Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kerja Sama Tank Kaplan MT Jalan Menanjak Lawan Korupsi Militer

16 Juni 2019   09:02 Diperbarui: 23 Juni 2019   22:21 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tank KPALAN MT. Sumber defpost.com

Salah satu portal berita militer dan pertahanan Bulgaria, di sini beberapa waktu lalu melansir informasi tentang proses pembelian 18 - 20 tank kelas menengah, Modern Medium Weight Tank (MMWT)  yang disebut "KAPLAN" buatan Turki yang berarti The Tiger atau "Harimau" dalam bahasa Indonesia dengan nilai kontrak $135 juta USD. 

Informasi tersebut diatas dirilis pada 14 April 2019 lalu sesungguhnya katagori berita lama, akan tetapi menjadi "hangat" karena ada beberapa hal yang menjadi topik menarik dalam artikel berikut ini.

Sesungguhnya kontrak kerjasama dalam pengadaan Tank Kaplan MT antara pemerintah (militer) Indonesia dengan Turki mungkin telah terjadi sebelum IDEF di Instanbul Turki digelar pada 9-12 Mei 2017 (pameran militer terbesar dunia sejak 1993). 

Dalam pameran itu salah satu industri militer terkenal di  Golbasy, Ankara Turki yaitu FNSS (FNSS Savunma Sistemleri) menggelar beberapa produk andalan mereka.

Meskipun FNSS bukan merupakan indusrtri pertahanan terbesar di Turki tapi melihat pada reputasi perusahaan yang telah menghasilkan 4000-an produk dan telah diekspor ke sejumlah negara dalam berbagai jenis dan tipe kendaraan tempur tampaknya produk FNSS ini tidak diragukan lagi kualitasnya. Hal ini sesuai dengan komitmen perusahaan tersebut memberi nilai tambah serta melindungi kepentingan pengguna produk-produk inovatif mereka.

Sesuai dengan bentuk kerjasama yang saling menguntungkan Indonesia (dalam hal ini PT PINDAD) telah melakukan serangkaian test ujicoba ketahanan dan akurasi kendaraan tempur ini, hasilnya -menurut PT. PINDAD- memuaskan sehingga meneruskan rencana pembelian massal yang diproduksi di Indonesia.

Masih menurut sumber Bulgaria di atas menyebutkan Indonesia akan memesan hingga 40 tank KAPLAN (tahap pertama) dari total yang direncanakan 400 unit. 

Apa dan bagaimana spesifikasi Tank kolaborasi Indonesia- Turki -  Bulgaria (khusus bagian Turret) ini mari kita lihat spesifikasi umumnya sebagai dari sumber di sini berikut :

Dokpri
Dokpri
  • Aksesories yang disandangnya antara lain meliputi : 
  • Sistem interkom kru nirkabel
  • Sistem navigasi
  • BMS (sistem Manajemen Medan Perang)
  • Sistem peringatan laser
  • Sistem perlindungan CBRN
  • Sistem pemadam api otomatis
  • Unit daya Auxiliray
  • Kontrol firinf yang terkomputerisasi
  • Pemandangan panoramik

Akseseoris utama Kaplan juga bisa dibanggakan untuk kelas MT. Sistem kontrol kebakaran, sistem C3I, sistem peringatan laser, sistem identifikasi target medan perang, perlindungan CBRN, sistem pemadam kebakaran dan pencegah ledakan, sistem kemampuan monitor situasional 360 derajat dan melaju cepat memang salah satu tuntutan mobilitas perang asimetris yang diperagakan pemegang proksi saat ini.

Sekadar pembanding harga dan lain-lain mari kita lihat produk pembanding dengan harga yang hampir sama meski untuk jenis Tank kelas berat Main Batle Tank seperti Altay produk 2016 dan T.90 S berikut ini :

Sumber: armedforces.eu
Sumber: armedforces.eu

Altay Base Series Designation  (kerjasama Otokar/Turki - Hyundai/ Korsel) dan T-90 / Rusia memiliki Spesifikasi umum sebagai berikut :

Sumber: gambar dan data dari .military-today.com
Sumber: gambar dan data dari .military-today.com

Menurut sumber Ini harga produksi sebuah Altay adalah $13,75 juta USD (Sumber di sini).  Jika dibandingkan dengan harga kontrak 20 unit Kaplan MT di atas yang berarti rata-rata pembelian perunitnya mencapai $6,5 juta USD jelas harga Kaplan jauh lebih murah dan menguntungkan karena dibekali dengan kerjasama alih teknologi hingga kontrak 400 unit dapat diselesaikan hingga beberapa tahapan APBN.

Di sisi lain, jika Indonesia memilih Tank andalan Rusia saat ini dalam perang Suriah jenis T-90 (dan variannya) dengan biaya produksi sebesar $4,5 juta per unit dengan sepesifikasi umum tampaknya akan mampu menjembatani beberapa persoalan antara lain adalah syarat harga minimum dengan aksesories maksimum maka sosok T-90 sebetulnya akan lebih tepat dipilih sebelum tergesa-gesa (saat itu) menentukan pilihan pada Kaplan MT di atas.

Sesungguhnya Rusia juga menerapkan alih tekhnologi untuk mitra kerjasamanya seperti Turki (FNSS) menerapkan alih teknologi pada PT. PINDAD atau seperti Korea Selatan (Hyunday bekerjasama dengan Turki (Otokar) dalam pengadaan MBT kelas berat Altay. Rusia juga menawarkan alih tekhnologi seperti pengadaan 1.000 T-90 (Bishima) yang telah berjalan dan dirakit di India.

Jika permasalahannya iklim dan kondisi tanah di Indonesia disebut-sebut bergambut sehingga tidak cocok untuk MBT tampaknya hal ini kurang masuk akal karena Singapore saja menggunakan MBT Leopard 2 dengan berat menggelegar yakni 55 - 65 ton dengan amunisi penuh. Bandingkan dengan T-90 yang berat kotornya mencapai 46,5 ton dengan amunisi pernuh. 

Tidak tanggung-tanggung Singapore yang "kecil nan mungil" itu menancapkan tank baru (bukan bekas) Leopard-2 (berbagai varian) sebanyak 196 unit di luas negaranya (setelah reklamasi) yang sedikit lebih besar dari ibukota Jakarta. 

Entah mau dibawa kemana Tank tersebut di dalam seluruh negaranya, akan tetapi satu laras Leopard berkekuatan 1500 PS itu mampu melesakkan canon ukuran 120 mm dengan jangkauan maksimum 4 km dan mampu merusak secara optimal dalam jangkauan 3 km.

Kondisi tanah Singapore mirip kepulauan Riau atau Riau bahkan lebih rentan dalam kawasan reklamasinya yang belum sepenuhnya padat, tapi tidak jadi alasan bagi Singapore menyiapkan arsenal pertahanan daratnya dengan MBT kelas berat milik Leopard 2 buatan Jerman yang banyak dipesan negara maju di dunia. 

Kita yakin Singapore tidak akan menyerang tetangganya dengan Tank kelas berat tersebut, bahkan setelah beberapa tahun pemakaian mungkin saja akan dilego semurah-murahnya pada negara tetangga yang "ngidam" pengen menikmati Lepoard tersebut dengan konsekwensi sanggup akan menerima kendaraan yang sejatinya telah menuntut biaya perawatan tinggi setelah pemakaian diatas 5 tahun. Semoga Indonesia tidak termasuk di dalamnya.

Jika mengacu pada permainan politik luar negeri yang diterapkan negara barat terhadap Rusia yang bermitra dengannya dalam beragam tekanan yang diperlihatkan AS dan barat tidak sepenuhnya hal itu menjadi kendalah sebab saat ini pun Turki sedang berusaha "mendapatkan" misil S-400 Rusia setelah AS memberlakukan sanksi pada Turki dengan menunda pembelian F-35 nya setelah melihat sikap dualisme Turki dalam menerapkan kebijakan terorisme global khususya di Timur Tengah. 

Selain itu Jerman juga tidak setuju Turki menggunakan Tank buatannya (Leopard 2A4) (katanya) untuk menumpas ISIS yang memanfaatkan momentum dalam krisis Suriah pada Desember 2016.

Negara-negara lain yang bekerjasama dalam pembelian alat militer Rusia juga aman-aman saja, misal India dan Aljazair tidak ada tekanan barat. 

Dengan demikian Indonesia bisa mengesampingkan trauma terhadap pembelian Su-30 dan Sukhoi 100 versi komersial yang memiliki peristiwa dramatis pada masa pemesanannya masing-masing.

Memori pengadaan Tank Scorpion 1994 - 1995

Persoalan dalam pengadaan dan pembelian Tank Scopripon Inggris pada 1994 - 1995 akhirnya terungkap. Masih segar dalam ingatan ketika media barat "The Guardian 7/12/2004" mengungkap dari persidangan di Inggris antara broker di Singapore (Chan U Seek) dengan Alvis Vickers (Produsen di Inggris) dalam pembelian 100 unit Tank Scorpion senilai Rp 2,8 trilun rupiah pada saat itu beberapa pejabat tinggi negara dan tokoh nasional diduduga terlibat di dalamnya namun tidak dapat dibuktikan sampai kini seperti tuduhan pada Tutut Soeharto memperoleh komisi sebesar Rp 291 miliar atas komisi 20% yang dituduhkan kepadanya.

Menurut aneka informasi paket Scorpion yang dibeli saat itu terdiri dari berbagai varian yaitu FV101 Scorpion dengan meriam atau kanon 70mm dan 90mm low pressure Cockerill MK3M-A1, kendaraan angkut pasukan FV103 Spartan, kendaraan evakuasi/ recovery FV106 Samson, versi ambulan FV104 Samaritan, serta varian logistik dan pembawa jembatan, berikut truk Bedford pengangkutnya.

Banyaknya uang yang komisi yang dikeluarkan Alvis menyebabkan harga beli Tank tersebut dinilai terlalu mahal. Akhirnya, ntuk 1 unit tank Scorpion yang memiliki canon berkaliber 72 mm itu pemerintah Indonesia harus membayar US$ 2,5 juta. Padahal pada tahun yang sama, Singapura membeli hanya dengan harga US$ 1 juta. 

Terlepas dari dugaan tersebut faktanya adalah Tank Scorpion itu menuai masalah. Salah satunya adalah tidak ada program alih teknologi, suku cadang yang langka akibat pemerintah Inggris sendiri justru menerapkan embargo dan biaya perawatan yang tinggi dan Tank tersebut "tergolek"  hingga 2014 sebelum masa pensiunnya tiba. 

Malaysia yang juga membeli hampir waktu bersamaan malah lebih cepat mengambil keputusan, pada 2014 telah pensiunkan seluruh armada Scorpion Tank mereka karena alasan biaya perawatan yang sangat tinggi.

Meski demikian industri militer Indonesia tidak tinggal diam, menurut informasi pada Januari 2017 Scorpion telah dimodifikasi di beberapa bagian sehingga sudah dapat dipakai kembali.

Atas dasar pertimbangan di atas meskipun pemerintah telah memutuskan kerjasama berlanjut dalam pengadaan Kaplan semoga belajar dari sengkarut dalam pengadaan Scorpion (dan lain-lain kasus yang terkait korupsi dalam pengadaan alutsista yang tidak dapat disebutkan dalam artikel ini) tidak akan terjadi lagi dalam pembelian Tank modern ringan kali ini.

Semoga kerjasama dengan Turki ini bisa berjalan dengan mulus sesuai harapan. Tidak ada lagi fee, discount, upeti, hadiah, upeti atau apapun istilahnnya yang bersifat memperoleh keuntungan bagi pembuat rencana, pengatur pembelian, agen, pemilik anggaran dan petugas pengeluar dana dan sebagainya. 

Dengan demikian kepercayaan masyarakat (melalui DPR) akan lebih semangat menggelontorkan anggaran untuk Dephan pada RAPBN akan datang menjadi lebih menggelegar. Melebihi gelegar dentuman Canon 120 mm milik  T90 atau Leopard 2 (bekas) saat ini untuk pengadaan alutsista Tank di masa akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun