Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Apa Motif Trump di Balik Pertemuan AS-Korut?

29 Mei 2018   00:17 Diperbarui: 29 Mei 2018   01:43 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi : cdn.theatlantic.com

Rencana pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (Trump) dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un (Kim) ternyata sudah dirintis jauh-jauh hari setidaknya 3-4 bulan sebelum rencana pertemuan diadakan pada 12 Juni 2018 nanti di Singapore.

Sayangnya ketika Korut sedang percaya diri dan konsisten dengan program dan langkah-langkah ditetapkan AS tak disangka pejabat tinggi AS mengeluarkan statemen yang membuat Korut merasa tersinggung seperti diutarakan wakil presiden AS, Mike Pence. Dalam pernyataannya entah karena terlalu percaya diri mengatakan Korut jangan mempermainkan Trump dengan mencari-cari alasan pembatalan pertemuan. "Mempermainkan AS bisa membuat Korut seperti Libya," kata Pence dalam sebuah penggalan pernyataannya di kutip di berbagai media massa pada 22 Mei 2018.

Melihat sikap AS sepertinya  terus mendikte, pejabat Korea mengatakan melalui kantor berita KCNA bahwa Korut tidak perlu bersusah-payah memaksa dan membujuk AS duduk bersama kami bagi terlaksananya dialog." Bahkan dalam sebuah pernyataan keras sekali salah satu pejabat Korut mengatakan Pence itu tidak tahu apa-apa dan bodoh.

Meski situasi rencana pertemuan memburuk, Korut tetap komit menghancurkan beberapa fasilitas nuklirnya dan membawa sejumlah wartawan luar negeri meliput kegiatan tersebut sebagai wujud komitmen  terhadap program denuklirisasi semenanjung Korea. Namun demikian beberapa media masih melihat Korut sedang membuat pencitraan.

Akhirnya kepastian pertemuan Trump - Kim pun terjawab sudah. Rencana tersebut tetap terlaksana dan akan berlangsung sebagaimana telah disiapkan yakni di Singapore pada 12 Juni 2018.

Jika dikaitkan dengan beberapa informasi berikut ini beberapa "benang merah" (berupa tanda) kita akan temukan motif apa sesungguhnya dibalik pertemuan tersebut dapat tercium aromanya. Mari perhatikan beberapa hal saja :

Tokoh utama penggerak pertemuan Trump dan Kim adalah :

  1. Dari Korsel : Menteri Urusan Unifikasi Korea (Ryoo Kihl Jae) - Presiden Korea Selatan (Moon Jae-in) -Penasihat keamanan nasional Korea Selatan (Chung Eui-Yong).
  2. Dari Korut : Adik perempuan Kim (Kim Yo Jong) - Istri Kim (Sol Ju) - Kepala intelijen Korea Utara (Suh Hoon)
  3. Dari AS : Menteri luar negeri (Pompeo) Ini adalah kunjungan ke dua Pompeo ke Korut dalam 2018 sampai saat ini. - Direktur CIA baru dipilih (Gina Haspel). Haspel sebelumnya menjabat sebagai Deputi Dirketur (2017). Haspel telah bekerja di CIA sejak 1985. Berdasarkan pengalman Direktur CIA sebelumnya (Pompeo) dilibatkan dalam negosiasi pertemuan Tump dengan Kim maka kemungkinan besar dia  dilibatkan dalam rencana awal tersebut.
  4. Jareth Kushner dan Ivanka. Keduanya terlibat dalam perencanaan tersebut. Hal ini disebabkan karena tidak ada Dubes AS untuk Korut maka Jareth dan Ivanka dilibatkan karena diyakini banyak tahu tentang Korea Utara dan Kim Jung Un.
  5. Dari China : (Xi Jinping) Presiden Tiongkok an Menlu (Wang Yi)

Siapakah 3 tahanan (Pahlawan) AS yang dibebaskan Korut

  1.  Kim Hak-song. Warga AS imigran dari China. Orang tuanya turunan Korea Utara. Dosen pengajar di Universitas Teknologi dan Sains Pyongyang (PUST). Dia itangkap sejak  6 Mai 2017
  2. Tony Kim (Kim Sang-duk). Warga negara AS imigran China kelahiran Kore Utara. Ditangkap sejak  23 April 2017. Dia juga seorang pengajar AKuntansi PUST.
  3. Kim Dong-chul alias Jin Xue Song. Dia seorang pengusaha AS, imigran dari China. Dia ditangkap sejak 2015. Dia dituduh berkolusi dengan Korsel mencuri informasi rahasia militer Korut.

Mengapa AS memilih Singapore

Wakil ketua Gedung Putih, Raj Shah, mengatakan pada Pers tentang alasan dipilihnya Singapore sebagai tempat pertemuan tersebut karena Singapore mampu memberi jaminan keamanan pada AS dan Korut. Negara ini punya hubungan yang baik dengan AS dan Korut, itu sebabnya Singapore menjadi pilihan tempat pertemuan bersejarah tersebut, sebutnya seperti dikutip di  sputniknews.

Singapore negara kecil tapi diakui modern dan maju dalam beberapa bidang, memang patut bangga terpilih sebagai tempat perhelatan bersejarah tersebut.  Begitu maju berkembangnya Singapore sehingga ada yang menyamakannya sebagai Switzerlandnya Asia. Hal ini tentu mengacau pada pesatnya pertumbuhan ekonomi dan indeks pembangunan manusia yang dicapai Singapore secara konsisten dalam satu dekade terakhir mirip perkembangan di Swiss.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun