BUKAN semata-mata jadi tolok ukur betapa gaharnya kapal selam faktanya peranan kapal selam  kini memang sangat strategis. 

Negara Asia kini berlomba-lomba memiliki mesin tempur strategis ini. Menurut informasi Forbes edisi 18 Februari 2020 beberapa negara Asia mempunyai armada kapal selam sebagai berikut :

China mempunyai 76 kapal selam berbagai tipe dan jenis; Korea Utara (71); Jepang (19), Korsel (17); India (16), Vietnam (8); Pakistan (8); Australia (6); Indonesia (5); Singapore (4); Taiwan (4); Malaysia (2); Bangladesh (2) dan Myanmar (1).

Jumlah kapal selam pada beberapa negara Asia hingga Februari 2020. Sumber : Forbes.com
Jumlah kapal selam pada beberapa negara Asia hingga Februari 2020. Sumber : Forbes.com
Melihat fakta di atas lambat tapi pasti telah muncul fenomena "perlombaan" kapal selam di Asia meskipun tidak disadari. 

Suatu saat nanti mungkin perlu dilakukan proliferasi kapal selam Asia tentang tipe kapal selam seperti apa saja yang boleh digunakan negara tertentu di Asia, mengingat peranan sebuah kapal selam seperti disebutkan di atas sangat-sangat strategis, bukan sekadar penembak torpedo ke arah lawan lalu kabur, tapi lebih dari itu.

Banyaknya kapal selam memang tidak jadi ukuran kekuatan jika tidak didukung oleh armada berteknologi tinggi, SDM yang mahir dan tentu saja kapal selam yang terawat sehat.

Singapore misalnya baru saja membeli 2 kasel canggih invincible-class baru tipe-218SG dari Jerman pada 2017 sehingga menjadi 4 unit kasel yang sehat, kuat dan berteknologi tinggi. Singapore tidak membeli yang bekas pakai atau yang di rekondisi.

Disain grafis kapal selam Singapore Tipe-218SGs. Gambar : Navyrecognition.com
Disain grafis kapal selam Singapore Tipe-218SGs. Gambar : Navyrecognition.com
Kapal selam harus dirawat dengan sangat baik dengan tingkat "toleransi kesalahan Nol," nyaris tidak boleh ada kesalahan. Sekecil apapun cacat dalam melaksanakan SOP perawatan misalnya berpotensi menganggu keselamatan ABK dan kapal selam itu sendiri.

Terkait dengan belum ditemukannya salah satu monster laut andalan kita tentu saja sangat membuat kita ikut prihatin mendalam. Persoalannya bukan karena berkurangnya armada kapal selam sehingga memperlemah kita dalam percaturan kapal selam Asia namun lebih pada kehilangan abdi negara penjaga teritorial laut Republik Indonesia.

Mereka adalah ABK (crew) handal, SDM yang terlatih, mungkin telah berusaha menangani beberapa hal terkait kegagalan mekanik atau listrik bahkan penyebab human error pada kapal mereka, tapi takdir berkata lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun