Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Gelombang Berapapun, Covid-19 Hanya Soal "Giliran" Jika Lengah

5 Agustus 2020   09:22 Diperbarui: 8 Agustus 2020   03:33 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi dari medicalxpress.com. Diedit oleh penulis

Mengacu pada istilah gelombang ketiga dan bertambahnya kasus 100 orang dalam tiga hari di Hong Kong jika dibandingkan dengan Indonesia yang memiiki pertambahan kasus orang terinfeksi setiap hari di atas 1000 orang bisa jadi Indonesia pun sesungguhnya telah masuk ke gelombang ketiga, bukan gelombang kedua lagi.

Kini semakin mudah terlihat, sejumlah orang-orang terkenal dan mapan di seluruh dunia dan sangat perduli pencegahan Covid-19 justru tertular. Ini adalah fakta betapa sang virus menyasar semua orang termasuk yang paling protektif atau perduli sekalipun.

Mungkin angka ini berlebihan, masih menurut pendapat ahli Jerman pada sumber di sebut di atas mengatakan  60% - 70% populasi dunia bakal terinfeksi virus corona. 

Berlebihankah ekspektasi tersebut? Semoga demikian agar tidak terjadi hal yang kita kuatirkan tersebut. Tetapi bagaimana jika virus corona tersebut menyasar hingga 60% populasi dunia karena vaksinnya masih dalam ujicoba dan tanda-tanda wabahnya memperlihatkan peningkatan yang signifikan?

Ada yang sudah tertular ada yang sedang menularkan. Ada yang merasa sehat tapi sesungguhnya sedang terjangkit dan berbagai tanda-tanda lainnya berdasarkan istilah-istilah terbaru dalam "dunia Covid-19 dan virus corona."

Di sisi lain ada yang tidak perduli telah terinfeksi ataupun tidak. Lebih dramatis lagi ada yang tidak percaya pada virus tersebut dan lebih egois lagi merasa diri super, tak mampu dihinggapi virus corona tipe apapun.

Di manakah kita berada? Sebaiknya kita berada dalam sisanya (40%) populasi dunia yang tidak pernah dihinggapi sang virus fenomenal tersebut. 

Itu adalah harapan, usaha, doa dan ikhtiar kita semua dan sejatinya memang musti demikian, tetapi berdasarkan kenyataan dan perkembangan disebutkan di atas tampaknya terinfeksi virus corona hanya soal giliran alias menunggu waktu.

Semakin cepat terinfeksi berarti seseorang telah duluan kena giliran. Semakin lambat terinfeksi berarti seseorang semakin kecil peluang kena giliran bahkan pada orang-orang tertentu peluangnya hampir tidak ada karena pencegahannya menangkal corona berjalan efektif karena berbagai cara.

Salah satu cara pencegahan individual paling sederhana adalah memakai masker dan sarung tangan bila keluar rumah dan menjaga jarak.

Pencegahan secara massal adalah melalui vaksin anti virus corona yang diperkirakan bakal dapat dipasarkan dua bulan ke depan karena sedang dilakukan uji coba dampaknya saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun