Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Prancis Bukan Cuma "Selebar" Charlie Hebdo

30 Oktober 2020   07:03 Diperbarui: 30 Oktober 2020   12:56 2577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: eeradicalization.com. Diedit oleh penulis

Tabloid mingguan Charlie Hebdo (CH) berdiri pada Nopember 1970 hingga 1981. Sempat vakum 11 tahun hingga dibuka kembali pada 1992. Setelah aktif kembali sempat 3 kali mendapat serangan bersenjata yakni pada 2011, 2015 dan terkini 29 Oktober 2020 pembunuhan di sekitar bekas kantor CH.

Atas dasar aturan kebebasan dalam dunia media di Prancis sejak 24 Agustus 1879 dan UU kebebasan Pers 29 Juli 1881 tabloid satir CH benar-benar seperti menemukan jati dirinya pasca "hidup" kembali pada 1992.

Keberadaan Charlie Hebdo sebagai media satire kerap mengolok-olok kelompok kanan, termasuk Katolik, Yahudi dan Islam telah lama menuai kontroversi.

CH telah memanfaatkan kebebasan itu seluas-luasnya sebagai ekspresi kebebasan seluas samudera atau mungkin ingin lebih luas dari itu karena faktanya CH tidak menjadikan peristiwa teror sebelumnya sebagai pelajaran, setidaknya lebih humanisme dalam menempuh samudera kebebasannya

Pada edisi 9 Februari 2006, CH menampilkan kartun nabi Muhammad menangis dengan kalimat olokan tak pantas disebutkan di sini. Reaksi dunia Islam ketika membahana di mana-mana memprotes Prancis atas kebebasan CH dinilai tidak beradab.

Presiden Prancis saat itu Jeques Chirac menanggapi positif protes negara Islam dan mengutuk tabloid tersebut. Menurutnya ekspresi CH adalah provokasi terang-terangan dan membawa hawa nafsu. "Apapun yang dapat melukai keyakinan orang lain -khususnya keyakinan beragama- harus dihindari," ujar Chirac saat itu.

Tapi Presiden Prancis setelah itu Nikolas Sarkozy dan Francois Hollande mendukung CH atas dasar prinsip kebebasan berekspresi media massa berdasar Undang-Undang Prancis yang telah mengatur hal tersebut.

Pada 2007, pengurus masjid Agung Paris melayangkan protes dan menggugat CH ke pengadilan Prancis atas tampilnya kartun nabi Muhammad SAW "membawa" bom di atas sorbannya. Philipe Val editor CH pada masa itu justru dibebaskan dari gugatan karena yang disindir di sana bukan Islam, tapi fundamentalis Islam, alasan pengadilan saat itu.

Pada edisi nomor 1011 terbit pada 31 Oktober 2011 CH memuat kembali kartun nabi Muhammad di bagian cover depan tabloid itu dengan kalimat "100 kali cambukan jika anda mati tertawa." Tidak lama setelah itu pada malam 2 Nopember 2011 kantor CH (ketika itu) di 62 boulevard Davout Paris terbakar dan situsnya diretas.

Pada September 2012, CH kembali memantik kontroversial dengan memajang kembali kartun nabi Muhammad bahkan dengan sangat vulgar. Reaksi dunia Islam pun menggelegar di mana-mana.

Prancis menyikapinya dengan berjaga-jaga termasuk menutup beberapa konsulat lembaga budaya dan sekolahnya di 20 negara muslim. Selain itu pasukan dan polisi keamanan Prancis ditugaskan menjaga kantor CH dan beberapa blok di dekatnya guna mencegah hal-hal tak diharapkan misalnya aksi terorisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun