Terhadap kubu Prabowo Zulhas seakan mengirim makna sebuah godam panas menghantam kendaran politik koalasi Adil Makmur sehingga menyebabkan para operator mesin politik Adil Makmur terasa terhenyak, mempersulit gerak koalisi Adil Makmur.
Terhadap kubu Jokowi Zulhas jelas mengirim pesan psikologis dan politik sangat banyak untuk kubu Jokowi. Secara psikologis, mengakui kemenangan paslon 01. Secara politis menyatakan dukungan kerjasama untuk pemerintah Jokowi .
Meski pengurus PAN secara diplomatis memutar balikkan kondisi seakan-akan langkah Zulhas hanya dalam kapsitas sebagai ketua MPR atau bukan mewakili partai atau sebagai upaya diplomasi tawar menawar (bargaining) bagi-bagi kekuasaan jika Prabowo menang aau kalah namun semua itu mudah menilainya, tak lebih sebagai omongan politik menghibur semata.
Belum selesai terkesima tiba-tiba muncul partai lain dalam koalisi Indonesia Adil Makmur juga ingin merapat kedalam koalisi Indonesia Kerja. Pada hari ini (26/4/2019) Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melakukan manuver yang sama. Said Iqbal bersama jajaran petinggi teras partai bertemu Jokowi dan berselfi bahagia di sana.
Meski dianggap terlambat tapi sama halnya dengan pesan psikologis dan politis yang ditebar Zulhas di atas. Setiap orang dengan sangat mudah membaca apa makna kunjungan tersebut secara psikologis dan politis.
Meskipun cubitan itu kecil pengaruhnya bisa saja melengkapi "tamparan" ke arah Amin Rais yang sedang mati-matian menegakkan keadilan dalam versinya, padahal Amin mirip menegakkan benang basah.
Kini ke dua partai dipastikan "mengungsi" dari tenda Indonesia Adil Makmur. Apa jadinya jika Demokrat melakukan hal yang sama... Apalagi yang diperjuangkan Amin Rais?
Jadi kasihanilah Amin Rais..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H