Frasa Coup d'Etat atau Kudeta (dalam bahasa Indonesia) berasal dari bahasa Prancis. Pertama sekali diperdengarkan pada 1785 oleh seorang pedagang Prancis menggambarkan tindakan semena-mena raja Prancis ketika itu dalam memberlakukan kebijakan impor wol dari Inggris sangat ketat dan merugikan pedagang Prancis.
Pengertian Coup d'Etat atau kudeta pada intinya adalah pengalihan kekuasaan atau tindakan pembalikan kekuasaan secara sewenang-wenang, inkonstitusional atau secara ilegal bahkan tidak demokratis.
Pada awal abad ke 20 istilah tersebut mulai umum digunakan meskipun telah ada istilah hampir mirip dengan coup d'Etat yaitu "Pronunciamiento" dari bahasa Spanyol mendeskripsikan pemberontakan oleh pihak militer terhadap pemerintahan yang sah dan menggantikannya dengan pemerintahan yang seolah-olah sipil.
Tetapi itu mungkin hanya salah satu jenis kudeta (kudeta sempalan, kudeta wali. kudeta veto) masyarakat hanya mengenal satu istilah umum saja, "Kudeta" atau Coup d'Etat atau Coup (bahasa Inggris).
Dalam catatan sejarah peradaban manusia, peristiwa "kudeta" paling lama dan pertama terjadi pada pemerintahan yang sah terjadi pada tahun 876 sebelum masehi (SM). Kala itu terjadi di Israel, Raja Elah (Raja ke 4 Israel) dibunuh oleh salah seorang panglimanya sendiri (Zimri) yang kemudian menunjuk dirinya sebagai raja pengganti.
Tetapi Zimri hanya berkuasa 7 hari saja sebab salah satu panglima perang yang lain (Omri) dan mendapat dukungan banyak tentara mengepung istananya. Zimri memilih bunuh diri ketimbang ditangkap hidup-hidup oleh Omri.
Mungkin dari sini juga para ahli berpendapat batas waktu sukses tidaknya sebuah kudeta JIKA mampu bertahan lebih dari 7 hari sejak awal bergulirnya sebuah usaha kudeta.
Napoleon Bonaparte tempat negara berasal istilah Kudeta juga pernah melakukan salah satu kudeta di Prancis sebelum menjabat sebagai kaisar Prancis pada 1804 - 1815. Meski demikian Prancis bukanlah negara atau kerajaan yang paling banyak mengalami peristiwa kudeta (upaya kudeta) sejak jamannya hingga saat ini.
Sepuluh besar negara/koloni/kerajaan paling banyak mengalami peristiwa kudeta (termasuk kudeta gagal) dalam kurun 2 abad (lebih kurang 200 tahun terakhir) sampai kini adalah :
- Bolivia mengalami kudeta sebanyak 32 kali hampir 200 tahun terakhir. Pertama pada 18 April 1828, terkini 30 Juni 1984
- Spanyol 30 kali (pertama 1820, terakhir 2/6/1985)
- Filipina 28 kali (pertama 1/6/1823, terakhir 1/9/2018)
- Hati, 27 kali (pertama 17/10/1806, terakhir 5/2/2004)
- Thailand 21 kali (pertama 1912, terakahir 22/5/2014)
- Paraguay 19 kali (pertama 4/9/1880, terakhir 3/2/1989)
- Prancis 16 kali (pertama 10/8/1792, terakhir 21/4/1961)
- China 16 kali (pertama 1856, terakhir 12/12/1936)
- Brazil 15 kali (pertama pada 15/11/1889, terakhir 13/8/1969)
- Argentina 12 kali (pertama 6/9/1930, terakhir 24/3/1976)
Dimanakah posisi Myanmar (Burma) yang kini menghangatkan blantika kudeta sejagat, ternyata baru mengalami kudeta 4 kali yakni :
- Pada Oktober 1958 Perdana Menteri U Nu "meminta" pada "KASAD" Burma saat itu Ne Win membentuk pemerintahan sementara setelah menggulingkan Mayor Jenderal Bogyote Aung San sebagai pimpinan koloni Inggris di Burma. (Aung San adalah ayah dari Aung San Suu Kyi)
- Pada 2/3/1962, giliran U Nu (Perdana Menteri) dicampakkan oleh Ne Win
- Pada 18/9/1988, Jenderal Saw Maung menggulingkan Maung maung Kha
- Pada 1/2/2021, Jenderal Min Aung Hlaing menggulingkan Aung San Suu Kyi
Indonesia sendiri baru tiga kali mengalami peristiwa kudeta dan upaya kudeta yang gagal, yaitu :
- Pada 23/1/1950, Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) pimpinan Raymond Pierre Paul Westerling melawan pemerintah RIS
- Pada 30/9/1965, upaya kudeta gagal oleh antek-antek PKI terhadap presiden Soekarno
- Pada 11/3/1966, Presiden Soekarno "menyerahkan" supersmar kepada Soeharto. (Beberapa pengamat tidak menganggap ini sebagai sebuah kudeta).