Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tutup Buku Margaret Thatcher Penuh Kontroversi

18 April 2013   01:24 Diperbarui: 26 April 2019   07:03 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : metrotvnews.com

Margaret Thatcher memang milik Inggris dan dunia. Ia telah menorehkan sejarah hebat meskipun harus mengorbankan beberapa hal yang membuat sebagaian warga Inggris dan saingan politiknya tak berkutik dan merasa dirugikan akibat sejumlah kebijakan konservatifnya yang dinilai merugikan, misalnya prvatisasi BUMN dan sejumlah kebijakan fiskal yang tak populis lainnya.

Salah satu sejarah paling terkenal adalah ketika ia memutuskan tentaranya merebut kembali pulau Falkland (Malvinas nama yang diberikan Argentina) yang letaknya 3000 ribuan mil dari perairan Inggris. Argentina takluk dalam perang selama dua bulan pada 1982 lalu.

Akan tetapi kisah Margaret memang tak semulus dan seindah yang kita bayangkan. Sejumlah politkus di Parlemen Inggris memprotes pembatalan dengar pendapat yang telah disusun agendanya untuk didengar pada hari ini. Sejumlah anggota parlemen menolak keputusan PM menunda dengar pendapat tersebut.

Protes di parlemen pun menyeruak. Salah satu anggota parlemen membandingkannya dengan matan PM Churchill yang dianggap lebih nasionalis. "Churchill dalam kurun 100 tahun yang berhak dimakamkan secara kenegaraan karena mempersatukan negeri, sedangkan Margaret Thatcher menceraiberaikannya," kata John Healey dari Partai Buruh.

Selain itu, sejumlah warga yang melihat lintasan kereta pengangkut jenazah Margaret meneriakkan "hhuuuuuuuuu.." saat melintas di hadapan mereka.

Sejumlah warga lainnya menyesali kebijakan ekonomi dan finansial pada masa kepemimpinannya yang membuat resesi ekonomi dan tingkat pengangguran tertinggi dalam masa pemerintah Inggris sebelum dia.

Hendry Page, salah satu pensiunan guru yang tergabung dalam kelompok Chelsea Pensioners,  menyampaikan protesnya di depan katedral bersungut-sungut mengatakan "Lebih dari 10 juta Pon uang kita habis hanya untuk memakamkan Tory.."  (Tory adalah julukan mengejek untuk koloni yang mempertahankan sistem monarki Inggris.).

Dari Argentina, dikabarkan rakyat Argentina menyambut tepuk tangan tentang kematian Margaret. Sebagian wargaArgentina menyesali mengapa Margaret tidak diadili akibat kejahatannya dalam perang dengan Argentina. (Sumber :  http://internasional.kompas.com).

Lebih mengherankan lagi adalah kebijakan presiden AS, Barrack Obama hanya mengirimkan mantan luar negeri era Ronald Reagen (Gorge Shultz) yang tak kalah renta untuk menghadiri undangan tersebut mewakili pemerintah AS. Entah karena sedang terkonsentrasi dengan peristiwa Boston, yang jelas PM Netanyahu yang juga mengirimkan kepala Polisi nasionalnya ke Boston (untuk membantu investigasi) ternyata hadir dalam acara untuk Margaret. Sikap pemerintah AS kali ini menimbulkan tanda tanta besar di kalangan parlemen Inggris.

Dubes Argentina untuk Inggris menolak hadir undangan pemakaman tersebut. Entah karena masalah jumlah undangan terbatas ataukah karena solidaritas  dan isue nasionalisme rakyat Argentina pada umumnya, tak diketahui secara pasti apa penyebabnya.

Menurut informasi dari beberapa aneka media yang berhasil penulis rangkum, sang wanita besi itu diakhir hayatnya merasa terasing dan sangat ringkih hingga dipindahkan dari rumah tempat peristirahatannya di Grantham sejak 2002, hingga dipindahkan ke Ritz Hotel setelah natal 2012 lalu hingga menutup mata selamanya di atas tempat tidur di salah satu hotel berbintang paling top di pusat kota London.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun